Breaking News

Virus Corona di Balikpapan

Satgas Beber Peserta Demo Mahasiswa Abaikan Protokol Covid-19, Ini Jadwal Rapid Gratis di Balikpapan

Satgas beber peserta Demo Mahasiswa dianggap telah abaikan protokol kesehatan covid-19. Ini jadwal rapid tes gratis di Kota Balikpapan

Editor: Budi Susilo
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Sejumlah mahasiswa dan pelajar melakukan aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Jalan Basuki Rahmat, Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (8/10/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Satgas beber peserta Demo Mahasiswa dianggap telah abaikan protokol kesehatan covid-19. Ini jadwal rapid tes gratis di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur.

Saat ada Demo Mahasiswa menolak UU Cipta Kerja di berbagai daerah mengundang keprihatinan sejumlah pihak.

Sebab demonstran mengabaikan anjuran pemerintah untuk mencegah penyebaran covid-19.

Terlihat dalam berbagai tayangan atau pemberitaan peserta aksi tak memakai masker, tak menjaga jarak dan tak mencuci tangan.

Baca Juga: Tarif Tertinggi RT-PCR Rp 900 Ribu, Jubir Satgas Covid-19 Kaltara Agust Suwandy Angkat Bicara

Baca Juga: Hari Ini Demo Mahasiswa di Balikpapan Ricuh, Tuntut Pagar Duri Dibuka dan Tolak UU Cipta Kerja

Ketua Satuan Tugas Penanganan covid-19 Letjen TNI Doni Monardo menyatakan prihatin dengan situasi demo menolak UU Cipta Kerja yang terjadi di beberapa kota besar, termasuk Ibukota DKI Jakarta, di tengah wabah coronavirus.

“Ingat, mereka yang mengabaikan protokol kesehatan sehingga menimbulkan korban jiwa bukan hanya dimintai pertanggungjawaban di dunia, tetapi juga di akhirat,” kata Doni dengan kalimat yang jelas dan tegas.

Baca juga: Stop Stigma Negatif dan Panik Berlebihan Terkait Covid-19

Baca juga: LENGKAP Soal dan Jawaban TVRI Kelas 1-3 SD dan Kelas 4-6 SD, Hari Ini Senin 12 Oktober 2020

Dalam bincang-bincang khusus “Media Bertanya Doni Monardo Menjawab” di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Jumat (9/10/2020) sore perwira tinggi TNI AD bintang tiga ini menyebutkan data dari beberapa kepolisian daerah yang melakukan pemeriksaan rapid test terhadap pendemo ditemukan ada yang reaktif.

Selain itu, lanjut Doni Monardo, ada juga kepolisian daerah yang melakukan pemeriksaan dengan swab antigen hasilnya positif Covid-19.

Namun ia tidak menyebutkan angka pasti pendemo yang terpapar virus corona.

"Ini harus disampaikan pada publik agar menghindari aktivitas berkerumun, hindari yang menyebabkan mengancam keselamatan diri sendiri, apalagi orang lain," papar Doni Monardo yang sore itu ditemani Wartawan Senior Suryopratomo.

Baca juga: La Nina Bisa Berakibat Buruk, Berikut Sejumlah Rekomendasi BNPB untuk Hadapi Fenomena Alam Ini

Baca juga: Bisa Mencegah & Mengobati Diabetes, Ini Manfaat Minum Air Rendaman Biji Ketumbar bagi Kesehatan

Doni Monardo menekankan orang yang berbahaya bukan pasien Covid-19 yang sudah sembuh, melainkan orang positif yang belum melakukan pemeriksaan atau yang biasa disebut orang tanpa gejala (OTG).

Begitu tiba di rumah usai aktivitas di luar, termasuk demo, tanpa sengaja OTG ini dapat menulari keluarga terdekat lain.

Terutama orangtua yang memiliki penyakit penyerta (komorbid). Seperti diketahui kaum lansia dan komorbid sangat rentan tertular virus corona.

Doni Monardo yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini berpesan agar seluruh komponen masyarakat dan keluarga bisa saling menguatkan dan mengajak orang lain disiplin menjalankan protokol kesehatan

Jadwal Rapid Test Gratis di Balikpapan

Pemerintah Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur ( Pemkot Balikpapan ) mengimbau kepada masyarakat yang menjadi peserta aksi demonstrasi tolak UU Cipta Kerja maupun aparat keamanan yang bertugas pada 8 sampai 9 Oktober 2020 untuk melakukan rapid test.

Skrining awal untuk deteksi penularan Corona atau covid-19 itu dapat dilakukan di Laboratorium Dinas Kesehatan dan 27 Puskesmas di Balikpapan.

Layanan rapid test ini diberikan gratis dan dapat diakses mulai Senin, 12 Oktober 2020.

“Silakan datang ke puskesmas sesuai domisili masing-masing,” tutur Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty.

Baca Juga: Tahun Ini Pengadilan Negeri Tenggarong Menerima Banyak Perkara Pengajuan Perceraian dari Wanita

Baca Juga: Kecelakaan Maut Daerah Taman Tiga Generasi Balikpapan, 1 Orang Tewas, Diduga Ada yang Tenggak Miras

Baca Juga: Kondisi Fasilitas Umum Dermaga Apung Sambaliung Berau Buruk, Bocor Nyaris Tenggelam di Dasar Sungai

Untuk memudahkan pemberian pelayanan rapid test, masyarakat diharapkan mendaftar terlebih dahulu ke hotline puskesmas (dapat dilihat pada slide berikutnya).

Sementara itu, Satgas Penanganan covid-19 Balikpapan melaporkan hari ini (11/10) terdapat penambahan 28 kasus konfirmasi positif.

Paling banyak berasal dari riwayat tanpa gejala dengan 12 kasus, kemudian 9 dari riwayat suspek.

Sedangkan sisanya dari riwayat tracing sebanyak 7 kasus dengan 2 di antaranya balita berusia 2 tahun, dan 1 anak-anak berusia 11 tahun.

Baca Juga: Tarif Tertinggi RT-PCR Rp 900 Ribu, Jubir Satgas Covid-19 Kaltara Agust Suwandy Angkat Bicara

Baca Juga: Hari Ini Demo Mahasiswa di Balikpapan Ricuh, Tuntut Pagar Duri Dibuka dan Tolak UU Cipta Kerja

Selanjutnya pada hari ini juga terdapat 43 kasus selesai isolasi. Sebanyak 35 di antaranya merupakan kasus klaster lepas pantai PHKT yang menjalani isolasi mandiri di mess perusahaan.

Sedangkan sisanya telah menyelesaikan isolasi dan perawatan di rumah sakit.

Kemudian terdapat 1 kasus positif meninggal dunia yang merupakan laki-laki berusia 37 tahun di RS Siloam.

Tak Ada yang Kebal covid-19

Sementara itu Juru Bicara Satgas Penanganan covid-19 Wiku Adisasmito mengaku prihatin terkait masih ada anggota masyarakat yang tidak percaya terhadap bahaya covid-19.

Menurut Wiku, masyarakat harus membuka mata terhadap situasi saat ini yakni di seluruh belahan dunia merasakan akibat dari pandemi ini.

Hal itu disampaikan Wiku saat keterangan pers Perkembangan Penanganan covid-19 melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (1/10/2020).

"Kita bisa melihat di TV, mendengar radio, dan membaca dari internet, bahwa kasusnya meningkat di dunia. Ini bukan hoax, ini kenyataan, tak ada yang kebal dari penyakit ini," kata Wiku.

Wiku pun meminta masyarakat agar memahami kondisi yang terjadi saat ini. Tentunya, saling mengingatkan dalam menerapkan protokol kesehatan.

Ia juga menilai, peran gotong royong masyarakat sangat diperlukan dalam situasi saat ini.

Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Samarinda, Rapid Test 100 Relawan Lebih, Sasar yang di Garda Terdepan

Baca Juga: Cara Bikin Tubuh Tetap Bugar Selama WFH Kala Pandemi Corona ala Lembaga Anti Doping Indonesia

Baca Juga: Kegunaan Pakai Masker, Mahfud MD Ingatkan untuk Tidak Diserang dan Pindahkan Corona ke Orang Lain

"Maka dari itu mohon untukmemahami kondisinya, menjalankan protkokol kesehatan, karena kesukesan kita bersama adalah meyakinkan seluruh masyarakat agar betul-betul sadar tentang bahaya ini," ucap Wiku.

"Kalau kita lawa bersama, seluruh dunia, bukan hanya Indonesia saja, maka penyakit ini akan bisa kita tangani dengan baik," tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, sebanyak 17 persen responden meyakini bahwa mereka tidak mungkin dan sangat tidak mungkin tertular covid-19.

Hal ini berdasarkan survei BPS terhadap 90.967 responden di Indonesia pada 7-14 September 2020.

"Dari survei masih kelihatan bahwa 17 persen itu mengatakan mereka tak mungkin atau sangat tak mungkin tertular covid-19," kata Suhariyanto, Senin (28/9/2020).

"Saya pikir angka 17 persen ini persentase yang lumayan tinggi ya," tambahnya.

Catatan Redaksi:

Bersama-kita lawan virus Corona.

Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rapid Test Pendemo UU Cipta Kerja Reaktif, Ketua Satgas Covid-19: Tanggungjawab Dunia dan Akhirat,

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved