Masuk Zona Kuning, 2 Kelurahan di Balikpapan Ini Berpotensi Jadi Tempat Simulasi Sekolah Tatap Muka
Sekolah di dua wilayah kelurahan yang berada di Kota Balikpapan berpotensi untuk menggelar simulasi pembelajaran tatap muka. Kelurahan tersebut ialah
Penulis: Miftah Aulia Anggraini |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Sekolah di dua wilayah kelurahan yang berada di Kota Balikpapan berpotensi untuk menggelar simulasi pembelajaran tatap muka.
Kelurahan tersebut ialah Kelurahan Kariangau, Balikpapan Utara dan Kelurahan Teritip, Balikpapan Timur.
Sebagaimana diketahui, pemerintah kota berencana akan menggelar kegiatan itu jika telah memasuki zona kuning.
Dinas Pendidikan Balikpapan juga diminta untuk melakukan koordinasi terhadap Dinas Kesehatan Kota.
Ini dilakukan guna melihat peta sebaran wilayah yang angka kasusnya kecil dalam penyebaran Virus Corona ( covid-19 ).
“Kita sudah kirim semua datanya ke Pak Muhaimin (Kadisdik) tinggal beliau memilih," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty.
Satgas covid-19, lanjutnya, telah menyerahkan data wilayah yang telah masuk zona kuning ke Dinas Pendidikan Kota Balikpapan.
"Ada dua, Kariangau dan Teritip, zona kuning,” sebutnya.
Andi Sri Juliarty mengatakan, kedua wilayah tersebut masuk zona kuning karena memiliki kasus terkecil.
Di Kelurahan Karingau misalnya, Satgas Covid-19 hanya mencatat 2 kasus positif.
Sedangkan Kelurahan Teritip hanya terdapat 1 kasus.
Hal tersebut, tentunya sesuai dengan aturan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Di mana kegiatan sekolah pembelajaran tatap muka hanya diperbolehkan pada wilayah yang berada masuk dalam kategori zona kuning.
Baca juga: TERJAWAB SUDAH Kapan BLT BPJS Gelombang 2 Cair, Cek Nama Penerima BLT di www.kemnaker.go.id
Baca juga: Tangan Diikat dan Mulut Dilakban, Jasad Wanita Muda Dibuang ke Kolam Buaya, Begini Nasib Pelaku
“Memang dilihat dari jumlah kasusnya, iya sudah memungkinkan,” kata Andi Sri Juliarty.
Sementara itu, sejumlah wilayah kelurahan lain yang memiliki angka kasus rendah adalah Kelurahan Telaga Sari dengan 4 kasus positif.
Kelurahan Sumber Rejo dan Lamaru, juga terdapat 4 kasus positif.
Serta Kelurahan Damai dan Kelurahan Sungai Nangka tercatat memiliki 3 kasus positif.
Diberitakan sebelumnya, transisi zona merah ke oranye menumbuhkan rasa optimistis bagi masyarakat Kota Balikpapan.
Pasalnya, sejumlah pelonggaran kebijakan mulai dilakukan.
Bahkan pemkot berencana simulasikan pengetatan di sekolah-sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Balikpapan Muhaimin mengatakan, rencana simulasi sekolah tatap muka masih terkendala urusan zona.
Adapun pemerintah kota mesti menunggu sampai Kota Minyak benar-benar berada di posisi zona kuning atau hijau.
"Yang boleh itu simulasi di zona kuning tapi secara bertahap, kemudian harus standar protokol covid-19," ujarnya.
Sebelumnya, Walikota Balikpapan Rizal Effendi memang sempat menyebut akan melakukan simulasi proses belajar tatap muka.
Dalam hal ini, Dinas Pendidikan Balikpapan pun berupaya untuk mempersiapkan kapan saja dibutuhkan.
"Pak wali menyarankan coba berkoordinasi dulu dengan Kepala Dinkes," katanya.
Koordinasi yang dimaksud yakni melihat kemungkinan wilayah terkecil di tingkat kecamatan dan kelurahan.
Utamanya dalam melihat angka kasus covid-19, yang grafiknya sudah masuk kategori zona kuning atau hijau.
"Kalau ada, maka kita akan lakukan simulasi itu," ungkapnya.
Nantinya, simulasi bisa dilakukan di semua tingkatan mulai dari PAUD sampai tingkat SMA sederajat.
"Kita lihat ada berapa banyak sekolah di sana. Itu yang dilakukan simulasi," imbuhnya.
Baca juga: Terbaru, Jadwal Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 11 di prakerja.go.id, Warning Bagi Gelombang 10
Baca juga: Hari ini Diperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Ini Hikmah dan Keutamaan, Dilengkapi Bacaan Sholawat
Proses simulasi juga, lanjutnya, dipastikan akan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, menjaga jarak dan menyediakan tempat mencuci tangan atau hand sanitizer.
Jam belajar juga akan dikurangi.
Jumlah pelajar yang masuk kelas juga dibatasi hanya 50 persen dari jumlah total kapasitasnya.
"Semua syarat-syarat dalam standar protokol kesehatan juga harus disiapkan sekolah," tuturnya.
Pihaknya akan menyediakan alat pengukur suhu, menyediakan wastafel dan menjaga jarak setidaknya 1,5 meter.
Kedatangan dan waktu menjemput anak juga akan diatur.
Tidak boleh secara bersamaan, agar tidak terjadi kerumunan orang tua di depan sekolah.
(TribunKaltim.co/Miftah Aulia)