Tak Punya Ponsel untuk Belajar Daring, Siswi SMP di Lombok Pilih Menikah, Ini Kisahnya

Banyak kasus yang terjadi pada masa pandemi Covid-19. Terutama yang dialami anak sekolah saat melakoni pembelajaran online atau daring.

Editor: Mathias Masan Ola
Ilustrasi - Pernikahan dini 

EB pun mengaku tahu jika suaminya sempat bekerja menjadi buruh di Bali.

Dari perkenalan itu, EB yakin UD bisa menjadi tulang punggung keluarga.

Baca juga: Menteri PMK Muhadjir Effendi Minta Pasangan yang Nikah Dini Tunda Kehamilan Hingga Usia 20-21 Tahun

Baca juga: PIK R Menolak Narkotika, Nikah Dini dan Pergaulan Bebas, Generasi Muda Harus Berwawasan Genre

Bingung karena lama tak sekolah

Saat ini EB sejatinya masih tercatat sebagai siswi kelas 3 SMP.

Sejak pandemi, dirinya mengaku bingung karena tak lagi ada sekolah.

Situasi menjadi semakin sulit karena dirinya tak memiliki ponsel untuk belajar.

"Saya bingung mau ngapain lagi, tidak sekolah sudah empat bulan, saya tidak punya handphone, tak bisa ikuti belajar daring. Ketika UD datang bersama keluarganya meminta saya ke nenek, saya mau diajak menikah," kata EB.

Namun demikian, kepada wartawan, EB mengaku masih menyimpan semangat untuk bersekolah.

"Saya ini pemalas, sering ndak masuk sekolah sebelum Covid-19. Sulit belajar karena hanya tinggal dengan nenek saja, tapi saya mau sekolah lagi," katanya.

Baca juga: Bukan Hamil Diluar Nikah atau Dijodohkan, Siswi SMP Ini Nikah Dini karena Takut Tidur Sendirian

Baca juga: 7 Fakta Pelajar SMP Nikah Dini di Sulawesi Selatan, Siswi Berprestasi hingga Takut Tidur Sendirian

Dispensasi Pernikahan Dini

Sementara itu, Kepala Dusun Kumbak Dalem, Abdul Hanan mengatakan, pernikahan EB dan UD memang sengaja tidak dilaporkan ke pemerintah desa dan Kantor Urusan Agama atau KUA.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved