Pria Ini Disiksa Istrinya Sampai Tewas Karena Mau Kawin Lagi, Sempat Hilang 2 Hari Jelang Pernikahan

Seorang wanita ditangkap karena diduga menyiksa suaminya sampai tewas setelah suaminya menyampaikan niatan ingin menikah lagi.

Editor: Doan Pardede
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi Jenazah 

TRIBUNKALTIM.CO - Seorang pria di tewas disiksa istrinya sampai tewas gara-gara berniat kawin lagi dengan perempuan lain.

Peristiwa mengenaskan ini terjadi di Mesir.

Seorang wanita di Mesir ditangkap karena diduga menyiksa suaminya sampai tewas setelah suaminya menyampaikan niatan ingin menikah lagi.

Melansir Gulf News, korban adalah seorang pensiunan, berusia 63 tahun.

NEWS VIDEO Viral, Masih Lajang Usia 70 Tahun, Kakek Ini Nikahi Gadis 20 Tahun, Maskawin Rp 9,3 M

Gegara Utang Mas Kawin Rp 42 Juta, Suami di India Jual Ginjal Istrinya, Ini Kronologisnya

Video Viral, Pernikahan dengan Maskawin Sandal Jepit & Segelas Air, Permintaan Mempelai Wanita

Untuk Menjaga Warisan tak Jatuh ke Pihak Lain Warga Kabupaten Kerinci Lestarikan Perkawinan Sedarah

Menurut laporan keluarga korban, pria itu menghilang dari rumahnya di Delta Nil Al Dakahlia, 2 hari sebelum rencana pernikahan keduanya dengan seorang wanita pada Kamis (23/7/2020).

"Pernikahan kakak saya tidak bahagia. Istrinya selalu bersikap kasar padanya," ungkap adik perempuan dari korban sebagaimana dikutip media lokal Mesir, Al Masry Al Youm.

"Istrinya menelantarkannya, menyuruhnya pindah ke apartemen terpisah. Dia memutuskan untuk menikah lagi karena mulai tidak bisa mengurus dirinya sendiri," imbuh adik perempuan korban.

Setelah dicari oleh keluarganya, korban ditemukan dalam keadaan telanjang, berbaring di lantai rumahnya dan dalam kondisi kritis.

Dia kemudian dilarikan ke rumah sakit.

"Setelah dia cukup sadar, dia mengatakan kepada kami bahwa istrinya dan kakak ipar laki-lakinya menyeretnya dan menyiksanya," klaim adik perempuan korban.

Korban pun meninggal tak lama di rumah sakit.

• Anies Baswedan Bocorkan Titik Paling Rawan Virus Corona di Jakarta, Bukan Pasar dan Tempat Hiburan

• Bupati Jember Faida tak Tinggal Diam Setelah Dimakzulkan DPRD, Apa Kata Mendagri Tito Karnavian?

Sebuah laporan rumah sakit mengatakan pria itu menderita pendarahan otak, pembekuan darah di kulit kepala akibat tumbukan benda padat dan tungkai kaki yang tidak mampu lagi bergerak.

Istri korban yang diduga pelaku penyiksaan dan pembunuhan itu, diketahui berusia 55 tahun, seorang administrator sekolah.

Sementara saudara laki-lakinya, adalah seorang penjual suku cadang mobil.

Keduanya membantah telah menyiksa dan membunuh korban.

Akhirnya, jaksa penuntut setempat memerintahkan penahanan atas tuduhan pembunuhan berencana.

Otopsi mayat korban pun dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian.

Sejauh ini, kekerasan dalam rumah tangga telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir di Mesir.

Fenomena itu meningkatkan kekhawatiran di negara konservatif Islam tersebut.

• Berhasil Naik Podium, Valentino Rossi Malah Bersitegang dengan Kru Yamaha, Ini yang Terjadi

• UPDATE Akhir Juli 2020, 4 Kode Redeem Free Fire, Ada Hadiah Ratusan Diamond, Ini Beda Cara Tukarnya

Pekan lalu, seorang ayah dengan kondisi mental yang tidak stabil diduga telah membunuh ketiga anaknya dengan menempatkan mereka di depan kereta yang melaju cepat di Provinsi Minya, bagian selatan Kairo.

Tahun lalu, pengadilan kriminal juga menjatuhkan vonis mati kepada seorang dokter setelah terbukti bersalah membunuh istrinya dan 3 anaknya di Delta Nil, Provinsi Kafr Al Shaikh, Mesir.

Polisi: Suami di Pamulang Aniaya Istri hingga Tewas karena Masalah Uang Kembalian

Kabar mengejutkan seputar hubungan suami dan istri juga datang dari tanah air, tepatnya dari Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel).

Polisi sebut kasus penganiyaan istri hingga tewas di Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) oleh suaminya dipicu masalah uang.

Kapolsek Pamulang Kompol Supiyanto mengatakan, Pelaku A (40) kesal terhadap istrinya Tayibbah (28) lantaran dianggap sering melakukan kesalahan saat melayani pembeli di toko sembako miliknya.

"Pelaku seringkali salah paham di saat istrinya melayani pembeli, kembaliannya suka lebih" ujar Kapolsek Pamulang Kompol Supiyanto saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/7/2020).

Karena merasa rugi, lanjut dia, A bertengkar dengan istrinya dan melakukan pemukulan.

Pelaku mengaku hanya menggunakan tangan kosong saat melakukan aksinya.

Kendati demikian, Supiyanto menyebut bahwa saat ini pihaknya masih terus mendalami motif penganiayaan tersebut.

"Masih terus kami dalami motifnya, baru keterangan sementara. Kami masih tunggu hasil otopsi dari RS Polri Kramat Jati dan meminta keterangan saksi-saksi lain," ungkapnya.

Sebelumnya, Tayibbah tewas pada Minggu (26/7/2020) dengan luka lebam di sekujur tubuhnya.

Polisi mendatangi kontrakan korban di kawasan Jalan Kubis 1, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan setelah mendapat laporan warga.

Warga melaporkan kasus itu lantaran melihat sejumlah luka lebam di tubuh korban yang sudah tidak sadarkan diri di dekat A.

"Warga lihat ada lukanya dan langsung telepon polisi," kata Supiyanto kemarin.

Berdasarkan pemeriksaan sementara polisi, di bagian wajah, perut, paha, dan tangan kanan korban terdapat luka memar dan lebam.

"Tidak ada luka tusukan dan senjata tajam. Semuanya luka memar," ungkapnya.

Jenazah korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk diotopsi.

Sementara tersangka dibawa Polisi ke Polsek Pamulang untuk diperiksa dan disidik lebih lanjut.

Supiyanto menyebutkan bahwa A telah mengakui perbuatannya. A memukul istrinya hingga tewas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berniat Poligami, Pria Ini Disiksa Istri sampai Tewas" dan Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi: Suami di Pamulang Aniaya Istri hingga Tewas karena Masalah Uang Kembalian"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved