Perang Armenia vs Azerbaijan, Pasukan Garda Revolusi Iran Mulai Dimobilisasi ke Perbatasan

Perang Armenia vs Azerbaijan berpotensi meluas. Iran telah bersiaga di perbatasan wilayah perang Armenia vs Azerbaijan.

Editor: Budi Susilo
(Hossein MERSADI / FARS NEWS / AFP )
ILUSTRASI Pasukan Garda Revolusi Iran. Perang Armenia vs Azerbaijan berpotensi meluas. Iran telah bersiaga di perbatasan wilayah perang Armenia vs Azerbaijan. 

TRIBUNKALTIM.CO, TEHERAN - Saat ini masih saja ada perang Armenia vs Azerbaijan. Pasukan Garda Revolusi Iran mulai dimobilisasi ke perbatasan.

Perang Armenia vs Azerbaijan berpotensi meluas. Iran telah bersiaga di perbatasan wilayah perang Armenia vs Azerbaijan

Kali ini Garda Revolusi Iran pada Minggu (25/10/2020) mengatakan, mereka telah mengerahkan pasukan ke sepanjang perbatasan dengan Azerbaijan dan Armenia.

Pengerahan pasukan itu dilakukan menyusul adanya tembakan nyasar dari pertempuran di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.

Baca Juga: Epidemiolog UI Sebut Vaksin yang Lebih Aman dan Tanpa Efek Samping adalah Protokol 3M

Baca Juga: Ada Penambahan Laboratorium, Pemerintah Indonesia Terus Optimis dalam Penanganan Covid-19

"Satuan pasukan darat (Garda) telah dikirim dan ditempatkan di wilayah itu," kata komandan Brigjen Mohammad Pakpour, dikutip oleh kantor berita IRNA.

Misi mereka adalah "melindungi kepentingan nasional serta menjaga perdamaian dan keamanan".

Lebih lanjut Pakpour mengatakan, Iran menghormati integritas teritorial negara tetangganya, tetapi "setiap gesekan dalam geopolitik perbatasan adalah garis merah Republik Islam Iran".

Sebelumnya komandan Pakpour mengunjungi daerah perbatasan Khoda Afarin pada Sabtu (24/10/2020), menurut laporan situs web Garda Nasional Sepahnews.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Balikpapan Senin 26 Oktober 2020, BMKG Sebut akan Turun Hujan di Jam-jam Berikut

Wilayah di selatan Azerbaijan berbatasan dengan wilayah utara Iran, yang juga berdekatan dengan Nagorno-Karabakh.

Khoda Afrin dan desa-desa di dekatnya dilaporkan terkena tembakan mortir lintas perbatasan.

"Jika tembakan semacam itu terulang lagi, Republik Islam Iran tidak akan tinggal diam," kecam juru bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh pada 16 Oktober.

Baca Juga: Kasus Aktif Covid-19 Saat Ini dalam Persentase Terkecil, Sudah Banyak yang Sembuh

Baca Juga: Kasus Aktif Covid-19 Saat Ini dalam Persentase Terkecil, Sudah Banyak yang Sembuh

Baca Juga: Dokter Reisa Beberkan 2 Hal yang Bisa Dilakukan Warga dalam Penanganan Covid-19

Baca Juga: UPDATE Pasien Covid-19 di Indonesia yang Sembuh Capai 80 Persen, Kasus Aktif Corona Menurun

Pada minggu pertama pertempuran peluru mortir berulang kali meleset keluar perbatasan.

Seorang anak berusia 6 tahun terluka akibat tembakan itu.

Armenia dan Azerbaijan terlibat konflik di Nagorno-Karabakh selama beberapa dekade.

Baca Juga: Wapres Maruf Amin Beber Sejak Zaman Nabi Ada Pandemi, Ada Pola Pentingnya Cuci Tangan

Baca Juga: Bukan Teori Semata, Kemendikbud Meminta Mahasiswa Sosialisasikan Protokol 3M Tangkal Corona

Wilayah etnis Azerbaijan itu memisahkan diri dari Baku dalam perang tahun 1909-an.

Kedua pihak juga enggan mematuhi seruan gencatan senjata dari dunia, sejak perang yang meletus pada 27 September.

Pada Kamis (22/10/2020) Azerbaijan mengatakan, telah mengambil kendali penuh atas perbatasannya dengan Iran ketika melancarkan serangannya di Nagorno-Karabakh, membuat pasukan Armenia di dekat perbatasan itu harus mundur. Armenia sendiri juga berbatasan dengan Iran di sisi barat lautnya.

Armenia dan Azerbaijan sekali lagi menyepakati gencatan senjata dalam konflik Nagorno-Karabakh, yang berlaku mulai Senin (26/10/2020).

Baca Juga: Ada 6 Klaster Pelaku Kerusuhan dalam Demonstrasi UU Cipta Kerja, Peneliti Senior LIPI Membeberkan

Baca Juga: Harap tak Ada Lagi Demo UU Cipta Kerja, Walikota Balikpapan Rizal Effendi Dekati Rektor Kampus

Kesepakatan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS), setelah gagalnya dua gencatan sebelumnya untuk menghentikan konflik di wilayah sengketa tersebut.

Gencatan senjata pertama dinegosiasilan oleh Perancis, dan yang kedua ditengahi oleh Rusia. Keduanya sama-sama dilanggar.

Gencatan senjata terbaru ini akan berlaku mulai Senin pukul 8.00 pagi waktu setempat, menurut pernyataan bersama dari Kementerian Luar Negeri AS dan Grup Minsk yang berusaha mengakhiri konflik melalui negosiasi.

Baca Juga: Warga Binaan Lapas Klas IIA Samarinda Meninggal Dunia, Kalapas Ilham: tak Ada Unsur Kekerasan

Baca Juga: Satu Pasien Covid-19 dari Tenggarong Wafat di RSUD AM Parikesit, Total Kasus Meninggal di Kukar 36

Baca Juga: Kembali Ada 4 Pasien Covid-19 Meninggal Dunia di Kukar, Satu dari Samboja dan Tiga dari Tenggarong

Azerbaijan pada Minggu (25/10/2020) menyambut baik kesepakatan itu dalam sebuah pernyataan dari duta besarnya untuk AS, Elin Suleymanov, sambil menyalahkan Armenia.

"Kami mendesak Armenia mematuhi gencatan senjata dan menghentikan provokasi militernya seperti yang telah disepakati."

Pasukan Turki

"Azerbaijan berkomitmen kuat mencapai perdamaian dan tingginya angka kematian warga sipil Azerbaijan dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan siapa penyerangnya," ucap Suleymanov dikutip dari AFP.

Azerbaijan dan Armenia terlibat konflik atas Karabakh, sejak separatis Armenia yang didukung Yerevan menguasai provinsi di pegunungan itu dalam perang tahun 1990-an yang menewaskan 30.000 orang.

Namun kemerdekaan yang dideklarasikan sendiri oleh Karabakh belum diakui dunia bahkan oleh Armenia sendiri, dan tetap menjadi bagian dari Azerbaijan di bawah hukum internasional.

Perang terbaru ini pecah pada 27 September. Armenia dan Azerbaijan saling tuduh telah menargetkan warga sipil dan melanggar gencatan senjata sebelumnya.

Dorongan gencatan senjata terbaru muncul setelah Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun bertemu dengan Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan serta Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov pada Sabtu (24/10/2020).

Di samping itu ada pula ketua bersama Grup Minsk yang terdiri dari AS, Perancis, dan Rusia.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Jumat (23/10/2020) secara terpisah bertemu dengan Mnatsakanyan dan Bayramov di Washington, untuk mendesak mereka mengakhiri kekerasan dan melindungi warga sipil.

Negosiasi kemudian dilanjutkan keesokan harinya, disertai panggilan telepon dari Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien kepada PM Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ada Tembakan Nyasar, Iran Kerahkan Pasukan ke Perbatasan Azerbaijan-Armeni

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved