Virus Corona
Vaksinasi Covid-19 Tinggal Tunggu BPOM, ASN dan Legislatif Masuk Kelompok Terakhir yang Disuntik
Bio Farma kini tengah dalam proses mendaftarkan vaksin yang akan disuntik ke masyarakat kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
TRIBUNKALTIM.CO - Vaksinasi covid-19 kepada masyarakat Indonesia dipastikan akan berjalan tak lama lagi.
Bio Farma kini tengah dalam proses mendaftarkan vaksin yang akan disuntik ke masyarakat kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ).
Nantinya jika BPOM mengeluarkan sertifikat maka vaksin langsung diproduksi.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat diperkirakan akan berlangsung pada akhir Januari atau paling lambat awal Februari 2021.
Hal ini dia sampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, hari ini yang berlangsung secara fisik.
"Insya Allah akhir Januari atau awal Februari (2021) kita bisa melakukan program vaksinasi terhadap vaksin covid ini," katanya yang ditayangkan secara daring, Senin (5/10/2020).
• BOCORAN RESMI Kartu Prakerja Gelombang 11 Dibuka Tanggal Berapa, Simak Penjelasan Terbaru Pelaksana
• CATAT! Jadwal Lengkap Liga Champions 2020/2021 Matchday 1: PSG vs MU, Barcelona & Juventus?
• Terjawab Perubahan Hak Libur dan Pesangon Karyawan di UU Cipta Kerja Omnibus Law, Ada yang Hilang
• VIRAL Pria Buang Foto Mantan ke Laut, Terima Kenyataan Pahit Setelah 4 Tahun: Selamat Datang Bahagia
Sebelumnya, Bio Farma akan mendaftarkan terlebih dahulu vaksin tersebut kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Honesti menambahkan, bila akhirnya BPOM menyepakati untuk mengeluarkan sertifikat penggunaan sementara dalam fungsi darurat maka penyuntikan vaksin bisa terlaksana.
"Kita akan registrasikan ke Badan POM. Kalau seandainya BPOM menyetujui, mereka akan mengeluarkan sertifikat yang namanya emergency use authorization atau penggunaan sementara dalam fungsi emergency sehingga awal Januari kami bisa produksi," ujarnya.
Kembali dijelaskan, uji klinis terakhir vaksin covid akan berlangsung selama 6 bulan.
Kendati demikian, 1.319 relawan yang bersedia disuntik vaksin menurut dia, hingga saat ini, tidak mengalami gejala atau efek serius terhadap uji coba tersebut.
"Uji klinis akan memakan waktu selama 6 bulan. Nanti setelah 6 bulan akan kami sampaikan lagi hasilnya seperti apa. Tapi yang bisa kami share, sampai saat ini tidak ada indikasi serius terhadap uji coba suntik vaksin terhadap relawan. Hanya sedikit kebas dan kaku, 1.329 relawan sudah kami lakukan vaksinasi," jelasnya.
Pemerintah juga sudah membagi orang yang mendapat vaksin ke dalam enam kelompok.
Kelompok pertama, orang yang berada di garda terdepan dalam menangani Covid-19, yakni sebanyak 1,31 juta orang.
Kelompok kedua, yakni orang-orang yang kontak erat dengan pasien Covid-19.
Target sasaran pada kelompok ini sudah ditetapkan sebanyak 50.000 orang.
Ketiga, orang yang bertugas di bidang pelayanan publik dengan sasaran sebanyak 715.000 orang.
Untuk kelompok ini, pemerintah akan mendistribusikan vaksin dalam empat tahap.
Kelompok keempat, yakni masyarakat umum dengan sasaran jumlah 92,28 juta orang.
Proses distribusinya akan dilakukan dalam lima tahap.
Kelompok selanjutnya, yakni 4,36 juta tenaga yang distribusinya dibagi dalam dua tahap.
Lalu kelompok terakhir adalah aparatur sipil negara (ASN) dan legislatif sebanyak 3,72 juta orang.
Apabila ditotal, maka ada 102.451.500 orang yang akan mendapat vaksin sepanjang tahun 2021 mendatang.
• DPR RI Minta Rapid Tes, Swab dan Vaksin Covid-19 Gratis Bagi Warga Kurang Mampu
• Tercatat 1.319 Relawan Dapat Suntikan Vaksin Covid-19, Bio Farma Target 250 Juta Dosis Hiingga 2021
• Mahfud MD Imbau Harus Sabar, Jalankan Protokol Kesehatan Covid-19 Adalah Vaksin Alami
Belum Dipastikan Halal, Vaksin Covid-19 dari China Tetap Bisa Digunakan, Ma'ruf Amin Beber Alasannya
Indonesia bakal segera mendatangkan vaksin covid-19 dari China.
Meski demikan vaksin ini diketahui belum dapat dipastikan kehalalannya.
Namun dipastikan hingga saat ini perusahaan farmasi Bio Farma terus berusaha menciptakan vaksin Covid-19 yang aman, termasuk kehalalannya.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (5/10/2020), Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, untuk menjaga kehalalan vaksin tersebut, pihaknya menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pihaknya juga telah bertemu dengan Ketua MUI sekaligus Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin terkait dengan kehalalan vaksin itu.
"Karena isunya sangat sensitif, kami sudah lakukan audiensi dengan Wapres sekaligus ketua MUI, pihak BPOM dan komisi fatwa," ujar Honesti.
Honesti mengungkapkan dari pertemuan tersebut, Wapres dan MUI sepakat, meskipun vaksin Covid-19 yang tersedia tak halal, namun pemberian vaksin tetap boleh disuntikkan karena dalam kondisi darurat pandemi.
"Pak Wapres arahannya cukup menggembirakan. Kalau vaksin itu halal bagus, tapi kalau belum ada unsur halal dalam kondisi pandemi bisa diberikan vaksinnya. Ini akan menjadi tugas komisi fatwa untuk mensupport program vaksinaksi," ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjelaskan kepada Menteri Koordinator Bidang Kematiriman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Direktur Utama Bio Farma Honesty Basyir soal kehalalalan vaksin Covid-19 yang dikirim dari Cina ke Indonesia.
Menurut Ma'ruf, jika memang vaksin tersebut sudah dipastikan halal, maka itu hal yang bagus dan disyukuri.
"Tetapi kalau misalnya tidak halal tidak masalah, karena itu dalam kondisi darurat sehingga kemudian tidak masalah dipakai juga," kata Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi dalam keterangan yang diterima wartawan, Jumat (2/10/2020).
Ketidakhalalan sebuah vaksin karena kondisi darurat, dikatakan Masduki, tak akan menghambat distribusinya.
Namun, untuk mengetahui, hal tersebut, Wapres sudah menginstruksikan agar tim fatwa dan dan LPPOM MUI untum ikut serta dalam kunjungan ke Cina bersama Menko Luhut, Menkes Terawan, dan Basyir.
"Ini yang akan memverifikasi apakah halal atau tidak, tapi itu tak akan menjadi hambatan apa-apa, karena kalau halal alhamdulillah prosesnya begitu saja, tapi kalau enggak halal pun enggak masalah karena darurat sehingga diperbolehkan jadi ini tak akan menghambat apa pun," katanya.
• Ramalan Zodiak Selasa 6 Oktober 2020, Gemini Terjebak Kedua Kali, Leo jalani Hari yang Menantang
• Soal dan Jadwal Belajar dari Rumah TVRI Selasa 6 Oktober 2020, Kelas 4-6: Jaring-jaring Makanan
• Suami Sebut Gadis Ring Kayak Gitar Spanyol, Nia Ramadhani tak Cemburu, Ardi Bakrie: Sayang Nggak?
Maka itu, Masduki meminta publik jangan beranggapan terlalu jauh, bahwa kehalalan akan menghambat proses vaksin.
"Sama sekali tidak menghambat karena sekali lagi saya tegaskan kalau tidak halal itu juga darurat, tidak masalah," pungkas Masduki.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tunggu Kepastian BPOM, Suntik Vaksin Dilaksanakan pada Januari atau Awal Februari 2021"