TRAGIS! Meriahnya Perayaan HUT ke-75 di Daerah Ini Berubah Mengerikan, 3 Orang Tewas dan 20 Terluka
Dari jumlah tersebut, 3 orang dilaporkan tewas, sementara 20 di antaranya luka berat dan ringan
TRIBUNKALTIM.CO - Perayaan 17 Agustus Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak, Banten yang awalnya berlangsung meriah berakhir tragis.
Setidaknya 23 orang tersambar petir usai pertandingan sepakbola
Dari jumlah tersebut, 3 orang dilaporkan tewas, sementara 20 di antaranya luka berat dan ringan.
Kapolsek Cilograng, Iptu Asep Dikdik mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Senin (17/8/2020) sekitar pukul 16.30 WIB.
• Badai Petir di India, 116 Orang Tewas dalam 24 Jam, BMKG Ungkap Badai akan Kembali Datang
• Berteduh di Bawah Pohon, Satu Keluarga Disambar Petir, Istri Tewas, Suami dan Anak Terlempar
• Bermain Ponsel Sambil Isi Daya Saat Hujan, Tubuh Pemuda Ini Gosong Tersambar Petir, Kasur Berlubang
• VIDEO - Kronologi 4 Orang Tersambar Petir, Baru Tiba dari Sulbar Hendak Jenguk Keluarga di Samarinda
Saat itu, hujan turun usai pertandingan sepak bola dalam rangka perayaan 17 Agustus.
Menghindari hujan, pemain dan penonton kemudian berteduh di pinggir lapangan yang di sekitarnya terdapat pohon pinus.
Hingga akhirnya muncul petir menyambar.
"Petirnya menyambar pinus, dan kena sekitarnya yang ada kerumunan orang berteduh," kata Asep, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (17/8/2020).
Asep mengatakan, terdapat 23 orang yang tersambar petir.
Mereka kemudian dilarikan ke Puskesmas Cilograng. Nahas, tiga orang korban nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Tiga korban meninggal yakni Irpan bin Tata (16), Subadri (50) dan Ajid (17).
Saat ini, terdapat 20 korban yang masih dirawat, sebagian di antaranya dirujuk ke RSUD Palabuhan Ratu karena mengalami luka berat.
• BLT Karyawan Swasta Dicairkan Jokowi 25 Agustus, Cara Cek Namamu Terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan
• Pengakuan Ahok, Ada Oknum Profesor tak Suka Dirinya Kembali Masuk Politik, Najwa Shihab Penasaran
Sementara untuk korban meninggal sudah diserahkan ke pihak keluarga masing-masing.
Petani Tembakau Tewas Tersambar Petir di Hadapan Anak dan Suaminya
Kejadia mengerikan seputar warga kena sambar petir juga pernah terjadi di Kecamatan Krejengan, Probolinggo bulan Mei 2020 lalu.
Seorang petani tembakau di Kecamatan Krejengan, Probolinggo bernama Subhana (52) tewas tersambar petir.
Peristiwa itu terjadi Kamis (28/5/2020) di sawah miliknya.
Kapolsek Krejengan Iptu Yulyana mengemukakan, Subhana saat itu pergi ke sawah bersama suaminya, Mustami dan anaknya, Holipa.
Ia berangkat sekitar pukul 08.00 WIB dan menanam tembakau di sawahnya.
Menjelang sore, sekitar pukul 14.00 WIB tiba-tiba hujan deras turun.
Subhana yang saat itu hendak pulang dan sempat berteduh tiba-tiba tersambar petir.
• Bukan Hanya Covid-19, Terkuak Penyakit Lain yang Diderita Jaksa Fedrik Adhar Sebelum Meninggal Dunia
• Jaksa Fredrik Meninggal Dunia, Video Terakhirnya Saat Terbaring di Ranjang Pakai Ventilator Disorot
"Atas kejadian itu, korban meninggal di tempat, di hadapan suami dan anaknya," kata Yulyana.
Menolak diotopsi
Saat diperiksa, rupanya Subhana dipastikan telah meninggal dunia tersambar petir.
"Suami dan anaknya tersebut lalu membawa Subhana pulang," kata Yulyana.
Kades Temenggungan, Rohim kemudian melaporkan kejadian itu ke polisi.
"Saat korban hendak diotopsi pihak keluarga menyadari bahwa korban tewas tersambar petir dan menolak untuk dilakukan otopsi.
Selanjutnya pihak keluarga membuat surat pernyataan," ujar Yulyana.
Bermain Ponsel Sambil Isi Daya Saat Hujan, Tubuh Pemuda Ini Gosong Tersambar Petir, Kasur Berlubang
Masih seputar warga kena sambar petir, kejadian tragis juga pernah terjadi di Yogyakarta, Februari 2020 lalu.
Hati-hati bermain ponsel pada saat hujan lebat disertai petir.
Apalagi bermain ponsel pada saat sedang mengisi daya. Karena akan mudah disambar petir dan akibatnya bisa fatal.
Kasus seperti ini sudah sering terjadi.
Peristiwa terkini dialami seorang pelajar di Dusun Singosaren RT 5, Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, terluka karena tersambar petir. Kamis (20/2/2020) malam.

Melansir dari Kompas.com, korban bernama Muhammad Farhan Alhalwani (18), pelajar kelas III SMA N Wukirsari, kini dirawat di RSUD Panembahan Senopati, Bantul
Nenek korban, Sariyem mengatakan, dia berangkat mengaji tak jauh dari rumahnya sekitar pukul 18.30 WIB. Pada Kamis malam, hujan lebat disertai petir mengguyur wilayah Singosaren.
Saat itu Farhan sendirian di rumah dan bermain ponsel sambil menggunakan headset.
Saat pulang sekitar pukul 20.30 WIB, Sariyem mendapati pintu rumah sudah terbuka, dan tak ada orang di dalam. "Saat pulang sudah kosong, waktu itu hujan deras dan kondisi gelap," kata Sariyem saat ditemui di rumahnya, Jumat (21/2/2020).
Tercium bau gosong dari kamar korban, Sariyem sempat panik dan mencari cucunya di setiap sudur rumah, tapi tidak ditemukan. Ternyata, Farhan berada di rumah pamannya yang berada tak jauh dari lokasi.
"Farhan ditolong, ada luka pada bagian kepala. Rambutnya gosong, wajahnya luka, pundak dan tangan kiri gosong. Tapi Farhan sadar, bisa berkomunikasi," ucap Sariyem.
Korban langsung dilarikan ke RSUD Panembahan Senopati. Dari pengamatan Kompas.com, headset dan ponsel rusak parah, kasur berlubang seperti terbakar, dan tiang beton rusak ringan.
Headset, ponsel, dan penambah daya masih tertancap. Kakek korban, Zamari menambahkan, sampai saat ini korban masih dirawat dan kondisinya membaik.
"Tadi berpesan sama bapaknya agar saya tidak membersihkan dulu kamarnya, agar dirinya mengetahui kondisi kamarnya," ucap Zamari.
"Tadi malam listrik yang sejalur dengan rumah saya mati juga. Namun yang lainnya tetap hidup," ucap Zamari.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga Lebak Tersambar Petir Usai Bermain Sepak Bola, 3 Tewas" dan "Kronologi Petani Tembakau Tewas Tersambar Petir di Hadapan Anak dan Suaminya"