Target Satu Minggu Lagi, Jalan Pattimura Samarinda yang Tertimbun Longsor Bisa Dilintasi
Timbunan longsor bermaterial tanah yang menutup badan jalan, tepatnya di Jalan Pattimura, Kelurahan Mangkupalas, Kecamatan Samarinda Seberang.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Timbunan longsor bermaterial tanah yang menutup badan jalan, tepatnya di Jalan Pattimura, Kelurahan Mangkupalas, Kecamatan Samarinda Seberang, Kalimantan Timur, kini melibatkan perusahaan untuk mempercepat penanganan.
Target waktu sendiri disampaikan Kepala UPTD Pemeliharaan Infrastruktur Wilayah II Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR PERA) Kalimantan Timur, Joniansyah, ia memprediksi seluruh timbunan tanah ini akan selesai dalam waktu satu minggu.
"Jika cuaca cerah, Insya Allah diprediksi sepekan akan selesai," ujarnya saat memantau lokasi pengerjaan longsor dan ditemui TribunKaltim.co, Jumat (19/9/2020) siang.
Hasil rapat yang dilakukan Pemerintah Kota Samarinda, DPRD Samarinda, Kecamatan Palaran, Kecamatan Samarinda Seberang, Lurah sekitar, unsur terkait.
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Berau, Pasien Covid-19 Kembali Bertambah 8, Didominasi Klaster Pertanahan
Baca Juga: Bangun Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur Ditunda, Garap Masterplan dan Infrastruktur Dasar Saja
Serta seluruh perusahaan sekitar lokasi longsor akhirnya setuju bersinergi menangani bersama-sama.
"Rapat di Kantor Kecamatan Palaran pada selasa (15/9/2020) lalu sepakat bersinergi menangani longsor. Alhamdulillah, di lokasi mendapat tambahan alat berat 6 unit," tegasnya.
Sudah Bisa Dilalui
Terlihat alat berat dari berbagai perusahaan yang berkontribusi, diantaranya empat eksavator dan dua buldozer, terlihat Jum'at (19/9/2020) pagi, membersihkan material tanah longsor di sebelah badan jalan yang masih tertimbun.
Joniansyah mengaku jalur sudah dapat dilalui sore (18/9/2020) kemarin. Namun, hanya satu jalur yang dapat dilewati.
"Kemarin (Kamis) sudah bisa kami buka satu jalan dan memberlakukan dua jalur bagi pengguna jalan, agar dari arah Kecamatan Palaran dan sebaliknya bisa lewat," sebut Joni.
Joni juga menerangkan, kemungkinan tanah bergeser juga masih terjadi di titik longsor. Pihaknya akan melakukan upaya sementara agar tanah tidak membahayakan pengguna jalan yang melintas.
Dengan membuat trap lima tingkat guna mengurangi ketinggian dan kemiringan gunung, meminimalisir potensi longsor susulan.
"Kami buat trap biar nanti setelah ini bisa dilalui pengendara tak terjadi insiden yang tidak diinginkan," tambah Joni.
Lebih lanjut, Joni menjelaskan pihaknya memang sangat membutuhkan bantuan seperti saat ini, lantaran alat yang dipunya sangat minim untuk menyelesaikan besaran volume material tanah longsor yang ada.
Pemkot Samarinda Petakan Wilayah
Pemerintah Kota Samarinda ( Pemkot Samarinda ) Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan pemetaan terhadap daerah yang dianggap rawan longsor.
Diketahui bahwa saat sekarang, seringkali kali terjadinya hujan dengan intensitas yang tinggi, sehingga tidak menutup kemungkinan beberapa daerah di Kota Samarinda Kalimantan Timur, terjadinya longsor.
Menyikapi hal tersebut, Asisten I Pemerintah Kota Samarinda Tejo Sutarnoto, mengungkapkan sudah melakukan pemetaan daerah di Kota Samarinda yang dianggap rawan longsor.
"Kami telah melakukan pemetaan terhadap daerah yang rawan longsor. Kami juga mengingatkan kepada orang-orang berada di kawasan potensi longsornya itu tinggi seperti daerah Sungai dama, lerengan Gunung Steling," ujarnya saat diwawancarai TribunKaltim.co.
Baca Juga: Kedatangan Kylian Mbappe ke Stadion Anfield Bisa Saja akan Geser Trio Penyerang Liverpool
Baca Juga: Keadaan Terkini Ulama Syekh Ali Jaber, Kabarnya Ditusuk Orang tak Dikenal di Bandar Lampung
Sebenarnya masyarakat sudah mengetahui bahwa ketika tinggal di tempat yang rawan maka mereka harus lebih berhati-hati.
"Sudah kita himbau kepada masyarakat apabila terjadi curah hujan terjadi dengan intensitas tinggi, waspada dan hati - hati," sambungnya.

Diakuinya bahwa sekarang ini, pemerintah masih berusaha menyesaikan masalah tanah longsong yang menutup Jalan Pattimura Kota Samarinda.
"Pemerintah Kota dan Provinsi sedang bekerjasama, untuk memulihkan jalur di sana," ungkapnya.
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Berau, Pasien Covid-19 Kembali Bertambah 8, Didominasi Klaster Pertanahan
Baca Juga: Bangun Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur Ditunda, Garap Masterplan dan Infrastruktur Dasar Saja
Disinggung terkait data pasti daerah yang dianggap rawan terjadinya longsor. Ia belum mengetahui secara pasti jumlah tersebut.
"Kalau titiknya banyak, kalau data pastinya bisa di koordinasikan dengan BPBD Samarinda. Kita satu-satunya daerah yang mengantisipasi detik - detik bencana itu diakui oleh BPBD Pusat," pungkasnya.
Komisi III DPRD Samarinda Beri Solusi
Berita sebelumnya. Kisaran satu bulan yang lalu telah terjadi bencana longsor yang menutup setengah jalur di Jalan Pattimura, Kelurahan Mangkupalas, Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.
Diketahui bahwa Jalur tersebebut merupakan jalur penghubung dua kecamatan yaitu Kecamatan Palaran Dan Kacamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda.
Namun, hingga saat ini pemerintah belum tuntas juga menyelesaikan persoalan tersebut.
“Kami memang berencana memanggil perusahaan tambang yang berada di kawasan tersebut, namun nantinya tetap berkoordinasi dengan Komisi III dari DPRD Kaltim,” terang Angkasa Jaya Djoerani, Ketua Komisi III DPRD Samarinda kepada TribunKaltim.co pada Rabu (2/9/2020).
• Wabup Resmikan Distribusi Air Bersih Bagi Warga Perumahan Relokasi Korban Longsor Sebulu
• Enam Penambang Timah Tertimbun Longsor di Lokasi Tambang Bangka Belitung, Korban Terakhir Ditemukan
Ia pun mempertegas bahwa dalam menyelesaikan persoalan longsor tersebut tidak bisa sendirian.
Semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bersangkutan langsung harus ikut serta, sebab kalau hanya dari dewan saja tidak cukup.
“Memang perlu gotong royong menyelesaikan persoalan ini,” ujarnya.
Baca Juga: Jembatan Pulau Balang Terpanjang Kedua di Indonesia, Hubungkan Balikpapan ke Daerah Ibu Kota Negara
Menurutnya, kawasan longsor tersebut memanglah sudah tidak stabil. Lazimnya longsor dipicu oleh peningkatan kandungan air dalam lereng.
Sehingga kata dia, terjadi akumulasi air yang merenggangkan ikatan antar butir tanah dan akhirnya mendorong butir-butir tanah tersebut untuk longsor.
• Tambang Ilegal di Grobogan Longsor dan Tewaskan 3 Pekerja, Beroperasi di Kawasan Karst Sukolilo
• NEWS VIDEO Jalan Utama Km 11,5 Amblas, Dinas PU Sebut Longsor Sudah Terjadi Sejak Tahun Lalu
• Detik-detik Tukang Gali Sumur Tertimbun Longsor, Saki Sudah Sampai di Bibir Sumur, Tapi Tiba-tiba
Jadi tegasnya, saat tanah longsor di jalan berusaha dibersihkan, lapisan tanah yang berada di atas kemudian turun. Bisa dipastikan tanah longsor itu tak selesai.
“Solusi jangka panjangnya memang membuat tanggul. Biasanya diawali dengan bronjong (lapisan kawat silinder yang diisi dengan batu),” ucap politikus PDI Perjuangan.
Ditambahkannya, untuk sementara solusi jangka pendeknya ialah tanah longsor tadi dipindahkan ke seberang dengan truk.
• NEWS VIDEO Jalan Utama Km 11,5 Amblas, Dinas PU Sebut Longsor Sudah Terjadi Sejak Tahun Lalu
Sayangnya di lokasi tersebut hanya ada beberapa ekskavator saja. Sedangkan warga sudah meminta persoalan ini cepat selesai.
Maklum saja saban hari macet terjadi karena hanya satu jalur yang digunakan.
“Ya, kami akan kawal ini hingga tuntas,” pungkasnya.
(Tribunkaltim.co/Mohammad Fairoussaniy)