Bocah Tenggelam di Balikpapan Utara
Sejarah Terbentuknya Kubangan Maut Dekat Grand City Balikpapan Terungkap, Pengembang Buat Jalan Baru
Ketua RT 37 Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, Andi Firmansyah, mengungkap fakta terbaru mengenai terbentuknya kubangan besar.
Penulis: Dwi Ardianto | Editor: Budi Susilo
Ringkasan Berita:
- Pembuatan jalan tersebut diduga menutup sejumlah akses aliran air alami;
- Ditimbun untuk pembuatan jalan Grand City Balikpapan, tapi aliran air jadi tertutup;
- Lahan tersebut juga berada dalam kondisi sengketa antara beberapa pihak, termasuk Sinar Mas, Grand City, dan satu pihak lain.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN — Ketua RT 37 Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, Andi Firmansyah, mengungkap fakta terbaru mengenai terbentuknya kubangan besar yang menelan enam bocah beberapa hari lalu.
Kepada TribunKaltim.co pada Rabu (19/11/2025), Andi Firmansyah melalui sambungan telepon selulernya menjelaskan, cekungan atau kubangan air itu terbentuk bukan karena secara alamiah.
Kata dia, awalnya, di dekat lokasi kejadian perkara tersebut, terdapat sebuah dataran dengan kontur yang cukup tinggi.
Pihak pengembang kemudian melakukan penggalian tanah di titik dataran tinggi ini hingga kedalaman mencapai 10 meter.
Baca juga: Kronologi 6 Anak Balikpapan Utara Tenggelam, Ketua RT Sebut Bukan Waduk dan Minim Pengamanan
Tanah hasil galian tersebut lantas digunakan untuk proses pengerasan dan pembuatan jalan baru Grand City, yang lokasinya berdekatan dengan tempat kejadian.
Aktivitas pembangunan jalan baru inilah yang diduga kemudian menimbulkan dampak fatal.
Pembuatan jalan tersebut diduga menutup sejumlah akses aliran air alami, menyebabkan air yang seharusnya mengalir kini menjadi tergenang dan diam di kubangan tersebut.
Kondisi diperparah oleh sedimentasi dari berbagai penjuru, yang akhirnya membentuk kubangan lumpur yang berbahaya bagi anak-anak.
Sebelum adanya pembangunan jalan baru, air di cekungan tersebut masih dapat mengalir secara lancar, air tidak pernah menggenang melimpah.
“Ditimbun untuk pembuatan jalan Grand City, tapi aliran air jadi tertutup. Akhirnya terbentuk kubangan-kubangan berisi lumpur hidup,” beber Andi.
Baca juga: Buntut 6 Bocah Tewas Tenggelam, Wawali Balikpapan Bagus Susetyo Minta Pengembang Pasang Pagar Duri
Andi menekankan bahwa genangan di lokasi tersebut sebenarnya tidak terlalu dalam atau dangkal.
“Kedalamannya kurang lebih satu setengah meter, tapi isinya lumpur hidup. Itu yang membahayakan. Anak-anak bisa langsung tenggelam karena lumpurnya narik ke bawah,” ujarnya.
Kubangan itu terbentuk kurang lebih beberapa bulan sejak aktivitas penimbunan jalan oleh pihak pengembang Grand City menutup parit-parit kecil yang sebelumnya menjadi aliran air alami.
Ia kembali menjelaskan bahwa area itu sejak dulu merupakan tanah kosong, bukan lahan rumah warga.
“Tidak ada rumah warga di situ. Awalnya tanah kosong, rawa biasa yang alirannya lancar,” katanya.
Namun kondisi berubah setelah aliran air tertutup. Genangan yang sebelumnya dangkal dan selalu mengalir berubah menjadi cekungan lumpur dalam yang sulit dikenali sebagai titik berbahaya.
Baca juga: BREAKING NEWS: 6 Anak Tewas Tenggelam di Balikpapan Utara
Andi mengungkapkan bahwa lahan tersebut juga berada dalam kondisi sengketa antara beberapa pihak, termasuk Sinar Mas, Grand City, dan satu pihak lain.
“Karena itu juga pekerjaan sempat dihentikan,” ujarnya.
Warga setempat selama ini hanya mengetahui lahan tersebut sebagai tanah milik Grand City, karena terdapat pelang kepemilikan perusahaan di lokasi.
Ketua RT menjelaskan, alasan masyarakat sebelumnya tidak meminta pemasangan pagar atau tanda bahaya.
“Dulu kubangannya tidak pernah dalam, anak-anak juga tidak pernah main ke situ. Airnya selalu jalan. Sekarang beda karena jalur air tertutup,” katanya.
Mayoritas warga di kawasan itu bekerja sebagai petani dan tidak memiliki kekhawatiran berlebih terhadap kondisi lahan kosong tersebut.
Berkat Laporan Anak Berusia Lima Tahun
Dalam insiden yang terjadi, seorang anak berusia sekitar lima tahun, anak pasangan La Ili Fan dan Pipit menjadi orang pertama yang memberi tahu keluarganya bahwa kakaknya dan teman-temannya tenggelam.
“Kalau anak itu tidak ikut hari itu, mungkin kita tidak tahu ada kejadian. Dia yang melapor ke ibunya,” ungkap Andi.
Seorang warga lain bernama Isur, menjadi orang pertama yang turun ke kubangan untuk mencari para korban.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251118_cekungan_kubangan_lokasi-6-anak-tewas-tenggelam-di-Balikpapan-Utara_2.jpg)