Virus Corona
Keanehan Banjir Besar Wuhan Terkuak, Terjadi Saat Tim WHO Investigasi, Upaya Hilangkan Bukti Corona?
Banjir di Wuhan bertepatan dengan kedatangan tim pakar WHO ke Wuhan untuk menyelidiki asal usul virus Corona yang kini menjadi pandemi.
Vinayak menduga membuka pintu air begitu cepat adalah "agar semua bukti terhapus sebelum perwakilan WHO mengunjungi rumah sakit dan laboratorium Wuhan."
WHO Bungkam
Tim pendahulu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berada di ibu kota China Beijing akhir pekan lalu untuk meletakkan dasar penyelidikan asal-usul pandemi virus corona.
WHO mengatakan pekan lalu bahwa dua ahli - seorang spesialis kesehatan hewan dan seorang ahli epidemiologi - mulai bekerja Sabtu (11/7/2020) tetapi pada hari Minggu malam masih belum ada informasi mengenai nama spesialis yang diterjunkan, jadwal perjalanan, dan agenda mereka.
Pihak berwenang China juga tidak membuat pernyataan tentang kedatangan tim WHO tersebut.
Bahkan media China tidak memberitakan kedatangan pakar WHO ini.
Dan tidak ada lembaga China, termasuk Chinese Centre for Disease Control and Prevention, yang mengkonfirmasi bahwa mereka akan bertemu atau berunding dengan para ahli WHO.
Sebelumnya Associated Press melaporkan bahwa kedua pakar itu berada di Beijing pada hari Sabtu dan Minggu.
Misi mereka adalah bekerja dengan pejabat kesehatan dan ilmuwan China untuk mempersiapkan satuan tugas internasional yang dipimpin oleh WHO pada tanggal yang tidak disebutkan.
Kedatangan tim WHO tersebut secara luas dipandang sebagai cara untuk membawa lebih banyak transparansi dan kerja sama dalam pencarian asal-usul hewan dari virus, pertama kali diidentifikasi di Wuhan di China tengah akhir tahun lalu.
Beberapa anggota senior pemerintah AS menyalahkan China atas pandemi ini, termasuk membuat klaim virus tersebut dapat muncul di laboratorium Wuhan.
WHO juga mendapat kecaman, dengan Amerika Serikat - penyandang dana terbesar badan tersebut - pada hari Senin (6/7/2020) resmi mundur dari badan kesehatan PBB.
David Fidler, seorang sarjana hukum dan pakar kesehatan global, yang telah memberi nasihat kepada WHO, mengatakan keputusan AS mundur dari WHO, membuat WHO lebih sulit untuk menegosiasikan ketentuan-ketentuan misi internasional di China.
“Tanpa Amerika Serikat di WHO, WHO tidak memiliki pengaruh di sini. Ini dalam situasi yang sulit tentang seberapa banyak ia menari mengikuti irama yang diinginkan oleh pemerintah Tiongkok dan Partai Komunis, ” kata Fidler, yang merupakan asisten senior di Council on Foreign Relations, New York.
Namun, Wang Yiwei, direktur Institute of International Affairs and Centre for European Studies di Universitas Renmin, mengatakan penarikan Washington mungkin mendorong kerja sama China.