Hadapi Ancaman Resesi, Pengamat Ekonomi Ingatkan Warga Bijak Kelola Keuangan dan Tingkatkan Tabungan
Di tengah bayang-bayang resesi yang diproyeksikan bakal terjadi pada kuartal III dan VI 2020, tentunya instrumen harus dipersiapkan, baik untuk menceg
Penulis: Heriani AM |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Di tengah bayang-bayang resesi yang diproyeksikan bakal terjadi pada kuartal III dan VI 2020, tentunya instrumen harus dipersiapkan, baik untuk mencegah maupun menghadapi situasi tersebut.
Menurut pengamat ekonomi di Balikpapan, Dr Didik Hadiyatno, jika proyeksi tersebut terjadi akan memberikan dampak yang begitu luas.
Hal ini karena resesi berkaitan dengan melesunya sektor ekonomi baik mikro maupun makro.
Sebagai informasi, resesi ekonomi merupakan kondisi ketika terjadi penurunan secara signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
Dapat dikatakan resesi jika periode penurunan ekonomi sementara di mana perdagangan dan aktivitas industri berkurang, umumnya ditandai dengan penurunan PDB dalam dua kuartal berturut-turut.
"Untuk sekarang saja, dampaknya sedikit banyak sudah dirasakan. Masyarakat lebih condong ke pembelian kebutuhan primer," ujar Dr Didik Hadiyatno, Selasa (29/8/2020).
Jika fenomena ini berkepanjangan, kata Dr Didik Hadiyatno, tentu akan berdampak pada pelaku usaha, misalnya banyak pemutusan hubungan kerja, lemahnya daya beli, terjadi inflasi dan lainnya.
Tidak hanya itu, resesi juga akan berdampak pada kestabilan negara.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan ini memberi contoh, orang yang lapar tentu akan melakukan berbagai cara untuk bisa makan. Kriminalisasi juga menghantui.
Ia memandang, krisis yang akan terjadi bisa lebih parah dari tahun 1998. Krisis yang dulu terjadi bisa segera diatasi. Namun saat ini, belum ada kepastian dan prediksi kapan wabah akan berakhir.
Masyarakat haruslah mempersiapkan diri sedini mungkin. Protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Virus Corona ( covid-19 ) mesti ditaati.
Apabila masyarakat semakin lalai, dampaknya ke perekonomian akan kian terasa. Dampak terburuk, usaha banyak yang akan tutup, terjadi krisis lapangan kerja, pengangguran dan kemiskinan merajalela.
Baca juga: Di Mata Najwa, Najwa Shihab Jadi Halu, Bicara dengan Kursi Kosong, Terawan Menkes Paling Low Profile
Baca juga: Ibu dan Anak di Pontianak Tewas Terkapar di Lantai Rumah, Korban Terima Ancaman Dibakar dan Dibunuh
Peranan daerah sangat penting. Menurut Dr Didik Hadiyatno, meski secara nasional terjadi krisis, namun daerah bisa mengendalikan, maka akan ada kendali ekonomi dengan sendirinya.