Jelang Gunung Merapi Meletus, Terkuak Misi Rahasia 10 Tahun Lalu, Pendakian Berbahaya Sebelum Erupsi
Jelang Gunung Merapi meletus, terkuak misi rahasia 10 tahun lalu, pendakian berbahaya sebelum erupsi
TRIBUNKALTIM.CO - Jelang Gunung Merapi meletus, terkuak misi rahasia 10 tahun lalu, pendakian berbahaya sebelum erupsi.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG) Yogyakarta menginformasikan akan terjadi erupsi Gunung Merapi dalam waktu dekat.
Diketahui, letusan dahsyat Gunung Merapi terjadi sekitar 10 tahun lalu, di mana lebih 300 orang tewas dan ratusan ribu lainnya mengungsi.
Rupanya, ada cerita rahasia jelang meletusnya detik-detik gunung api paling aktif di Indonesia, ini.
Pakar Gunung Merapi, Drs Subandriyo MSi, menjelaskan latar belakang pembentukan tim khusus yang menjalankan misi rahasia ke puncak Merapi.
Tim khusus ini dianggap terdiri para petugas-petugas senior pengamatan gunung, yang hasil pekerjaan mereka di masa-masa genting itu memiliki peran besar bagi keselamatan banyak orang.
Baca juga: Upah Minimum 2021 Tak Naik, Serikat Buruh Tak Tinggal Diam, Said Iqbal: Apa Presiden Sudah Tahu?
Baca juga: Terjawab, Tema ILC Malam Ini, Selasa 27 Oktober 2020, Isyarat Karni Ilyas Antara Harapan & Kecemasan
Baca juga: Kabar Buruk Buruh, Upah Minimum 2021 Resmi Tak Naik, Menaker Ida Surati Semua Gubernur Beri Alasan
Baca juga: Lengkap, Kronologi Kolonel Marinir TNI Jadi Korban Begal di Depan Kantor Prabowo, Polisi Bertindak
Subandriyo, yang kini menjalankan fungsi sebagai Penyelidik Bumi Madya BPPTKG Yogyakarta, menyatakan keputusannya memang serba rahasia karena risiko.
Misi itu hanya diketahui Kepala BPPTK Yogyakarta, yang waktu itu (2010) dijalankan Subandriyo, Kepala Seksi Merapi dan beberapa orang lain di balai.
Saking rahasianya, Kepala Badan Geologi Dr Ir Surono atau sering disebut Mbah Rono, saat itu tidak diberitahu.
“Saya bentuk tim untuk melakukan pengamatan langsung dan sampling gas vulkanik di puncak Gunung Merapi yang sedang bergolak.
Tugas ini bersifat rahasia,” kata Subandriyo kepada Tribun Jogja (Tribun Network).
Menurutnya, keputusan itu didasari situasi yang serba penuh tanda tanya waktu itu.
“Tanda-tanda akan terjadi letusan makin jelas, sehingga semua ahli yang terlibat dalam analisis data yakin Gunung Merapi akan meletus,” kata Pak Ban, panggilan akrab Subandriyo.
“Tetapi pertanyaan krusialnya, jenis letusan seperti apa yang mungkin akan terjadi?” imbuhnya.
Karena menurutnya, pada beberapa kali letusan sebelumnya, dengan gejala seismik dan deformasi yang begitu kuat, seharusnya sudah muncul kubah lava baru yang disertai guguran lava dengan jumlah ribuan kali per hari.