Refly Harun Bocorkan Makna Implisit Dibalik Doa Puan Maharani Agar Sumbar Dukung Negara Pancasila

Refly Harun bocorkan makna implisit dibalik doa Puan Maharani agar Sumbar dukung Negara Pancasila

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase Tribun Kaltim
Refly Harun dan Puan Maharani` 

TRIBUNKALTIM.CO - Refly Harun bocorkan makna implisit dibalik doa Puan Maharani agar Sumbar dukung Negara Pancasila.

Ketua DPR RI yang juga putri Ketum PDIP Puan Maharani sedang menjadi sorotan warga Sumatera Barat atau Sumbar.

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun pun mengulas doa cucu Soekarno ini yang membuat heboh Sumbar.

Diketahui, Puan Maharani berharap agar warga Sumbar mendukung Negara Pancasila.

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun memberikan tanggapan terkait persoalan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani dengan masyarakat Minang, Sumatera Barat (Sumbar).

Ucapan dari Puan Maharani yang ditujukkan kepada Provinsi Sumbar menjadi kontroversi dan tidak bisa diterima oleh masyarakat Minang khususnya.

Sanksi Tegas Anies Baswedan Diremehkan Pengelola Kafe, Anak Buah Gubernur DKI Ngamuk, Hukuman Berat

 Cara Cek Status Apakah akan Terima BST Kemensos Rp 500 Ribu? Login ke cekbansos.siks.kemsos.go.id

 Bermasalah, 15 Ribu Rekening Tak Bisa Terima BLT Karyawan Tahap I, Menaker Jelaskan Penyebabnya

 Sukses Datangkan Tonali dan Brahim Diaz, Pioli Angkat Bicara Kelanjutan AC Milan di Bursa Transfer

Dirinya memberikan harapan serta mendoakan kepada Sumbar menjadi provinsi yang mendukung Negara Pancasila.

Refly Harun menilai apa yang disampaikan oleh Puan Maharani sudah kebangetan.

Hal itu diungkapkan dalam tayangan YouTube Refly Harun, Minggu (6/9/2020).

Dalam kesempatan itu, Refly Harun menilai pernyataan dari Puan Maharani memiliki makna secara implisit, yakni seakan-akan menuding bahwa Sumatera Barat saat ini tidak pro dengan Pancasila.

"Ketika kemudian Puan melontarkan statement agar mendukung negara Pancasila, sebenarnya implisit ada semacam tuduhan bahwa Sumatera Barat tidak pro Pancasila, tidak toleran dengan perbedaan dan sebagainya," ujar Refly Harun.

Menurutnya, dalam menafsirkan nilai-nilai Pancasila tidak bisa disimpulkan dengan sudut pandang diri sendiri atau pribadi.

Ia menambahkan tidak berhak juga seseorang memberikan penilaian kepada orang lain terkait paham Pancasila tersebut.

"Inilah yang menurut saya agak berat di kita kalau menafsirkan Pancasila menurut pikiran kita yaitu Pancasilais itu kalau orang bertindak seperti kita, Pancasilais itu kalau orang berpikir seperti kita, enggak begitu," katanya.

"Pancasila itu adalah sebuah sistem nilai yang utuh, baik ke atas vertikal maupun horisontal, humanisme," jelasnya.

Selain itu, Refly Harun menegaskan bahwa tidak bisa lantas menyebut mereka pro atau tidak dengan Pancasila hanya dengan satu nilai tertentu saja.

"Jadi ketika mengatakan bahwa aspek tertentu yang tidak dimiliki orang Minang misalnya, kemudian dituduh dia tidak Pancasilais, sehingga perlu didoakan agar dia menjadi negara Pancasila," terang Refly Harun.

"Menurut saya agak kebangatan juga karena dari semua nilai-nilai tersebut pasti ada yang menonjolnya," pungkasnya.

 Gelandang Timnas U-19 Indonesia Bocorkan Penyebab Kekalahan Lawan Bulgaria, Respon Shin Tae-yong?

Desak Puan Maharani Minta Maaf ke Warga Minang

Politisi Gerindra Fadli Zon menyoroti pernyataan Ketua DPR RI Puan Maharani yang dinilai menyinggung masyarakat Minang di Sumatera Barat.

Hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di tvOne, Kamis (3/9/2020).

Diberitakan sebelumnya Puan Maharani menyampaikan pernyataan yang mengundang polemik, yakni "Mudah-mudahan Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila."

Fadli Zon kemudian menilai pernyataan putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tersebut tidak tepat fakta dari faktor sejarah.

Ia menegaskan tidak bermaksud mencari isu dengan membahas pernyataan Puan yang dinilai blunder tersebut.

 Harga Tertinggi Rp 439 Ribu, Erick Thohir Beber 2 Cara Dapatkan Vaksin Virus Corona dari Bio Farma

"Ini bukan menggoreng.

Saya kira dari diksinya saja sudah jelas, ada semacam keraguan," komentar Fadli Zon.

"Ini mungkin slip of the tounge, salah ucap atau salah bicara," lanjutnya.

Mantan Wakil Ketua DPR RI ini menilai Puan hanya perlu meminta maaf kepada masyarakat yang tersinggung, atau setidaknya memberi klarifikasi.

"Kalau ada salah ucap atau salah bicara, mudah saja, tinggal diralat. Kalau lebih jauh minta maaf," kata Fadli.

Fadli melanjutkan, argumentasi yang menuai keberatan dari banyak pihak itu justru menjadi blunder bagi sang Ketua DPR.

Apalagi pernyataan Puan menyangkut masyarakat Minang.

"Kalau misalnya mau mempertahankan argumentasi, saya kira itu akan merugikan diri sendiri," komentar politisi berdarah Minang ini.

"Orang Minang itu dikenal cukup kritis, egaliter, tidak feodal.

Orang Minang tidak bisa disuruh apa kata ini harus diikuti," paparnya.

"Kalau salah, ya pasti dikoreksi. Wataknya bukan watak feodal," lanjut Fadli.

Ia membenarkan sikap kritis warga Minang pasti akan menyoroti pernyataan Puan.

 Debut Brahim Diaz di Liga Italia, Hasil Laga Uji Coba AC Milan vs Monza, Rossoneri Menang 4-1

"Jadi karena itu pasti akan kritis dalam melihat hal-hal seperti itu," tegasnya.

Fadli Zon melanjutkan, justru ucapan Puan itu terkesan memancing perselisihan di antara masyarakat.

Ia menilai Puan terkesan meragukan sikap nasionalisme warga Sumbar.

"Saran saya justru pernyataan seperti ini yang bisa memicu pemecahbelahan.

Bukan komentar seperti itu, tapi pernyataan seperti ini," jelas Fadli Zon.

"Itu jelas sekali kalau diberikan ke pelajaran bahasa Indonesia artinya apa.

Apakah ini ada keraguan atau apa?"

"Paling tidak, walaupun maksudnya berbeda atau salah pengucapan, diterimanya sudah berbeda," tambahnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Tanggapi Persoalan Puan Maharani dengan Masyarakat Minang, Refly Harun: Agak Kebangetan, https://wow.tribunnews.com/2020/09/06/tanggapai-persoalan-puan-maharani-dengan-masyarakat-minang-refly-harun-agak-kebangetan?page=all.

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved