TPA Sampah Manggar Balikpapan Hasilkan Gas Metana, Mampu Salurkan ke 100 Kepala Keluarga
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Manggar di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, tidak hanya menjadi tempat membuang sampah.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Manggar di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, tidak hanya menjadi tempat membuang sampah.
Namun, tempat pembuangan akhir yang memiliki luas 9,1 Hektar ini juga menghasilkan Gas Metana yang menjadi salah satu inovasi tersendiri dari TPA tersebut.
Gas Metana yang merupakan energi terbarukan, saat ini telah disalurkan kepada 100 Kepala Keluarga di sekitar lokasi.
Tepatnya di RT 61 dan RT 36, Kelurahan Manggar, Balikpapan.
Baca Juga: Pembatasan Aktivitas Jam Malam Lantaran Pandemi Covid-19, Begini Tanggapan PHRI Samarinda
Baca Juga: Bangun Ibu Kota Negara, Penajam Paser Utara Strategis, Jadi Bahan Penelitian Universitas Pertahanan
Baca Juga: Kapal Ferry yang Tenggelam di Kutai Timur Ditarik Pemilik Kapal, Satu ABK Masih dalam Pencarian
Padahal awalnya hanya mencakup 20 Kepala Keluarga dari empat RT yang masuk dalam radius zonasi wilayah TPA Manggar.
Kondisi ini membuat masyarakat di lingkungan sekitar TPA Manggar pun ingin menjadikan wilayahnya sebagai Kampung Gas Metana.
Menurut, Ketua LPM Manggar Gazali Rakhman, penggunaan Gas Metana sangat efisien dan memiliki nilai ekonomis.
"Kita ingin semua bisa menggunakan energi terbarukan dengan gas metana masyarakat bisa lebih ekonomis dibanding dengan menggunakan elpigi," katanya, Rabu (9/9/2020).
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Berau, Pasien Covid-19 Kembali Bertambah 8, Didominasi Klaster Pertanahan
Baca Juga: Bangun Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur Ditunda, Garap Masterplan dan Infrastruktur Dasar Saja
Baca Juga: Percobaan Vaksin Covid-19 Sinovac, Diklaim Aman Digunakan oleh Kalangan Lansia
Baca Juga: 16 Kasus Baru Covid-19 di Yogyakarta, Berasal dari Klaster Warung Solo Sudah Meluas
Memang ia mengakui bahwasannya untuk mewujudkan hal tersebut tak semudah yang dibayangkan.
Terlebih saat ini warga mendapatkan Gas Metan masih mengandalkan program CSR. Dimana sistem kelompok UMKM dibentuk dan dibina dalam memanfaatkan energi ini.
Namun menurut Gazali, hasil dari Gas Metana TPA Manggar masih cukup untuk dilebarkan kepada beberapa KK yang terdapat diwilayah itu.
"Targetnya semua warga yang ada di lingkungan TPA Manggar bisa merasakan. Harapannya pemerintah bisa masuk menggunakan APBD membangun kampung gas metana," terangnya.
Hingga saat ini, Gazali melihat kemampuan daya dorong Gas Metana yang dimiliki TPA Manggar masih sangat besar.
Jika disekelilingnya ada zona yang masih bisa diperuntukkan, tentu masyarakat bisa lebih leluasa mengakses dan menggunakan Gas Metana yang ada.
"Kalau kita liat sampah ini apa, tapi manfaatnya sangat luar biasa. Ini yang akan kami tingkatkan di wilayah Manggar," ujarnya.
Ia pun berharap bahwasannya Gas Metana bisa lebih bermanfaat bagi seluruh UMKM yang ada di wilayah sekitar TPA Manggar.
Terlebih jika dapur mengebul memasak bahan makanan yang membutuhkan waktu tanak lebih lama, maka jika Elpigi yang digunakan akan lebih boros.
"Dengan gas metana mereka bisa mengurangi biaya produksi tapi lebih ekonomis, pemasukan yang didaptkan akan lebih besar," pungkasnya.
(TribunKaltim.co/Miftah Aulia)