Soal PKI, Eks Panglima TNI Yakin Peristiwa Kelam Masa Lalu Terulang Jika RUU Kontroversial Disahkan

Soal PKI, Eks Panglima TNI yakin peristiwa kelam masa lalu terulang jika RUU kontroversial disahkan

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TribunSolo.com/Ryantono Puji Santoso
Eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo saat hadiri deklarasi KAMI di Solo, Kamis (20/8/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO - Soal PKI, Eks Panglima TNI yakin peristiwa kelam masa lalu terulang jika RUU kontroversial disahkan.

Deklarator KAMI, Gatot Nurmantyo kembali angkat bicara soal indikasi kebangkitan Partai Komunis Indonesia ( PKI) gaya baru.

Mantan Panglima TNI ini juga mengingatkan soal potensi bahaya jika RUU Haluan Ideologi Pancasila atau RUU HIP yang kontroversial disahkan.

Gatot Nurmantyo yang kini aktif di Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia yakin peristiwa kelam masa lalu bisa terulang jika RUU HIP disahkan.

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengungkapkan alasannya bergabung dengan Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI) yang dimotori oleh Din Syamsuddin.

Salah satunya karena dia tidak ingin Pancasila diganti lewat kebangkitan Partai Komunis Indonesia atau PKI gaya baru. Karena itu, dia mengaku bangkit untuk melawan hal tersebut.

Jadwal Pencairan BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 5 Akhir September, Tersisa 2 Juta Penerima, Cek Nama

 Rincian Kekayaan Putra Sulung dan Menantu Jokowi Dibeber KPK, Bobby Lebih Kaya, Gibran Punya Utang

• Salah Satunya Harus Cek Ulasan Produk, Ini Cara Aman Beli Barang Elektronik Secara Online

• Bayi Mungil Ditemukan di Teras Rumah Warga Balikpapan, Soal Adopsi Tunggu Proses Penyelidikkan

"Saya bergabung dan bangkit bersama-sama KAMI untuk menjaga jangan sampai Pancasila diganti," kata Gatot Nurmantyo dikutip Kompas TV dari kanal Youtube Hersubeno Arief pada Jumat (25/9/2020).

Selain PKI gaya baru, Gatot Nurmantyo mengingatkan soal Rancangan undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang dianggapnya sangat berbahaya.

Menurut dia, jangan sampai RUU HIP dibahas dan ditetapkan sebagai Undang-undang.

Pasalnya, kata dia, itu akan membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Gatot Nurmantyo menilai jika sampai RUU HIP disahkan menjadi undang-undang, bukan tidak mungkin bakal terjadi pertumpahan darah.

"Saya yakin peristiwa kelam akan berulang apabila RUU HIP ini diketok menjadi UU," kata Gatot.

Karena itu, Gatot rela mati-matian dan menyatakan dirinya konsisten menjaga NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Hal tersebut sebagaimana sumpah yang pernah diucapkannya pada 1982.

"Saya secara pribadi pada 1982, pernah bersumpah di atas Al-Qur'an yang intinya bahwa saya akan setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," kata Gatot.

Menurut mantan Pangkostrad itu, sumpah yang diucapkannya akan tetap dia bawa walaupun sudah tidak aktif lagi sebagai prajurit TNI.

Gatot Nurmantyo menilai, sumpah prajurit tersebut bukan hanya sekadar janji, tetapi lebih dari itu.

Ia merupakan sebagai pertanggungjawabannya sampai di akhirat nanti.

"Sudah pensiun pun saya masih punya tanggung jawab atas sumpah ini. Sampai kapan? Sampai saya masuk liang kubur pun, sumpah itu saya pegang," ucap Gatot.

"Sebab, sumpah itu akan ditanyakan Sang Khalik, apa yang kamu lakukan atas sumpah ini."

Dengan alasan hendak menjaga sumpahnya inilah, Gatot kemudian memutuskan bergabung dan bangkit bersama-sama KAMI.

• Tanggapi Pidato Jokowi di PBB, Rocky Gerung: Negeri Ini Terpecah Belah, tapi Presiden Ingatkan PBB

Dicopot Akibat Nobar G30S/PKI?

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengungkapkan alasannya bergabung dengan Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI) yang dimotori oleh Din Syamsuddin.
Salah satunya karena dia tidak ingin Pancasila diganti lewat kebangkitan Partai Komunis Indonesia atau PKI gaya baru. Karena itu, dia mengaku bangkit untuk melawan hal tersebut.

"Saya bergabung dan bangkit bersama-sama KAMI untuk menjaga jangan sampai Pancasila diganti," kata Gatot Nurmantyo dikutip Kompas TV dari kanal Youtube Hersubeno Arief pada Jumat (25/9/2020).

Selain PKI gaya baru, Gatot Nurmantyo mengingatkan soal Rancangan undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang dianggapnya sangat berbahaya.

Menurut dia, jangan sampai RUU HIP dibahas dan ditetapkan sebagai Undang-undang.

Pasalnya, kata dia, itu akan membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Gatot Nurmantyo menilai jika sampai RUU HIP disahkan menjadi undang-undang, bukan tidak mungkin bakal terjadi pertumpahan darah.

"Saya yakin peristiwa kelam akan berulang apabila RUU HIP ini diketok menjadi UU," kata Gatot.

Karena itu, Gatot rela mati-matian dan menyatakan dirinya konsisten menjaga NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

 Jadwal Liga Italia Serie A, Link Live Streaming RCTI Inter Milan vs Fiorentina, AS Roma vs Juventus

 TRENDING TWITTER! Mandiri Online Error, Penyebabnya Beredar di Whatsapp, Mandiri Belum Beri Jawaban

Hal tersebut sebagaimana sumpah yang pernah diucapkannya pada 1982.

"Saya secara pribadi pada 1982, pernah bersumpah di atas Al-Qur'an yang intinya bahwa saya akan setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," kata Gatot.

Menurut mantan Pangkostrad itu, sumpah yang diucapkannya akan tetap dia bawa walaupun sudah tidak aktif lagi sebagai prajurit TNI.

Gatot Nurmantyo menilai, sumpah prajurit tersebut bukan hanya sekadar janji, tetapi lebih dari itu.

Ia merupakan sebagai pertanggungjawabannya sampai di akhirat nanti.

"Sudah pensiun pun saya masih punya tanggung jawab atas sumpah ini. Sampai kapan? Sampai saya masuk liang kubur pun, sumpah itu saya pegang," ucap Gatot.

"Sebab, sumpah itu akan ditanyakan Sang Khalik, apa yang kamu lakukan atas sumpah ini."

Dengan alasan hendak menjaga sumpahnya inilah, Gatot kemudian memutuskan bergabung dan bangkit bersama-sama KAMI.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gatot Nurmantyo: Sampai Masuk Liang Kubur pun, Sumpah Prajurit Saya Pegang, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/09/25/gatot-nurmantyo-sampai-masuk-liang-kubur-pun-sumpah-prajurit-saya-pegang?page=all.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved