Setahun Jadi Mendikbud, Forum Guru Beri Nadiem Rapor Merah, Ada Nilai Eks Bos Gojek yang Dapat 100
Setahun jadi Mendikbud, forum guru beri Nadiem Makarim rapor merah, ada nilai Eks Bos Gojek yang dapat 100
TRIBUNKALTIM.CO - Setahun jadi Mendikbud, forum guru beri Nadiem Makarim rapor merah, ada nilai Eks Bos Gojek yang dapat 100.
Sudah setahun pendiri Gojek Nadiem Makarim menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memilih Nadiem Makarim menjadi Mendikbud dengan harapan memberi terobosan di dunia pendidikan Indonesia.
Forum Guru Seluruh Indonesia ( FGSI) pun memberikan rapor kinerja Nadiem Makarim setelah setahun menjabat sebagai Mendikbud.
Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mendapatkan rapor merah hasil kinerja setahun dari Forum Guru Seluruh Indonesia ( FGSI).
Beberapa kebijakan Nadiem Makarim mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan minimum ( KKM) yang ditentukan FGSI, yakni 75.
Baca juga: Terjawab, Jadwal Pencairan BLT Subsidi Gaji Tahap II, Langsung Masuk Rekening, Menaker: Semua Lancar
Baca juga: Akhirnya Komite Cipta Kerja Bocorkan Kartu Prakerja Gelombang 11, Siap-siap Daftar di prakerja.go.id
Baca juga: UPDATE! BOCORAN Kapan Pembukaan Prakerja Gelombang 11 Lewat www.prakerja.go.id Login? Kuota Sedikit
Baca juga: Keberuntungan AC Milan Jelang Hadapi AS Roma, Pilar Utama Serigala Ibu Kota Positif Covid-19
Secara rata-rata, kinerja Nadiem Makarim mendapatkan nilai 68.
Pengurus FGSI Cabang Mataram, Nusa Tenggara Barat ( NTB) Mansur mengatakan, terdapat delapan kebijakan Nadiem Makarim yang dinilai dalam setahun kinerjanya.
Meskipun ada beberapa yang mendapat nilai bagus, tetapi jika dirata-ratakan, nilai kinerja Nadiem tak memenuhi KKM FGSI yang dimaksud.
"Artinya nilai-nilai di bawah 75 ini dinyatakan tidak tuntas.
Sehingga kalau dirata-rata, nilai 68 ini kurang atau tidak tuntas, jadi nilainya merah," ujar Mansur di acara Raport Merah 1 Tahun Pendidikan Mas Menteri Nadiem secara virtual, Minggu (23/10/2020).
Pertama, Nadiem Makarim mendapatkan nilai 100 dengan predikat baik sekali dalam kebijakannya menghapus Ujian Nasional (UN).
Kedua, dalam kebijakan peluncuran kurikulum darurat di masa pandemi Covid-19, Nadiem mendapatkan predikat baik dengan nilai 80.
Ketiga, soal kebijakan rencana Asesmen Nasional diberi nilai 75.
"75 cukup karena secara konsep sangat baik tapi kami belum bisa mengulasnya lebih jauh karena belum dilaksanakan," kata dia.
Keempat, kebijakan bantuan kuota internet untuk siswa dan guru yang diberi nilai 65.
Kelima, program merdeka belajar yang diberi nilai 60.
Keenam, relaksasi dana bantuan dana operasional sekolah (BOS) yang diberi nilai 60.
Ketujuh adalah kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang masih bermasalah sehingga nilainya 55.
Kedelapan adalah program organisasi penggerak yang diberi nilai 50 dengan predikat kurang sekali.
Baca juga: Ramalan Zodiak Minggu 25 Oktober 2020, Capricorn Penyesalan dalam Hidup, Aries Krisis Keuangan
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) FGSI Heur Purnomo mengatakan, kondisi tersebut menunjukkan bahwa gagasan-gasan yang bagus tersebut nyatanya masih menimbulkan polemik.
"Sehingga dengan pengamatan penilaian kami, dari gagasan bagus, separuhnya timbul masalah.
Dengan kondisi begitu ada banyak nilai merah, dari 8 poin itu rata-ratanya 68, di bawah KKM," ucap dia.
Hapus Ujian Nasional
Ujian Nasional (UN) yang selama ini digunakan resmi diganti tahun 2021 mendatang dan diganti dengan Asesmen Nasional.
Bersumber dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (07/10/2020), Asesmen Nasional tidak hanya dirancang sebagai pengganti Ujian Nasional, tapi juga sebagai penanda perubahan paradigma evaluasi pendidikan.
• Terjawab Tokoh Ini Kenalkan Omnibus Law ke Luhut, Bukan Sosok Sembarangan, Jadi Menteri SBY & Jokowi
• Di ILC, Luhut Bocorkan World Bank Apresiasi UU Cipta Kerja dan Jokowi, Jangan Jadi Negara Alien
• Ramalan Zodiak Cinta Rabu 7 Oktober 2020, Scorpio Bersiap Untuk Kejutan, Aries Belajar Merelakan
• Setelah Janda Bolong, Demam Keladi Juga Melanda Tanah Air, Harganya Capai Jutaan, Kini Sulit Dicari
Akan ada tiga aspek yang masuk dalam evaluasi Asesmen Nasional.
Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menyebutkan jika aspek yang dinilai tidak hanya kemampuan individu saja.
Asesmen Nasional akan mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.
"Potret layanan dan kinerja setiap sekolah dari hasil Asesmen Nasional ini kemudian menjadi cermin untuk kita bersama-sama melakukan refleksi mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia," ucap Nadiem pada Webinar Koordinasi Asesmen Nasional, yang dikutip dari laman Kemendikbud.
Ada pula aspek yang masuk dalam Asesmen Nasional diantaranya: Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Kerja.
AKM dirancang untuk mengukur tingkat pencapaian siswa dari segi numerasi dan literasi.
Aspek kedua ditujukan untuk mengukur pencapaian siswa terhadap pembelajaran sosial-emosional. Aspek terakhir dinilai dari kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.
Lebih lanjut, Nadiem menambahkan jika hasil dari Asesmen Nasional tidak ada konsekuensi pada sekolah.
Hasil tersebut digunakan untuk pemetaan agar tahu keadaan sebenarnya di lapangan.
Baca juga: Al Ghazali Pamer Foto Safeea Duduk Dirangkul Titiek Soeharto, Reaksi Maia Estianty Disorot
Untuk menunjang pelaksanaan Asesmen Nasional, Kemendikbud akan membantu pihak sekolah dan dinas. Kemendikbud akan memberikan cara menyediakan laporan hasil asesmen.
Di dalam laporan terebut terdapat penjelasan tentang profil kekuatan dan area perbaikan dari sekolah dan daerah.
Karenanya pemerintah mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung pelaksanaan Asesmen Nasional yang akan dilaksanakan tahun 2021 mendatang.
(*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setahun Jadi Mendikbud, Nadiem Makarim Dapat Rapor Merah dari FGSI", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/10/25/15031351/setahun-jadi-mendikbud-nadiem-makarim-dapat-rapor-merah-dari-FGSI?page=all#page3.