Pelukis Asal Samarinda Pamerkan 4 Karya Lukisannya dalam Pemeran Seni Rupa dan Seni Lukis

UPTD Taman Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim menggelar pameran seni rupa serta seni lukis pada Kamis (14/10/2020). Sejauh mat

TRIBUNKALTIM.CO/JINO PRAYUDI KARTONO
Pelukis asal Samarinda Sugeng Hariyanto memamerkan salah satu lukisannya dalam pameran seni budaya dan kriya di UPTD Taman Budaya Disdikbud Kaltim, Kamis (15/10/2020). Kecintaannya terhadap seni rupa telah muncul sejak kecil. TRIBUNKALTIM.CO/JINO PRAYUDI KARTONO 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- UPTD Taman Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim menggelar pameran seni rupa serta seni lukis pada Kamis (14/10/2020).

Sejauh mata memandang, nampak berbagai macam lukisan dengan beragam ukuran dan warna.

Mulai lukisan yang menggambarkan kehidupan sehari-hari, pemandangan alam, hingga identik dengan suku Dayak.

Pameran dimulai sejak pukul 09.00 hingga 21.00 Wita.

UPTD Taman Budaya Kaltim memang sengaja mengundang beberapa pelukis.

Ada 10 pelukis dari kalangan pelajar dan 6 pelukis profesional.

Disampaikan Sugeng Hariyanto atau akrab disapa Mbah Geng selaku salah satu pelukis yang berpartisipasi dalam pameran kali ini.

Pria yang disapa Mbah Geng ini menyebut ia dan kawan-kawan pelukis lain dihubungi sejak 5 hari yang lalu.

Tema lukisan yang dipamerkan pun bebas, tidak ada tema khusus.

Pameran ini juga sekaligus untuk mengangkat kreativitas pelukis muda yang masih bersekolah di tingkat SMP dan SMA dari Balikpapan.

Mbah Geng menjelaskan bahwa pameran lukisan bagi penikmat seni, kolektor, dan kurator pasti akan begitu dinikmati.

Menurut pengamatannya, pameran yang dibuka sejak pagi untuk umum itu memang ramai dikunjungi, walaupun tengah pandemi Covid-19 dan tetap perhatikan protokol kesehatan.

"Memandang lukisan apalagi di pameran itu enaknya saat suasana sepi. Jadi bisa dinikmati. Lukisan itu keindahan dan kenikmatan," ungkap Mbah Geng saat ditemui pada Kamis (14/10/2020).

Pameran seperti ini memang tidak terlalu rutin dilaksanakan.

Tahun ini, pameran hanya sekali digelar.

Menurut Mbah Geng pribadi, dia justru ingin pameran serupa bisa dilakukan selama 2-3 kali setahun.

Agar bisa mengangkat kreativitas pelukis pemula dan mereka bisa punya wadah untuk memperlihatkan hasil karyanya.

Mbah Geng sendiri memamerkan 4 lukisan di pameran ini.

Dia menyampaikan kebanyakan lukisan yang dibuat menceritakan tentang kehidupan sehari-hari.

Lukisannya yang berjudul Tukang Kayu dibuat pada 2019 lalu dan memakan waktu 3 bulan.

Sedangkan lukisan berjudul Mata Dayak dan Kopi Dayak dibuat pada media 2020 tadi dan pembuatan masing-masing lukisan itu selama satu bulan.

Satu lagi lukisannya yang menarik perhatian berjudul Ikan Asin.

Saat ditanya apa filosofi dari lukisan tersebut, Mbah Geng menjawab bahwa itu menunjukkan kesederhanaan hidup.

"Seni itu bukan untuk iseng-iseng. Itu profesi yang bagus dan menjanjikan. Jadi kalau misalkan sedang tidak sibuk dengan pekerjaan lain, akhirnya melukis untuk pribadi. Itu harus," katanya.

Mbah Geng bukanlah pemain lama di dunia seni lukis.

Pria 56 tahun itu sudah jatuh cinta dengan kegiatan melukis sejak dirinya masih berusia 15 tahun.

Awalnya dia belajar dari sang paman yang merupakan pembuat komik.

Mbah Geng mulai mengikuti.

Kala itu dia sudah bisa mencari uang sendiri dengan membuat kartu lebaran zaman dulu yang digambar.

Dari situlah dia mulai menekuni seni lukis.

Namun pada 1990 sampai 2017 Mbah Geng sempat disibukkan dengan beberapa kegiatan lain seperti reklame advertising dan berhenti melukis.

Barulah pada 2017, dia kembali berkecimpung di seni lukis.

Diperlukan satu tahun agar dia bisa kembali beradaptasi seperti semula.

Mulai 2017 itulah, dia menghasilkan uang dari lukisan tanpa terkecuali.

Menurutnya profesi seorang seni rupa tidak boleh dipandang sebelah mata.

Baca juga: Gedung DPRD Balikpapan Dikelilingi Kawat Berduri, Demo Mahasiswa Diwarnai Aksi Teatrikal dan Puisi

Baca juga: Kepala BMKG Berau Ingatkan Warga Waspada Ancaman La Nina, Akan Muncul Bencana Hidrometeorologi

Baca juga: Vaksin Covid-19 Beredar Tahun 2021, Dinkes Kaltim Minta Pelaku Bisnis Hotel Jangan Terlalu Berharap

Sebab hasil seni rupa masa kini memiliki nilai jual yang tinggi.

Sebagai contohnya saja ketika melukis mural di dinding ataupun jalanan sesuai pesanan klien.

Tiap meter lukisan mural yang ia buat dihargai Rp 300 ribu per meternya.

Bahkan ia penah membuat lukisan wajah Walikota Samarinda Syaharie Jaang di gedung KNPI Kaltim Jl. A.W. Sjahranie ukuran mencapai puluhan meter.

"Awalnya Istri nolak untuk jadikan sebagai mata pencaharian. Tapi pas melihat hasilnya Istri langsung mengizinkan," ujarnya bergurau.

(TribunKaltim.co/Jino Prayudi Kartono)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved