Mahasiswa Demo PDAM
Tagihan Pelanggan PDAM di Balikpapan Membengkak, Dirut Sebut WFH Jadi Penyebabnya
Tagihan pembayaran air PDAM kota Balikpapan menuai polemik lantaran dianggap mengalami kenaikan yang sangat signifikan.
Penulis: Zainul |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Tagihan pembayaran air PDAM Balikpapan menuai polemik lantaran dianggap mengalami kenaikan yang sangat signifikan.
Bahkan lantaran pembekakan tagihan air PDAM tersebut membuat aliansi mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tergerak untuk melakukan aksi protes dan berdemonstrasi di Kantor PDAM Balikpapan pada Rabu, (15/7/2020).
Puluhan mahasiswa meminta kejelasan mekanisme pembayaran tagihan air PDAM yang dianggap menguras kantong masyarakat di tengah pandemi Virus Corona ( covid-19 ).
Salah satu pelanggan PDAM Kota Balikpapan mengaku biasanya setiap bulan ia hanya membayar tagihan air PDAM sebesar Rp 75 ribu rupiah, namun tiba-tiba saja naik sebesar Rp 2,5 juta.
"Aneh memang PDAM ini, masa tagihan air saya naik Rp 2,5 juta padahal sebelumnya saya hanya bayar Rp 75 ribu tiap bulan.
Baca juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemkot Balikpapan Hanya Terima Pasien Covid-19 dengan Kondisi Berat
Baca juga: Kronologi Kepala Bappeda Jatim Meninggal Akibat Virus Corona, Ini Permintaan dan Janji Khofifah
Padahal pemakaian air di rumah saya normal-normal saja sepeti biasa hanya untuk mandi dan kebutuhan sehari-hari," kata Linda, salah satu pelanggan PDAM.
Sementara itu, setelah mendapat desakan dari para peserta demo, Direktur PDAM Balikpapan, Haidir Efendi akhirnya buka suara dan menjelaskan penyebab terjadinya pembekakan tarif PDAM.
Menurut Haidir Efendi, salah satu penyebab utama kenaikan tarif PDAM lantaran kebijakan oleh pihaknya yang melakukan sistem baca estimasi atau perkiraan jumlah tagihan 6 bulan terakhir kemudian dibagi dengan nilai tagihan 6 bulan berikutnya.
Hal itu dilakukan, menurut Haidir Efendi, lantaran kebijakan fork from home (WFH) guna mengantisipasi penyebaran Virus Corona.
"Bukan kekeliruan tetapi kebijakan tidak membaca riil langsung karena kita kemarin harus work from home khawatir dengan risiko petugas kami atau masyarakat terpapar virus yang risikonya di masyarakat.
Akhirnya kita ambil kebijakan tadi yaitu sistem baca estimasi. Jadi estimasi itu perkiraan pembacaan 6 bulan sebelumnya dibagi 6, jadi dirata-ratakan itulah ketemu pasti ada selisih. Itukan bukan dukun ya pasti ada selisih lebih atau juga selisih kurang," katanya
Dia juga menyebutkan pihaknya akan mengusulkan pergantian Perda PDAM Balikpapan kepada Pemerintah Kota agar segera diganti.
Sebab di dalamnya diakui banyak terdapat peraturan tentang tagihan PDAM yang bertentangan dengan aturan perundang-undangan.