Tunggu Kehadiran Pemerintah, Masyarakat Krayan Nunukan Meminta Solusi Soal Kelangkaan BBM

Sudah beberapa bulan terakhir ini masyarakat di daerah Krayan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).

Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/PURNOMO SUSANTO
Sudah beberapa bulan terakhir ini masyarakat di daerah Krayan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM). 

TRIBUNKALTIM.CO, MALINAU - Sudah beberapa bulan terakhir ini masyarakat di daerah Krayan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM).

Terutama jenis solar, masyarakat di daerah perbatasan dan pedalaman Indonesia ini terasa langka untuk mendapatkan benda tersebut.

Begitu pula BBM jenis premium. Padahal, program BBM satu harga sempat mampir di daerah ini.

Yelse (30), pria warga Krayan menceritakan awal mula kondisi ini berlaku. Disebutkan olehnya, pada Maret silam terjadi adanya oenutupan pintu masuk perbatasan dari Malaysia-Indonesia oleh pihak Malaysia.

Warga Kukar Dedi Nala Arung jadi Ketua Umum Oi Kalimantan Timur

Edisi Khusus Dikeluarkan Bank Indonesia untuk Rayakan HUT ke-75 RI, Ini Penampakan Uang Rp 75.000

“Ya, Pak. Awalnya, penutupan dilakukan oleh warga di Desa Bakelalan (Malaysia). Nah, mulaibdari situlah kondisi ini bermula,” ujarnya menceritakan kepada TribunKaltim.co, pada Senin (17/8/202).

“Penutupan itu dikarenakan, mereka meminta untuk seluruh barang dari Malaysia yang masuk ke Indonesia itu dilakukan oleh warga di sana (Bakelalan),” lanjutnya.

Sontak, dibeberkan Yelse, diatribusi seluruh barang ke Indonesia terhenti. Pasalnya, pintu masuk satu-satunya untuk membawa barang kebutuhan pokok itu melalui desa tersebut.

“Tiba-tiba ya langsung stop. Semua barang, termasuk BBM dan barang pokok lainnya berhenti masuk karena penutupan jalur itu. Dan, kondisi ini berlaku sampai hari ini,” katanya.

Belum ada solusi dari pemerintah, dituturkan Yelse mengenai kondisi ini. Untuk itu, ia meminta agar pemerintah dapat segera turun langsung menyelesaikan persoalan ini. Sebab, dampak negatif dari kondisi ini sudah terlalu luas.

“Jelas saja, 5 kecamatan di Krayan ini langsung terdampak dengan penutupan ini. Harga kebutuhan pokok melambung tinggi, BBM pun menjadi langka,” tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rajab warga Krayan menuturkan, berhentinya BBM dan sembakobdari Malaysia ke perbatasan Indonesia memberikan kesulitan bagi 5 kecamatan yang ada di daerah Krayan.

“Kalau tidak salah, stop masuknya barang itu sejak awal Maret lalu. Pas baru-barunya Covid-19,” ujarnya saat diwawancara awak Tribunkaltim.co melaluibtelepon selularnya, pada Minggu (16/8/2020).

HUT RI, TP PKK dan BPBD Kutim Dipimpin Plt Bupati Kasmidi Bulang Bagikan 10.000 Masker di Jalan

Patuhi Protokol Kesehatan, Pusamania Dilarang Hadir ke Segiri Saksikan Borneo FC Berlatih

“Setelah distop itu, seluruh aktifitas yang menggunakan BBM, khususnya jenis solar terhenti. Kalau yang masih ada stok solar bisa menggunakan cadangannya. Bagi yang tidak, ya stop,” lanjutnya.

Misalnya saja, disebutkan Rajab, aktifitas penggunaan generator listrik di rumah-rumah warga yang terhenti karena tidak ada pasokan solar. Sehingga, ada rumah-rumah warga yang gelap gulita karena tidak ada solar.

“Sebab, mesin diesel milik PLN juga sempat tidak beroperasi maksimal karena keterbatasan solar. Jadi, saat tidak maksimal itu dan warga yang membutuhkan listrik ya pasti tidak dapat listrik. Ditambah, generator listrik warga juga kehabisan solar,” tandasnya.

(TribunKaltim.co)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved