Mahasiswa Demo PDAM
Luapkan Kekesalan Akibat Tagihan PDAM Membengkak, Mahasiswa Bakar Baju di Tengah Jalan
Puluhan aliansi mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar unjuk rasa di Kantor PDAM Kota Balikpapan, Rabu (15/7/2020).
Penulis: Zainul |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Puluhan aliansi mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar unjuk rasa di Kantor PDAM Kota Balikpapan, Rabu (15/7/2020).
Dalam kegiatan unjuk rasa yang dikawal ketat aparat gabungan itu, para mahasiswa peserta demo sempat membakar baju mereka di tengah jalan raya.
Hal itu sengaja meraka lakukan sebagai bentuk ungkapan rasa kesal sekaligus protes terhadap PDAM yang dianggap mengeluarkan kebijakan konyol saat ekonomi masyarakat dicekik oleh wabah Virus Corona ( covid-19 ).
Mereka menilai PDAM Balikpapan lalai dalam bekerja dan membuat kebijakan sesuka hati yang kemudian berujung pada pembengkakan terhadap pembayaran tagihan air PDAM.
"Ini bentuk protes dan kekesalan kami teman-teman, harusnya PDAM buka mata dan buka hati di tengah pandemi seperti ini semua ekonomi masyarakat merosot, instansi lain peduli dengan kondisi masyarakat, PDAM malah naikkan tarif iuran," teriak salah satu peserta demo menggunakan alat pengeras suara yang kemudian disambut seruan "betul" oleh para peserta demo lainnya.
Baca juga: Masuk Fase New Normal, Kejati Kaltim Kembali Usut Kasus Pembangunan Sirkuit Batu Putih
Baca juga: Anggaran Penataan Kawasan Kumuh Minim, 12 Kelurahan di Balikpapan Masuk Kategori Ini
Usai berorasi di depan kantor PDAM, para peserta demo kemudian berjalan memasuki halaman kantor PDAM kemudian duduk lesehan di depan pintu masuk gedung kantor PDAM.
Di sana mereka disambut oleh sejumlah staf PDAM, namun para mahasiswa menolak dan mendesak agar bertemu langsung dengan Dirut PDAM guna meminta kejelasan terhadap kenaikan tarif PDAM.
"Kami tidak ingin bertemu dengan Anda. Mana Dirut PDAM kami hanya mau bertemu dengan Dirut PDAM bukan dengan staf seperti kalian," kata para peserta demo.
Setelah beberapa menit kemudian, Dirut PDAM kota Balikpapan Haidir Efendi akhirnya keluar dan menghadapi rombongan peserta demo yang telah dikawal ketat oleh aparat gabungan.
Di hadapan para mahasiswa, Haidir Efendi menjelaskan kenaikan tarif PDAM adalah kebijakan yang dilakukan oleh pihaknya lantaran imbas dari work from home (WFH) selama ini.
Saat perhitungan tarif, pihaknya melakukan sistem perkiraan dan tidak melihat atau membaca meteran di lapangan.
"Kebijakan untuk tidak membaca real langsung karena kemarin kita work from home untuk mengantisipasi petugas kami tertular covid-19 di masyarakat.
Baca juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemkot Balikpapan Hanya Terima Pasien Covid-19 dengan Kondisi Berat