Virus Corona
Perpanjang PSBB Transisi, Anies Baswedan Punya Rencana Baru untuk Toa Masjid, Efeknya Bisa Dahsyat
Perpanjang PSBB transisi, Anies Baswedan punya rencana baru untuk toa masjid, efeknya bisa dahsyat
TRIBUNKALTIM.CO - Perpanjang PSBB transisi, Anies Baswedan punya rencana baru untuk toa masjid, efeknya bisa dahsyat.
Kasus Virus Corona atau covid-19 di Jakarta kembali menunjukkan grafik peningkatan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun berencana menggunakan ribuan toa masjid untuk mengumumkan protokol kesehatan.
Jika dilakukan secara rutin, Anies Baswedan yakin akan berdampak luar biasa untuk mengendalikan penularan Virus Corona atau covid-19.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin protokol pencegahan covid-19 diumumkan melalui pengeras suara atau toa masjid dan musala.
Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mencegah penularan SARS-CoV-2.
• Pembunuh Editor Metro TV akan Terkuak, Polda Metro Jaya Beber Kapan Hasil Olah Ponsel - CCTV Keluar
• Kabareskrim Listyo Sigit Ungkap Sikap ke Teman Seangkatan di Polri yang Terkait Kasus Djoko Tjandra
• Tanpa Kasus Baru Virus Corona Daerah Ini Mau Bubarkan Gugus Tugas Covid-19, Ganjar Pranowo Bereaksi
• Kabar Gembira, Anak Buah Retno Marsudi Beber Vaksin Virus Corona dari China Sudah Tiba di Indonesia
"Semua masjid menggunakan toa (pengeras suara) untuk mengumumkan mengenai kedisiplinan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak," kata Anies Baswedan dalam rapat evaluasi masa transisi PSBB yang diunggah di YouTube Pemprov DKI.
Anies Baswedan meminta anak buahnya berkoordinasi dengan seluruh pengurus masjid dan musala di Jakarta.
Dia juga meminta anak buahnya menyiapkan materi sosialisasi untuk dibagikan kepada seluruh masjid dan musala.
Nantinya, seluruh masjid dan musala diharapkan mengumumkan protokol pencegahan covid-19 secara serentak pada pagi, siang, sore, dan malam hari.
"Bayangkan se-Jakarta, 9.000 musala dan masjid itu mengumumkan 4-5 kali sehari. Saya rasa kedengaran itu," ujar Anies Baswedan.
Anies Baswedan telah memutuskan untuk kembali memperpanjang PSBB pada masa transisi fase pertama.
PSBB transisi diperpanjang selama dua pekan, terhitung sejak 17 Juli sampai 30 Juli 2020.
Ada beberapa pertimbangan yang menyebabkan Jakarta kembali memperpanjang PSBB transisi fase 1.
Pertama, rata-rata positivity rate yang meningkat jadi 5,9 persen pada pekan terakhir pelaksanaan PSBB transisi sebelum diperpanjang.
Pertimbangan lainnya, kata Anies Baswedan, penggunaan tempat tidur untuk pasien covid-19 di rumah sakit rujukan meningkat 11 persen pada pekan terakhir dibandingkan pekan sebelumnya.
Penggunaan tempat tidur ini menunjukkan bahwa jumlah pasien positif covid-19 dengan gejala ringan dan sedang meningkat.
Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah angka reproduksi (Rt) covid-19 yang meningkat.
Anies Baswedan berujar, Rt yang beberapa pekan terakhir selalu di bawah 1 naik menjadi 1,15 per 12 Juli 2020.
Pada masa perpanjangan PSBB transisi, Pemprov DKI akan menunda sejumlah kegiatan yang seharusnya mulai diizinkan beroperasi, salah satunya bioskop.
Anies Baswedan juga mengimbau warga untuk saling mengingatkan dan menegur warga lainnya yang tidak mematuhi protokol kesehatan covid-19.
Permintaan DPRD DKI
Tingginya kasus harian covid-19 atau virus Corona di DKI Jakarta ternyata membuat khawatir kalangan DPRD DKI Jakarta.
Permintaan agar Anies Baswedan mengembalikan kebijakan PSBB seperti awal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Achmad Yani.
Saat ini, statusnya masih perpanjangan PSBB transisi fase satu yang dimulai dari Jumat (3/7/2020) sampai hari ini atau Kamis (16/7/2020).
• NEWS VIDEO Kisah Tragis Terungkap di Mata Najwa, Sekeluarga Positif Corona
• Di Mata Najwa, Driver Ojol Tak Percaya Data Najwa Shihab Soal Virus Corona, Ini yang Ditakutinya
• Khofifah Bocorkan Hasil Rapat Soal Virus Corona dengan Jokowi, Warga Jawa Timur Siap-siap Disanksi
• Bukan Hanya Hapus New Normal, Achmad Yurianto Beber Istilah Pengganti ODP, PDP dan OTG Virus Corona
Achmad Yani mengaku, khawatir dengan kasus harian covid-19 karena jumlahnya tetap tinggi.
Puncaknya pada Minggu (12/7/2020) lalu, kasusnya mencapai 404 orang per hari.
“Kebijakan ini harus dievaluasi lagi oleh pak Anies. Kalau masyarakat tidak disiplin, sebaiknya kembali saja lagi ke PSBB,” kata Yani berdasarkan keterangan yang diterima pada Kamis (16/7/2020).
Yani mengatakan, salah salah pemicu lonjaknya kasus covid-19 di DKI Jakarta pada masa PSBB transisi adalah banyaknya jumlah pelanggaran protokol kesehatan.
Terutama di transportasi publik dan juga pusat keramaian seperti pasar dan perkantoran.
Kekhawatiran PKS bukan tidak berdasar, kapasitas rumah sakit yang ada di Jakarta jumlahnya terbatas dan juga jika lonjakan jumlah menjadi tidak terkendali, maka ekonomi juga akan terdampak langsung.
Namun Yani mengingatkan pentingnya ketegasan pemerintah dalam melakukan pengawasan.
• Resmi Dicopot Kapolri Berikut Profil Brigjen Prasetijo Utomo, Seangkatan Kabareskrim & Krishna Murti
• Pilpres 2024, Refly Harun Ungkap Ganjar Diusung Megawati Jika Penuhi Syarat Ini, Nasib Mirip Jokowi
Jika ada yang melanggar, maka harus diberi hukuman yang jera sehingga masyarakat akan patuh dan enggan melanggar protokol kesehatan.
Misalnya lanjut Yani, anggap saja orang-orang yang enggan memakai masker saat keluar rumah, baik itu ke mall, tempat ibadah, dan tempat-tempat keramaian lainnya sebagai tindakan yang membahayakan orang lain.
Selain itu, DKI juga harus mencaput izin secara permanen bagi tempat usaha yang tidak menerapkan protokol kesehatan.
“Kami rasa dengan begitu semua pihak akan berpikir jika ingin melanggar protokol kesehatan,” ujar Yani yang menjabat sebagai anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini.
Sementara itu, Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta menilai, kemungkinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bakal mengeluarkan kebijakan rem mendadak (emergency brake policy).
Kebijakan ini dikeluarkan untuk menyikapi tingginya angka kasus covid-19 harian di Jakarta.
“Saya bilang memungkinkan (kebijakan rem mendadak), kita tunggu keputusannya yah,” kata anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Syarif.
Meski ada rem mendadak, namun Syarif menduga kegiatan sektoral tetap berjalan.
• BURUAN! Ini kode Redeem Free Fire Juli 2020 dan Cara Daftar Free Fire Advance Server, Waktu Terbatas
• Jadi Petunjuk Penting Kematian Editor Metro TV, Polisi Periksa 10 Pisau di Warung Dekat TKP
Artinya rem mendadak nanti bukan mengembalikan situasi Jakarta seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada April-Mei lalu.
Saat itu, DKI hanya mengizinkan 11 sektor usaha beroperasi, membatasi jam operasional angkutan umum, menutup rumah ibadah, mal, perkantoran dan sebagainya.
Namun dengan adanya rem mendadak nanti, DKI akan kembali mengoptimalkan pemeriksaan surat izin keluar masuk (SIKM) di angkutan pribadi.
“Saya ragu menerapkan kebijakan rem mendadak secara penuh (seperti PSBB awal), tapi nanti yang sektoral. Tidak ada penutupan portal, tapi nanti (pemeriksaan) SIKM akan muncul lagi,” ujar Syarif yang juga menjadi Sekretaris Komisi D DRPD DKI Jakarta ini.
Kata dia, kebijakan rem mendadak sektoral dikeluarkan dengan harapan perekonomian di Jakarta terus menggeliat.
Di sisi lain, masyarakat tetap mematuhi ketentuan pencegahan covid-19 yakni sikap 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui bahwa kasus harian covid-19 pada Minggu (12/7/2020) berada di angka tertinggi mencapai 404 orang.
Bahkan tingkat positivity rate saat ini naik dua kali lipat menjadi 10,5 persen, padahal standar Organsiasi Kesehatan Dunia (WHO) maksimal lima persen.
Melalui siaran YouTube Pemprov DKI Jakarta, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI itu kemudian memberikan klarifikasi soal covid-19 di daerahnya.
“Tadi pagi pada pukul 10.00, Dinas Kesehatan melaporkan kasus baru di Jakarta. Dalam seminggu terakhir ini, kita tiga kali mencatat rekor baru penambahan (covid-19) harian,” kata Anies pada Minggu (12/7/2020).
“Hari ini adalah yang tertinggi sejak kita menangani kasus di Jakarta, ada 404 kasus baru,” lanjut Anies.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anies Ingin Kampanye Pencegahan Covid-19 Diumumkan 4-5 Kali Sehari Lewat Toa Masjid", https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/20/14132181/anies-ingin-kampanye-pencegahan-covid-19-diumumkan-4-5-kali-sehari-lewat?page=all#page2.