Operasi Patuh Mahakam Berakhir, Satlantas Polresta Samarinda Tindak 2.072 Pelanggaran
Operasi Patuh Mahakam 2020 akhirnya selesai dilakukan oleh jajaran Satlantas Polresta Samarinda, Kalimantan Timur
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Operasi Patuh Mahakam 2020 akhirnya selesai dilakukan oleh jajaran Satlantas Polresta Samarinda, Kalimantan Timur.
Operasi lalu lintas yang serentak dilakukan diseluruh wilayah Indonesia itu digelar selama 14 hari, sejak 23 Juli dan berakhir pada 5 Agustus 2020 lalu.
Hingga hari terakhir pelaksanaan Operasi Patuh, tidak banyak penindakan yang dilakukan oleh kepolisian, pasalnya pada penerapan Operasi Patuh tahun ini, pihaknya lebih mengedepankan upaya pencegahan dengan melakukan himbauan ke pengendara, terutama himbauan mengenai penerapan protokol kesehatan selama berkendara.
"Karena pandemi covid-19 masih belum berakhir, kita lebih banyak kegiatan himbauan daripada penindakan. Kita memang fokus terhadap kepatuhan pengendaran terkait protokol kesehatan," ucap Kasat Lantas Polresta Samarinda, Kompol Ramadhanil, Jumat (7/8/2020).
Baca Juga:14 Hari Operasi Patuh Mahakam 2020 Berakhir, Polres Berau Tilang 305 Pelanggar Lalu Lintas
Baca Juga:Aparat Polisi di Bontang 235 Kali Tilang Pengendara Nakal pada Operasi Patuh Mahakam 2020
Namun demikian, upaya penindakan tetap dilakukan pihaknya dengan sistem hunting terhadap pelanggaran secara kasat mata, diantaranya tidak menggunakan helm standar, melawan arah dan tidak menggunakan sabuk keselamatan.
Dari data yang ada, terdapat 332 penindakan berupa tilang, dan 1.740 penindakan berupa teguran, total terdapat 2.072 pelanggaran yang ditindak aparat.
Sedangkan angka kecelakaan selama Operasi Patuh diselenggarakan hanya terdapat satu kasus, korbannya alami luka berat dengan material kerugian mencapai Rp 500 Ribu.
"Upaya penindakan memang cukup minim kita lakukan. Sejauh ini kami selalu melakukan hunting ketika melakukan penindakan dengan tiga pelanggaran yang kami prioritaskan," tegasnya.
"Dengan kondisi seperti ini, operasi dengan menerapkan sistem stasioner riskan untuk diterapkan, karena dapat menimbulkan terjadinya penumpukan massa," sambungnya.
Terkait dengan kepatuhan pengendara mengenai protokol kesehatan. Pihaknya menilai, dari pantauan personel Satlantas di lapangan, pengendara di kawasan tengah kota sudah cukup menyadari mengenai pentingnya protokol kesehatan.
"Pengendara di kawasan pinggiran kota masih kurang patuh, untuk yang berada di tengah kota sudah cukup patuh menerapkan protokol kesehatan. Ya, pengendara yang tidak menggunakan masker masih ada kita temui," jelasnya.
Bahkan, perlahan lahan pengendara sudah mulai patuh dan disiplin untuk menjaga jarak selama berkendara. Hal ini terlihat di traffic light persimpangan Kesuma Bangsa dan Kantor Pos, pengendara menjaga jarak sesuai dengan garis pembatas yang telah dipasang.
"Sekarang baru dua titik, kami juga tengah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk memperbanyak garis pembatas di traffic light," pungkasnya. (*)
Baca Juga:Berjanji Patuhi Protokol Kesehatan, Pedagang Pasar Subuh Berau Diizinkan Berjualan di Tempat Semula
Baca Juga:Kadinkes Kukar Sebut Kasus Covid-19 di Kukar Masih Tinggi, Warga Diimbau Patuhi Protokol Kesehatan