Virus Corona di Tarakan

Kemungkinan Penularan Covid-19 Lewat Airborne, Dokter Spesialis Paru RSUD Tarakan Imbau Jangan Panik

Kemungkinan penularan covid-19 melalui airborne masih tahap penelitian, Dokter Spesialis Paru di RSUD Tarakan, Diana Kurniasari Sagita; jangan panik

Penulis: Risnawati | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, RISNAWATI
Dokter Spesialis Paru RSUD Tarakan, dr Diana Kurniasari Sagita 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN- Kemungkinan penularan covid-19 melalui airborne masih tahap penelitian, Dokter Spesialis Paru di RSUD Tarakan, dr Diana Kurniasari Sagita imbau masyarakat jangan panik.

"Statement dari WHO itu tanggal 9 Juli 2020 memang seperti kita tahu bersama maksudnya untuk virus jenis ini terhitung baru kemudian juga mempunyai sifat atau karakteristik sendiri, unik gitu ya, jadi memang masih terus dikembangkan penelitian-penelitian," ujar dia, Jumat (17/7/2020)

Diketahui, WHO mengeluarkan statement yang menyatakan kemungkinan, artinya masih memungkinkan Sars-Cov2 ditularkan melalui airborne. Namun dalam pernyataan tersebut, kemungkinan-kemungkinan ini masih akan terus diteliti dan terus dikembangkan.

"Kenapa demikian? Sebab, dengan adanya statement seperti ini sebelum-sebelumnya juga pasti ada penelitian-penelitian. Nah beberapa penelitian tersebut itu juga yang diduga airborne itu lebih terkait dengan adanya aerosol seperti itu yang bertahan di udara," jelasnya.

Baca juga; UPDATE Virus Corona di Tarakan, Penularan Melalui Airborne Masih Diteliti, Boleh Pakai Masker Kain

Baca juga; Tak Ada Cartridge Covid-19, Pemeriksaan Sampel Swab Gunakan Mesin TCM RSUK Tarakan Terhambat

"Nah ternyata dari hasil penelitian pun tidak disebut di udara tersebut misalnya pada tindakan-tindakan medis yang menghasilkan aerosol. Itupun ada penelitian yang menyebutkan juga tidak ketemu ini virusnya. Nah penelitian jenis lain misalnya tindakan yang tidak menghasilkan aerosol ditemukan juga," sambungnya.

Ia melanjutkan, pada penelitian yang lain juga mengungkapkan mungkin juga masih ada keterkaitan misalnya kolaborasi antara droplet dengan airborne. Misalnya ada peneliti yang mengatakan mengenai kelas paduan suara.

"Misalnya ada kelas paduan suara meskipun mereka sudah melakukan physical distancing terus kemudian pola-pola hidup sehat, hidup bersih itu sudah dilakukan pada saat proses paduan suara tapi kok masih bisa kena.

Nah itu sebenarnya masih dalam rangkaian untuk mencari tahu dan WHO sendiri pun akhirnya menyatakan kemungkinan airborne pada kasus Sars-Cov2 itu mungkin aja benar-benar kondisi ruang tertutup atau pada ruangan yang ramai ada ventilasi yang kurang baik," lanjutnya.

Namun, berdasarkan pernyataan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, WHO sendiri juga masih belum menyebutkan secara pasti bahwa benar covid-19 menular secara airborne, sehingga hal ini masih dalam tahap penelitian.

Baca juga; Pasien Sembuh di Tarakan Bertambah Dua, Salah Satu Bukan Warga Tarakan

Baca juga; Catherine Wilson Ditangkap, Polisi Temukan Dua Paket Diduga Sabu, Manajer Artis Mengaku Belum Tahu

Begitu pula dengan penggunaan masker yang digunakan di mana saja dan kapan saja. Itu juga merupakan salah satu standard precaution untuk mengantisipasi masuknya virus-virus.

Juga terkait ventilasi, sebisa mungkin ventilasi ruangan itu juga harus bagus. Paling tidak, adanya sinar matahari yang masuk.

"Dan yang penting juga kebersihan tangan, kita kan sering ndak sadar habis megang apa gitu, belum cuci tangan kita sudah memegang daerah mata, hidung atau mulut, itu kan yang tetap harus diingatkan kembali.

Dan yang gak kalah penting adalah menjaga jarak atau physical distancing itu, itu masih harus tetap kita sampaikan juga," tuturnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved