Jawaban Tegas Gatot Nurmantyo Soal KAMI Bakal Jadi Parpol, Eks Panglima TNI: Saya Tak Akan Di Sini
Simak jawaban tegas Gatot Nurmantyo soal KAMI bakal jadi parpol, Eks Panglima TNI: Saya tak akan di sini
TRIBUNKALTIM.CO - Simak jawaban tegas Gatot Nurmantyo soal KAMI bakal jadi parpol, Eks Panglima TNI: Saya tak akan di sini.
Kemunculan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI menjadi sorotan.
Apalagi, KAMI dimotori Eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang kembali muncul ke publik.
Banyak pihak yang menduga, KAMI akan bersalin dari gerakan moral menjadi partai politik atau parpol.
Sejak muncul kembali di hadapan publik saat Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia ( KAMI) di Jakarta, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo disebut-sebut bakal mencalonkan presiden RI pada Pilpres 2024.
Namun saat dimintai tanggapannya saat Deklarasi KAMI Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng-DIY), Kamis (20/8/2020), Gatot yang juga didaulat jadi Presidium KAMI pusat itu enggan menjawab.
• Kenali Pola Unik Gejala Virus Corona, Beda Spesifik dengan Infulenza, SARS dan MERS, Diakhiri Diare
• Disorot Dana Rp 90,45 M untuk Influencer, Ini Daftar Kementeriannya dan Kekhawatiran ICW dan YLBHI
• Adian Napitupulu Bongkar Ciri Partai Politik di Tubuh KAMI, Refly Harun Bereaksi, Lalu Tersenyum
• Update Pencairan BLT Karyawan Swasta Rp 600 Ribu, Masih Ada Waktu, Cek Namamu Terdaftar atau Tidak
Gatot Nurmantyo diam seribu bahasa.
Kemudian masuk mobil dan meninggalkan lokasi acara deklarasi di Gedung Umat Islam Surakarta, Jalan Kartopuran Nomor 241A Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Kota Solo.
Namun dia menekankan, jika KAMI merupakan gerakan moral untuk Indonesia.
Menurutnya, moral adalah politik paling tinggi sehingga bila politik tidak bermoral akan menjadi politik transaksi.
"Saya tidak (membentuk Parpol), ingat kalau berubah parpol saya tidak akan di sini," jelas dia.
Dia menjelaskan, apa yang disebutkan KAMI adalah suara dari rakyat dan pihaknya juga sudah memberikan solusi.
"Tidak akan masuk dalam KAMI bila menjadi partai politik," akunya.
Adapun menurut Ketua Dewan Pembina Yayasan Mega Bintang Mudrick SM Sangidu yang menginisiasi Deklarasi KAMI Jateng-DIY, secara spesial disaksikan Gatot Nurmantyo.
Dikatakan, KAMI Jateng-DIY ingin mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro kepada rakyat, sehingga dia mengklaim kelahiran KAMI Jateng-DIY dihadiri pendukungnya di dua provinsi tersebut.
"Ini gerakan moral aksi untuk menyelamatkan Indonesia," papar dia.
"Banyak yang menanyakan, kenapa menyelamatkan, karena kelahiran KAMI mendapat dukungan seluruh Indonesia," papar dia.
Alasan Kritik Pemerintah
Tampil di acara Indonesia Lawyers Club ( ILC), mantan Panglima TNI Jenderal ( Purn) Gatot Nurmantyo buka suara.
Gatot Nurmantyo mengungkap alasan mengapa ia sekarang mengkritik terbuka pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) setelah sebelumnya diam, Selasa (18/8/2020) malam.
• Bukan Menakuti, Jakarta Bersiap Kasus Covid-19 Besar, Anies Baswedan: We Dont Know What We Dont Know
• Bagikan di WhatsApp, Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1422 H, Arab dan Latin
• Tampil di ILC, eks Panglima TNI Bongkar Rasa Sakit Hatinya, Gatot Nurmantyo: Kami Tak Mau Diam Saja
• Blak-Blakan di ILC, Bicara Ketersingggungan, Refly Harun Mengaku Sulit Bedakan Presiden dan Jokowi
Menurut Gatot, apa yang ia lakukan saat ini dengan mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang memberikan kritik ke pemerintah adalah hasil perenungannya setelah ia pensiun.
Dalam perenungan itu, ia mengaku terkejut saat muncul Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (HIP).
"Saya terkejut begitu ada RUU HIP.
Terkejutnya begini, bahwa saya, 38 tahun yang lalu saya pernah bersumpah.
Isi sumpahnya, 'Demi Allah saya bersumpah akan selalu setia kepada Negara Kesatuan RI yang mendasarkan Pancasila dan UUD 1945," katanya sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube ILC.
Sumpah itu, menurut Gatot akan terus mengikat dirinya meski kini ia sudah pensiun dari TNI.
Dengan adanya RUU HIP, Gatot menganggap negara Indonesia yang berdasar Pancasila itu akan diubah.
"Di dalam UUD 1945 dan pembukaanya itulah mengatakan dasar negara itu Pancasila.
Jadi kalau itu diubah maka Indonesia berubah.
• Acara Najwa Shihab, Ridwan Kamil Bikin Pantun Buat Ganjar dan Anies, Ada Nama Luna Maya-Aura Kasih
• Bayern Munchen Terlalu Tangguh untuk Lyon, Kembali Menang Telak, Jumpa PSG di Final Liga Champions
Sebagai purnawirawan saya harus bangkit," ujar dia.
Berangkat dari hal itu, Gatot kemudian menjalin komunikasi dengan pihak-pihak lain sehingga mendeklarasikan KAMI pada Selasa kemarin.
"Ini semuanya memang kita sakit hati.
Sakit hatinya, dalam kondisi seperti ini, situasi seperti ini.
Maka kita menyampaikan suara hati nurani rakyat," ujar dia.
Bantah Terjun ke Politik Praktis
Usai melakukan deklarasi, Ketua Komite Eksekutif KAMI, Ahmad Yani membantah akan terjun dalam politik praktis dengan membentuk Partai Politik atau Organisasi Masyarakat.
"Ini kesepakatan dari para deklarator yang sekarang ini yang sudah menyetujui dan ikut menandatangani ada 150 tapi kemarin sore setelah kami cetak ada ratusan lagi yang minta bergabung. Bersepakat tidak membentuk ormas dan parpol," kata Yani.
• LENGKAP! Contoh Kata-kata & Ucapan Tahun Baru Islam 1442/2020 Unik, Inggris & Indonesia serta Gambar
• Rumah Dirusak, Diancam Suara Tembakan, Ibu Ini Berlinang Air Mata: Andai Bisa Pegang Nomor HP Jokowi
Ia juga menegaskan koalisi tersebut dibentuk bukan sebagai persiapan dalam ajang Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
"Kita tidak dalam konteks politik praktis. Politik praktis itu politik untuk merebut kekuasaan.
KAMI ingin menyampaikan bahwa kondisi ini tidak bisa berlama-lama."
"Kalau sampai 2024 tidak ada usaha untuk menyelamatkan baik dari KAMI maupun dari Pemerintah, pemangku amanah, atau kelompok masyarakat seperti KAMI ini, kita sangat khawatir sekali bahwa perahu Indonesia akan tenggelam sebelum 2024."
"Oleh karena itu, itulah keterpanggilan kami. Jadi kita tidak dalam kerangka politik.
2024 itu adalah kerangka dan kegiatan politik.
Kita menjauhi kerangka dan kegiatan politik itu," kata Yani.
Yani juga membantah koalisi tersebut mengambil sikap oposisi terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Meski begitu ia menyatakan koalisi tersebut merupakan bentuk aspirasi politik moral.
Karenanya ke depan KAMI akan mendatangi sejumlah institusi negara untuk menyampaikan aspirasinya sesuai dengan koridor yang disediakan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
"Kita mungkin dalam waktu dekat akan mendatangi MPR, DPR, DPD, MK ,dan jalur-jalur konstitusi lain yang disediakan Undang-Undang Dasar akan kami tempuh," kata Yani.
• Kumpulan Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 H, Cocok Dikirim Lewat WA Atau Status FB
• Calon Besannya Pejabat Penting, Terkuak Siapa Tommy Sumardi Tersangka Pemberi Suap 2 Jenderal Polisi
Selain itu Yani juga membantah koalisi tersebut merupakan "barisan sakit hati".
"Ini bagian dari buzzer. KAMI dianggap kelompok barisan sakit hati, ingin kudeta, sakit jiwa.
Kami betul sakit hati, sakit hati KAMI melihat rakyat tidak diurus sebagaimana mestinya.
Kami sakit hati bagaimana rakyat tidak dapat bekerja tapi TKA masuk begitu mudah," kata Yani.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gatot Nurmantyo Akan Keluar dari KAMI Jika Berubah Jadi Partai Politik, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/08/20/gatot-nurmantyo-akan-keluar-dari-kami-jika-berubah-jadi-partai-politik.