Susah Sinyal, Anak-anak Desa Ini harus Jalan Kaki 2 Km dan Panjat Pohon supaya Bisa Belajar Online
Diapit dua gunung, desa ini susah sinyal, anak-anak harus bejalan kaki 2 km dan panjat pohon demi bisa belajar online.
Siswa SD belajar Luring (Luar Jaringan) (Facebook.com/Reni Rosari Sinaga)
Berikut ungahan selengkapnya:
KAMI BISA
KAMI BERJUANG
PANTANG MENYERAH..
Nun...jauh di sana..
Diapit gunung Simarsuppit dan gunung Simarsolpah...Kec.Raya berjarak lebih kurang 19 km dari Ibu kota Kabupaten Simalungun
Ada sebuah desa kecil namanya Desa BAHPASUNSANG. Penduduk nya lebih kurang 100 KK. Nah, Desa Bahpasunsang menjadi topik ceritaku ini.
Aku bercerita BUKAN tentang keasrian desa itu. Bukan tentang beningnya Bahkulistik dan Bahbolon di pinggiran desa itu. Bukan tentang Bahsiduaruang tempat istirahat nan teduh.
Aku juga bukan bercerita tentang banyaknya bencana longsor yang membuat akses lalu lintas yang amat "payah" menuju Desaku BAHPASUNSANG yang berada di antara Sondi Raya dan Sindaraya.
Aku bercerita tentang ANAK BANGSA yang ada di desa itu. Di Desa Bahpasunsang hanya ada satu gedung Sekolah Dasar.
Di masa Pendemi ini, siswa siswi SD tidak belajar di gedung Sekolah. Mereka taat aturan walau mereka bermukim di kelilingi hutan. Dan tetap belajar dengan luring....secara berkelompok dan mengikuti protokol kesehatan yang diatur oleh Kepala Sekolahnya Asni Selpiani Saragih dan Asni Marchello.
• Nasib Brigjen Prasetijo Utomo yang Bantu Djoko Tjandra, Kini Dipenjara, Cuma Bawa Tas Ransel
• Setelah Telpon Lesty Kejora, Rizky Billar Digoda Ibundanya, Nyanyikan Dapat Menantu Dangdut, Kode?
Nah... Proses Belajar Mengajar SD tidak ada kendala walau covid 19 masih berdampak.

Sejumlah siswa SD melaksanakan belajar secara Luring dengan menggunakan masker (Facebook.com/Reni Rosari Sinaga)
Lalu bagaimana denga SD, SMP dan Mahasiswa??
Inilah yang mau kuceritakan:
Untuk mencari SIGNAL mereka jalan kaki ke perbukitan hampir 2 km dari permukiman.