Demo Mahasiswa Kaltim Berlanjut
12 Oktober, Demo UU Cipta Kerja di Samarinda Ricuh, Mahasiswa Polnes Dilarikan ke RSUD AW Sjahranie
Dalam aksi lanjutan demonstrasi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja, di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Timur ( DPRD Kaltim )
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Dalam aksi lanjutan demonstrasi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja, di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Timur ( DPRD Kaltim ), Jalan Teuku Umar, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur pada Senin, 12 Oktober 2020 berakhir dengan kericuhan.
Massa yang berjumlah ribuan, sedari siang berorasi hingga akhirnya bertahan guna dapat bertemu oleh unsur pimpinan DPRD Kaltim serta pihak terkait agar aspirasi mereka tersampaikan.
Lebih dari pukul 18.00 Wita kemarin, penyampaian pendapat dari massa aksi yang tetap membuat pihak penegak hukum yaitu polisi, memaksa massa mundur dan membubarkan diri.
Gas airmata, water canon dan pengurai massa dikerahkan tadi malam. Massa pun berlarian hingga kembali ke titik awal kumpul (Islamic Center).
Baca Juga: Tahun Ini Pengadilan Negeri Tenggarong Menerima Banyak Perkara Pengajuan Perceraian dari Wanita
Baca Juga: Kecelakaan Maut Daerah Taman Tiga Generasi Balikpapan, 1 Orang Tewas, Diduga Ada yang Tenggak Miras
Baca Juga: Kondisi Fasilitas Umum Dermaga Apung Sambaliung Berau Buruk, Bocor Nyaris Tenggelam di Dasar Sungai
Tak sedikit mahasiswa menjadi korban, medis pun bolak-balik harus membawa mahasiswa menggunakan ambulans ke rumah sakit terdekat karena banyak menghirup gas air mata.
Tak terkecuali, Riski Gunawan (20) seorang mahasiswa yang tercatat menjalankan studi Ilmu Administrasi Bisnis di Politeknik Negeri Samarinda (Polnes).
Keterangan saksi di lapangan yang didapat Tribunkaltim.co, Riski mengalami cidera parah dibagian leher diduga mendapat pukulan serta terinjak saat massa aksi kocar-kacir menuju titik awal, hingga harus mendapat perawatan di RSUD AW Syahranie dari tadi malam, saat tim medis membawanya.
Wakil Presiden Mahasiswa Polnes, Muhammad Firdaus yang menemani perawatan, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian yang menimpa salah satu rekannya, tidak hanya Riski, bahkan mahasiswa(i) lain juga dilarikan akibat terlalu banyak menghirup gas air mata.
"Kami tidak melihat secara langsung siapa (oknum) yang memukul dan menginjak rekan kami (Riski) tepat dibagian leher. Tidak ada korban luka serius lain dari Polnes hanya beliau saja, yang lain mendapat perawatan karena banyak menghirup gas air mata semalam," Jelas Daus, sapaan akrabnya, Selasa (13/10/2020) pagi.
Ia juga mengungkapkan, bahwa rekannya dibawa oleh medis membawa ambulans sesaat setelah terkapar. Medis membawa sempat Riski ke Klinik Islamic Center yang berada tak jauh dari lokasi kericuhan.
Kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya pihak Klinik menyarankan membawa ke RS Samarinda Medika Citra (SMC), sebelum akhirnya dibawa ke RSUD AW Syahranie
"Rekan saya (Riski) langsung dibawa ke RSUD AW Syahranie, karena di dua tempat menyarankan agar segera mendapat perawatan karena adanya cidera serius (bagian leher)," ungkapnya