Kisah Pilu 3 Wanita Sukabumi, Dijanjikan Gaji Tinggi di Jakarta, Sekalinya Ditempatkan di Lokalisasi

Tiga orang wanita asal Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi diduga menjadi korban perdagangan orang.

Editor: Doan Pardede
TRIBUNMANADO/ANDREAS RUAUW
(ILUSTRASI) Dijanjikan pekerjaan dengan gaji tinggi di Jakarta, 3 wanita asal Sukabumi malah dijebloskan ke lokalisasi 

TRIBUNKALTIM.CO - Dijanjikan akan bekerja di Jakarta, tiga wanita ini malah ditempatkan di sebuah lokalisasi di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.

Tiga orang wanita asal Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi diduga menjadi korban perdagangan orang.

Kini kasus dugaan perdagangan orang tersebut sudah ditangani Polres Sukabumi Kota.

Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Cepi Hermawan, membenarkan adanya tiga orang perempuan asal Kota Sukabumi yang diduga menjadi korban perdagangan orang.

• Korban Sampai 70 Orang, Gunung Elai Paling Tinggi, Kapolres Bontang Atensi Kasus Penipuan Online

• Zaman Transparansi Masih Ada Warga jadi Korban Penipuan CPNS, Nenek S Bawa Kabur Rp 250 Juta

• 25 Wanita Dipotret Tanpa Busana, Pelaku Oknum Guru SMP dan Hasilnya Dijual ke Majalah Dewasa

• Terkuak Ayah Setubuhi Anak Kandung Gara-gara Mirip Ibunya, Sang Anak Buat Pengakuan Mengejutkan

"Iya, benar, ada laporan tiga orang wanita asal Kota Sukabumi yang menjadi korban perdagangan orang di Cianjur," singkatnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (5/8/2020)

Cepi mengatakan, saat ini sejumlah anggota Polres Sukabumi Kota tengah berada di lokasi kejadian.

Korban akan segera dibawa ke Mapolres Sukabumi Kota.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, ketiga mojang asal Kota Sukabumi itu menjadi korban perdagangan orang.

Mereka dijanjikan akan mendapatkan pekerjaan di Jakarta dengan penghasilan yang tinggi.

Namun bukannya diberangkatkan ke Jakarta dan bekerja sebagaimana yang sudah dijanjikan oleh pelaku, ketiga perempuan itu malah ditempatkan di tempat lokalisasi di Kabupaten Cianjur.

Kasus dugaan perdagangan orang tersebut dapat terbongkar setelah pihak keluarga dari para korban yang merasa curiga karena selama dua minggu tidak ada kabar dari para putrinya.

Pihak keluarga lalu mendatangi tempat ketiga perempuan itu berada di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. 

Karni Ilyas Kaget, Sosok Orang Kuat Beking Djoko Tjandra Blak-blakan Diungkap di ILC, Bukan Jenderal

MENGEJUTKAN! 9 Artis Indonesia Diduga Terlibat Prostitusi, Tak Melulu Soal Uang, Berawal Sakit Hati

Sopir ngaku HRD tipu calon pekerja perempuan

Kisah penipuan lain dengan iming-iming pekerja juga baru saja terjadi Cimahi awal Agustus 2020 ini.

Seorang sopir angkot mengaku sebagai HRD perusahaan menipu seorang wanita dengan meminta sejumlah uang dan dirimi foto bugil.

Korban penipuan sopir angkot yang ngaku HRD menceritakan pengalaman pahit yang dialaminya.

Perempuan tersebut dimintai uang total Rp 1,5 juta untuk biaya administrasi.

Bahkan korban juga diminta mengirim foto bugil untuk tes keperawanan.

Sambil menahan tangisnya, SA korban penipuan Human Resource Departement ( HRD) palsu, menceritakan pengalaman buruknya saat ditipu pelaku yang bermana Suherman (24).

"Awalnya saya melihat status WhatsApp teman saya tentang adanya lowongan pekerjaan di PT Ultra Jaya, saya tertarik. Kemudian saya mencoba dan direspons oleh pelaku di kolom komentar Facebook. Saya diminta untuk membuat lamaran," kata SA saat ditanyai oleh Kasat Reskrim Polres Cimahi, AKP Yohannes R Sigiro, Senin (3/8/2020).

LENGKAP Daftar Jawaban Soal Terkait Penerapan Pengamalan Sila Pancasila yang Sering Keluar Tes CPNS

Di ILC, MAKI Bocorkan Aliran Dana Diduga dari Djoko Tjandra ke Jaksa Pinangki, Jumlahnya Fantastis

Setelah membuat surat lamaran, pelaku meminta korban untuk bertemu di daerah Pertigaan Cimareme, Kabupaten Bandung Barat.

Pertemuan sudah dilakukan.

Pelaku kemudian kembali menghubungi korban dan mengatakan bahwa jika ingin cepat diterima di pabrik susu tersebut, korban harus mengirim biaya administrasi sebanyak Rp 1,5 juta.

"Awalnya saya kirim via Gopay senilai Rp 500 ribu. Setelah itu, ia kembali meminta foto bugil saya dengan alasan tes keperawanan," ucap SA.

"Setelah saya foto, keesokan harinya ia kembali meminta uang ke saya, jika tidak transfer maka saya diancam foto tersebut akan disebarluaskan," kata SA sembari menangis.

Kapolres Cimahi AKBP M Yoris Marzuki menginterogasi Suherman pelaku penipuan dan pencabulan yang mengaku sebagai HRD di satu perusahaan di KBB.
Kapolres Cimahi AKBP M Yoris Marzuki menginterogasi Suherman pelaku penipuan dan pencabulan yang mengaku sebagai HRD di satu perusahaan di KBB. (tribunjabar/daniel andrean damanik)

Karena takut dengan ancaman tersebut, SA kemudian kembali mentransfer uang tunai kepada pelaku penipuan dan cabul tersebur senilai Rp 1 juta.

Namun, meskipun sudah ditransfer, pelaku masih tetap menyebarluaskan foto tanpa busana korban di media sosial.

"Saya diancam, hidup saya tidak akan tenang. Sebanyak Rp 1,5 juta uang saya transfer. Saya sampaikan kepada yang lain agar jangan mudah percaya kepada orang yang baru dikenal dan jangan percaya pada lowongan kerja online. Semoga tidak ada korban lagi. Saya baru lulus sekolah, belum pernah bekerja," kata SA.

Sebelumnya diberitakan, Suherman (24), pria yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir angkot ini melakukan penipuan melalui berbagai cara dengan modus mengaku sebagai staf Human Resource Departement (HRD).

Tidak tanggung-tanggung, Suherman mengaku sebagai staf HRD satu perusahaan susu di Gadobangkong, Kabupaten Bandung Barat.

Kapolres Cimahi, AKBP M Yoris Marzuki menjelaskan modus yang dilakukan oleh pelaku ialah memasang iklan lowongan pekerjaan di akun facebook (FB) palsu.

"Ada 11 orang korbannya, semuanya perempuan. Korbannya dihubungi melalui chat di FB dan diminta uang senilai Rp 1.500.000 sebagai biaya administrasi dan diminta untuk foto tanpa busana dengan alasan untuk tes kesehatan," kata Kapolres Cimahi, AKBP M Yoris Marzuki, di Mapolres Cimahi, Senin (3/8/2020).

Seluruh korban diminta dan diperdaya untuk memberikan uang jutaan rupiah sebagai biaya administrasi.

Mirisnya, dari 11 korban tersebut, ada 4 orang yang berhasil diajak dan dipaksa oleh pelaku untuk berhubungan badan.

AKBP M Yoris Marzuki menambahkan aksi penipuan dan aksi cabul pelaku tersebut dilakukan sejak Februari 2020.

"Modus operandi yang dilakukan ialah mengiklan di kolom komentar FB. Setelah korban tertipu, pelaku mulai menghilangkan jejak dan juga mengancam korban jika tidak mengikuti arahannya akan menyebar foto tanpa busana dari korban," katanya.

Beraksi hampir 5 bulan, tepatnya pada 30 Juli 2020, pelaku ditangkap di Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat.

Pelaku juga melaksanakan aksi cabulnya di beberapa lokasi.

Kasat Reskrim Polres Cimahi AKP Yohannes Sigiro mengatakan pelaku menggunakan foto perempuan di akun FB-nya.

Setelah korban terperngaruh, pelaku langsung menghubungi korban dan menggelar video call.

"Pelaku ini memiliki dua peranan. Pertama sebagai HRD untuk urusan administrasi dan sebagai tim kesehatan untuk memeriksa kesehatan korban melalui cek fisik dalam kondisi bugil," kata AKP Yohannes R Sigiro.

Akibat perbuatannya, polisi menyangkakan tiga pasal terhadap pelaku. Pasal 372 KUHPidana, Pasal 378 KUHPidana, dan UU RI No 44 Tahun 2008 tentang pornografi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dijanjikan Kerja di Jakarta dan Digaji Tinggi, Tiga Wanita Sukabumi Dijebloskan ke Lokalisasi dan Sopir Angkot yang Ngaku HRD Minta Korban Setor Rp 1,5 Juta & Kirim Foto Bugil untuk Tes Keperawanan

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved