Virus Corona

Setelah Anies Baswedan, Giliran Achmad Yurianto Salahkan Masyarakat Soal Bertambahnya Kasus Covid-19

Setelah Anies Baswedan, giliran Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto salahkan masyarakat soal bertambahnya kasus covid-19

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Kolase TribunKaltim.co / Tribunnews
Setelah Anies Baswedan, Giliran Achmad Yurianto Salahkan Masyarakat Soal Bertambahnya Kasus Covid-19 

TRIBUNKALTIM.CO - Setelah Anies Baswedan, giliran Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto salahkan masyarakat soal bertambahnya kasus covid-19.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sempat kecewa terhadap warganya yang masih menganggap menganggap enteng Virus Corona.

Masyarakat Jakarta yang tak mengindahkan protokol kesehatan disebut jadi pemicu lonjakan kasus Virus Corona meningkat di Jakarta, Minggu (12/7/2020) kemarin.

"Ini suatu peringatan bagi kita bahwa kita harus lebih waspada lebih disiplin," kata Anies Baswedan.

"Jangan anggap ringan, jangan merasa kita sudah terbebas dari wabah covid, lonjakan ini, merupakan peringatan bagi kita semua," ucapnya menambahkan.

Setelah Anies Baswedan, kini giliran Achmad Yurianto menyalahkan masyarakat yang tak tertib mengenakan masker, sebagai penyebab tingginya kasus covid-19 di Indonesia.

Menurut Achmad Yurianto, jika protokol kesehatan tidak dilakukan, maka jumlah kasus covid-19 di Indonesia diperkirakan akan terus bertambah.

"Masih banyak masyarakat di sekitar kita yang belum menjalankan protokol kesehatan dengan baik," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Senin (13/7/2020).

"Masih banyak sekali yang belum disiplin dan belum konsisten menggunakan masker.

Ini yang menjadi salah satu penyebab penambahan kasus akan terus menerus terjadi," lanjut dia.

Achmad Yurianto kembali mengingatkan bahwa mengenakan masker dan menjaga jarak saat berkontak sosial merupakan langkah penting dalam pencegahan penularan covid-19.

Menjaga jarak setidaknya dilakukan sejauh satu hingga dua meter dari orang lain.

Kemudian, memakai masker harus dilakukan dengan benar, tidak menaik-turunkan masker atau menggunakan masker yang terlalu sempit.

"Kita ingatkan sekali lagi bahwa upaya untuk mengendalikan sebaran covid-19 adalah kesungguhan kita mematuhi protokol kesehatan.

Menjaga jarak satu hingga dua meter dengan orang lain, menggunakan masker secara benar," tambah dia.

Sebelumnya, Achmad Yurianto mengatakan, masih ada penambahan 1.282 kasus baru pasien positif covid-19 hingga Senin (13/7/2020).

Jumlah ini didapatkan dari hasil pemeriksaan terhadap 13.100 spesimen dalam 24 jam terakhir.

Sehingga secara akumulatif ada 76.981 kasus positif covid-19 di Indonesia sampai saat ini.

"Kami dapatkan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 1.282 orang, sehingga totalnya menjadi 76.981 orang," ujar Achmad Yurianto.

Achmad Yurianto juga mengungkapkan ada penambahan 1.051 pasien yang telah dinyatakan sembuh dari covid-19.

Dengan demikian, total pasien sembuh ada 36.689 orang hingga saat ini.

Kemudian, Achmad Yurianto menyatakan ada penambahan 50 pasien yang tutup usia setelah sebelumnya dinyatakan positif Virus Corona.

Sehingga jumlah total pasien meninggal dunia sampai saat ini menjadi 3.656 orang.

Sebanyak 1.282 kasus baru itu didapatkan dari pemeriksaan terhadap 13.100 spesimen terhadap 9.062 orang yang diambil sampelnya.

Ini berarti satu orang bisa diambil sampelnya lebih dari sekali.

Pemeriksaan spesimen kali ini terbilang lebih sedikit dari biasanya, yang sudah mencapai di atas 20.000 spesimen.

Adapun, total yang sudah diperiksa ada 1.074.467 spesimen terhadap 630.149 orang yang diperiksa.

Secara persebaran, DKI Jakarta dan Jawa Timur kembali mencatat jumlah penambahan harian tinggi.

DKI Jakarta mencatat 281 kasus baru, sedangkan Jawa Timur mencatat penambahan 219 pasien. Kemudian, Sulawesi Selatan dengan 124 kasus baru, Jawa Tengah dengan 100 kasus baru, dan Papua dengan 98 kasus baru.

Klaim Anies Baswedan jemput bola

Sementara itu terkait kasus Virus Corona di Jakarta, Anies Baswedan mengklaim penambahan kasus tersebut dilakukan dengan metode aktif case finding.

Pemprov DKI yang aktif melakukan tracing dan isolasi, bukan menunggu masyarakat yang datang ke fasilitas kesehatan.

"Artinya kita tidak menunggu pasien di faskes, puskesmas, tapi kita mengejar kasus positif di masyarakat, jadi jangan dianggap enteng," terangnya.

Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Ibu Kota mengalami lonjakan tertinggi kasus covid-19 pada Minggu (12/7/2020).

Terdapat temuan 404 kasus baru dengan perbandingan antara jumlah pasien positif dengan jumlah spesimen yang diperiksa atau positivity rate sebanyak 10,5 persen.

"Tadi pagi pada pukul 10 Dinas Kesehatan DKI melaporkan angka kasus baru yang muncul di Jakarta."

Tak Main-Main, Anies Baswedan Sanksi Lurah Grogol yang Beri Layanan Spesial ke Buron Djoko Tjandra

"Dalam seminggu terakhir ini kita tiga kali mencatat rekor baru penambahan harian."

"Dan hari ini adalah yang tertinggi sejak kita menangani kasus baru di Jakarta," kata Anies Baswedan lewat video conference, Minggu (12/7/2020).

Oleh karena itu, Anies Baswedan meminta masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Mulai dari memakai masker, menjaga jarak, cuci tangan, dan menghindari kerumunan.

"Dan yang paling penting jangan ragu untuk mengingatkan kepada siapa pun, kapan pun, di mana pun, ingatkan."

"Tegur bila tidak ada yang memakai masker, tidak jaga jarak, (tegur) bila isi ruangan lebih dari 50 persen kapasitas, bila tidak cuci tangan," tuturnya.

Menurut Anies Baswedan, masyarakat memiliki peran dalam menanggulangi pandemi, dengan mengikuti protokol kesehatan untuk memutus penyebaran virus.

Sehingga, lonjakan covid-19 tidak terus terjadi.

Karena, menurutnya bila angka penyebaran covid-19 terus melonjak, maka akan kembali terjadi pengetatan aktivitas masyarakat.

"Jangan sampai situasi jalan terus sehingga kita harus menarik rem darurat atau emergency break."

"Bila itu terjadi, kita harus kembali ke dalam rumah, kegiatan perekonomian terhenti, kegiatan keagamaan terhenti, kegiatan sosial terhenti."

"Kita semua yang akan merasakan kerepotannya bila situasi ini berjalan terus," ucapnya.

Sebelumnya, kasus positif covid-19 di Jakarta mengalami lonjakan, Minggu (12/7/2020).

Ada 404 kasus baru di Jakarta yang merupakan rekor baru di DKI.

Menurut Anies Baswedan, perbandingan antara jumlah pasien positif dengan jumlah spesimen yang diperiksa atau positivity rate melonjak dua kali lipat menjadi 10,5 persen.

Sebelumnya, positive rate di DKI Jakarta di bawah 5 persen.

"Sebagai catatan tanggal 4 sampai 10 Juni di Jakarta kita melakukan 21.197 tes dan positivity rate-nya 4,4 persen."

"Lalu tanggal 11 sampai 17 Juni sebanyak 27.091 dites dan tingkat positivity rate-nya 3,1 persen."

"18 sampai 24 juni 29.873 orang dites positivity rate-nya 3,7 persen."

"Kemudian 25 Juni sampai 1 juli ada 31.085 orang dites dan positivity rate-nya 3,9 persen."

"Dan 2 juli sampai 8 juli ada 34.007 orang dites positivity rate-nya 4,8 persen," paparnya.

Bukan Jawa Timur atau Jakarta, IDI Beber Kasus covid-19 Tertinggi Ada di Kalimantan, Ini Ulasannya

Secara keseluruhan, angka positif di DKI mencapai 14.517.

Sementara, pasien sembuh ada 9.200, dan 691 meninggal.

Secara nasional pada hari yang sama kasus positif covid-19 bertambah 1.681 orang, sehingga total menjadi 75.699 kasus.

Jumlah pasien sembuh mencapai 919 pasien, sehingga akumulasi kasus sembuh sebanyak 35.638 orang. Sementara yang meninggal dunia terdapat 71 jiwa sehingga menjadi 3.606 orang.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yuri: Masyarakat Belum Disiplin Pakai Masker, Kasus covid-19 Terus Bertambah", https://nasional.kompas.com/read/2020/07/13/18042271/yuri-masyarakat-belum-disiplin-pakai-masker-kasus-covid-19-terus-bertambah.
Penulis : Dian Erika Nugraheny
Editor : Fabian Januarius Kuwado
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved