TERKUAK DUDUK Perkara Massa Geruduk Kodim & Minta Dandim Tak Dicopot, Danrem Sampai Turun ke Lokasi
Pencopotan Letkol Dwison sebagai Dandim Batang lantas direspons dengan aksi unjuk rasa oleh masyarakat Batang, Jawa Tengah (Jateng).
TRIBUNKALTIM.CO - Letkol TNI Dwison Evianto dicopot dari jabatannya sebagai Komandan Kodim atau Dandim 0736 Batang. Padahal, Dwison baru menjabat selama 3 bulan sebagai Dandim Batang.
Pencopotan Letkol Dwison sebagai Dandim Batang lantas direspons dengan aksi unjuk rasa oleh masyarakat Batang, Jawa Tengah.
Mereka tak terima pencopotan itu karena dinilai sepihak.
Massa yang berasal dari berbagai organisasi itu lantas menggeruduk Kodim 0736 Batang.
Baca juga: Eks Panglima TNI Dapat Penghargaan Jokowi Seperti Fahri Hamzah, Politikus PKS Peringatkan Gatot
Baca juga: Gaji PNS, TNI, Polri dan Pensiunan tak akan Naik di 2021, Bagaimana Nasib THR dan Gaji ke-13?
Baca juga: PENGAKUAN Mengejutkan Polisi yang Kawal Klub Moge Pengeroyok Anggota TNI, Baru Tahu Korban Tentara
Baca juga: Pengemudi Moge, Pelaku Pengeroyok Anggota TNI Dikenal Sebagai Pengusaha Kosmetik Terkenal
Mereka membawa serta sejumlah poster dan spanduk yang berisi tulisan dukungan untuk Letkol Dwison.
Selain itu, massa juga sempat melakukan Shalat berjamaah di tengah-tengah aksi.
Dalam aksinya kali ini, mereka menuntut agar Dandim 0736 Batang, Letkol Dwison Evianto, bisa tetap bertahan dengan jabatan sebelumnya.
Dilansir dari Tribunnews.com, beberapa perwakilan massa menjelaskan aksi demo itu dilakukan secara spontan karena diduga ada kejanggalan dalam pencopotan Letkol Dwison.
Selain tokoh masyarakat, ormas, dan pengusaha, perwakilan olahraga beladiri juga bergabung dalam aksi tersebut.
Sekertaris Daerah FPI DPD Jateng, Amir Hamzah, mengatakan massa tak terima karena pencopotan jabatan dilakukan secara mendadak.
"Damdim merupakan putra daerah Batang, Dan diberi kesempatan memajukan Batang. Namun kenapa dicopot tanpa kejelasan," kata Amir dikutip dari Tribunnews.com pada Kamis (5/11/2020).
Baca juga: BOCOR Chat WA Teddy Ngamuk ke Putri Delina, Putri Sule Diam-diam Ambil Berkas Warisan Lina Jubaedah
Baca juga: Mata Najwa Tadi Malam, Terkuak Isi Telegram Kapolri Soal Demo Omnibus Law, Haris Singgung Kekerasan
Amir menduga, ada konspirasi jahat dalam pencopotan Dandim 0736 itu.
Ia pun menegaskan aksi unjuk rasa yang dilakukannya tidak ada unsur politik.
"Dandim juga rekan kami sekolah, kami yakin ada konspirasi jahat, dan hal ini harus dilawan," ujarnya.
Ia bersama massa menuntut ada kejelasan dan alasan pencopotan jabatan Dandim.
"Kami akan kawal sampai ada kejelasan, kenapa Dandim dicopot," ujarnya.
Warga tak yakin Dandim lakukan kekerasan
Sementara itu Kadarusman, perwakilan musisi jalanan Batang juga bersuara dengan adanya pencopotan jabatan tersebut.
Kadarusman yang mengaku sebagai rekan sekolah Letkol Dwison Evianto, mengaku tergerak mendengar kabar pencopotan jabatan rekannya itu.
Baca juga: Habib Rizieq Shihab Bocorkan Siapa yang Membantunya Pulang ke Indonesia, Bos FPI: Bohong Besar!
Baca juga: SELISIHNYA Mengejutkan! UPDATE Hasil Pilpres Amerika 2020, Berikut Hasil Sementara Pilpres AS LIVE
"Saya tergerak mendengar kabar itu, saya tahu betul bagaimana Letkol Dwison, karena saya rekan sekolahnya. Atas pencopotan yang dilakukan terus terang saya dan rekan-rekan tidak terima," ujar Kadarusman.
Rony Ruseno perwakilan Pengusaha Real Estate Indonesia yang juga mengikuti aksi terus menyerukan dukungan kepada Letkol Dwison.
Bahkan ia berujar bersama massa lainya akan mengurai tuduhan yang dilontarkan ke Letkol Dwison.
"Kami tahu bagaimana sikap Letkol Dwison karena ia rekan kami, bahkan sebelum menjabat sebagai Dandim. Tidak mungkin ia melakukan kekerasan," kata Rony.
Rony menambahkan, bersama massa ia meminta agar pihak berwajib mengusut kasus tersebut hingga tuntas.
"Yang jelas kami tidak terima jika saudara kami dilecehkan seperti ini. Akan kami urai tuduhan tersebut agar jelas siapa yang berbohong," ucap Rony.
Adapun surat pencopotan Letkol Dwison sebagai Dandim 0736 Batang telah turun.
Dia ditarik ke Kodam untuk menempati Perwira Menengah (Pamen).
Menanggapi pencopotannya, Letkol Dwison Evianto menuturkan dengan lapang dada atas pencopotan jabatannya sebagai Dandim 0736 Batang.
Saat dikonfirmasi, ia menjelaskan sangat berterima kasih kepada masyarakat Batang atas dukungannya.
"Namun Surat Keputusan (Sukep) yang telah dikeluarkan menjadi perintah, dan sebagai prajurit saya wajib melaksanakan, serta tidak bisa menawar lagi," kata Dwison.

Dwison mengaku akan mematuhi prosedur sesuai arahan dari pimpinan yang disampaikan lewat surat keputusan.
"Jika masyarakat Batang ada yang ingin menyampaikan aspirasi, bisa menyampaikan secara langsung ke atasan kami," kata Dwison.
Letkol Dwison juga menjelaskan, kabar terkait pencemaran nama baiknya sudah dilaporkan ke pihak berwajib.
"Kami sudah melaporkan hal itu, nantinya menunggu tindak lanjut dari pihak berwajib," kata Dwison.
Ini Sosok Letkol Dwison Evianto yang Pencopotannya Sebagai Dandim Ditolak Warga Batang
Danrem 71 Wijayakusuma Kolonel Inf Dwi Lagan Safrudin merespon aksi unjuk rasa terkait pencopotan Letkol Dwison Evianto sebagai Dandim 0736 Batang.
Danrem 71 Wijayakusuma sampai turun ke makodim untuk menemui Letkol Dwison Evianto dan pengunjuk rasa.
Massa yang tak menghendaki Dandim Batang Letkol Dwison Evianto dicopot dari jabatannya kembali menggeruduk Makodim 0736, Kamis (5/11/2020).
Mereka memadati pintu masuk Kodim 0736 Batang sedari pagi sekitar pukul 09.00 WIB, kemudian masuk ke halaman dua jam kemudian.
Dalam kesempatan tersebut, Danrem 071 Wijayakusuma Kolonel Inf Dwi Lagan Safrudin juga menemui Letkol Dwison.
Kemudian keduanya menggelar audensi bersama perwakilan massa di ruang Dandim Batang.
Tak lama berselang Kolonel Inf Dwi Lagan meninggalkan Makodim.
Kolonel Dwi Lagan tak memberikan komentar usai pertemuan tersebut.
Sekitar tengah hari, perwakilan massa selesai melakukan audensi dengan Letkol Dwison.
Menurut Dedeyora, perwakilan massa, aksi yang digelar ini merupakan aksi lanjutan sehari sebelumnya.
Aspirasi yang disuarakan menurutnya masih sama, yaitu tak terima Letkol Dwison sebagai putra daerah dicopot dari jabatan Dandim 0736 secara mendadak.
"Hari ini kami datang ke Makodim, tujuan kami masih sama seperti aksi kemarin," paparnya.
Dia menjelaskan massa juga akan membuat petisi yang akan dikirim ke Mabes TNI.
"Kami akan membuat petisi yang akan ditandatangani masyarakat Batang.
Isinya tentang keberatan masyarakat Batang mengenai pencopotan jabatan Dandim," paparnya.
Menurutnya, peserta unjuk rasa menggalang tanda tangan terkait keberatan pencopotan jabatan Dandim karena warga Batang mengenal baik Letkol Dwison.
"Harapan kami Letkol Dwison tetap di Batang, kami minta ada keadilan yang jelas untuk Letkol Dwison.
Karena kami kenal Letkol Dwison dan kami tahu dia orang baik," paparnya.
Bramantyo perwakilan lain menerangkan, aspirasi massa sudah disampaikan ke Letkol Dwison dan Danrem 071 secara langsung.
"Danrem 071 juga menerima aspirasi kami secara baik.
Tindak lanjutnya kami akan membuat surat yang akan ditandatangani seluruh elemen masyarakat Batangdan akan kami kirim ke Mabes TNI," katanya dihadapan massa.
Ia menuturkan, langkah tersebut menjadi langkah terbaik.
Harapannya Mabes TNI akan menunjuk tim untuk mengusut alasan pencopotan jabatan Dandim secara mendadak.
"Butuh waktu dan proses, namun jalan ini jadi satu-satunya langkah yang bisa kami tempuh untuk mendukung dan mempertahankan Letkol Dwison di Batang," tandasnya.
Menurut massa, kasus tersebut berawal dari isu tindak kekerasaan yang dilakukan Letkol Dwison.
Meski demikian hal tersebut tidak terbukti namun isu itu kini mencuat kembali.
Berdasarkan hal itu, massa yang menggelar aksi menduga ada pihak yang sengaja menghembuskan hal tersebut dan berdampak pada jabatan Dandim.
Berkaitan dengan hal itu sejumlah perwakilan massa bersuara bahwasannya ada pihak yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan Letkol Dwison.
Inilah Sosok Ayu Intan Diduga Jadi Penyebab Letkol TNI Dwison Dicopot Sebagai Dandim 0736 Batang
Beberapa perwakilan massa yang menggelar aksi karena tak terima Letkol Dwison Evianto dicopot secara mendadak dari jabatan Dandim 0736 Batang, mengaitkan pencopotan jabatan itu karena laporan seorang wanita atas nama Ayu Intan Sholekha.
Perwakilan massa menyebut laporan Intan ke Kodam IV Diponegoro mengada-ada dan belum terbukti kebenarannya.
Diketahui Intan mengunggah laporan terkait perbuatan tindak pidana penganiayaan dan penghinaan yang diduga dilakukan oleh Letkol Dwison Evianto selaku Dandim 0736 Batang pada Sabtu 5 September, pukul 23.15 WIB di Makodim 0736 Batang.
Laporan yang disampaikan ke Danpomdam IV Diponegoro tersebut diunggah pada 22 Oktober lalu.
Selain laporan, beberapa video juga pernah diunggah oleh Intan.
Dua video dengan durasi sekitar 20 detik yang ia unggah di akun Instagramnya pada 28 dan 29 September lalu memperlihatkan perdebatan antara Intan dengan Letkol Dwison dan sejumlah anggota TNI berseragam.
Tak hanya laporan dan video yang diunggah oleh Intan, ia juga pernah mengunggah foto memar di sejumlah bagian tubuhnya pada 11 September.
Berkaitan dengan hal itu, Casrameko, tokoh masyarakat Desa Klidang Lor, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, yang ikut dalam aksi penolakan pencopatan Dandim 0736, beberapa waktu lalu menjelaskan, ia sangat mengenal Intan.
"Saya tahu Intan itu siapa, dia juga tetangga saya di Klidang Lor.
Sejak kecil saya juga tahu dia.
Jadi dalam permasalahan ini kami tahu siapa yang salah.
Kami juga kenal Letkol Dwison yang merupakan putra daerah berprestasi tidak mungkin melakukan perbuatan tersebut," tuturnya beberapa waktu lalu.
Dilanjutkannya, ada dalang dan pihak yang mempengaruhi untuk menjatuhkan Letkol Dwison.
"Kami akan kawal hal ini, dan kami berharap Letkol Dwison bisa menjadi Dandim 0736 Batang sampai dua tahun," jelasnya.
Pantuan Tribunjateng.com, beberapa postingan di akun media sosial Intan bercerita terkait tindak penganiayaan yang ia alami.
Penganiayaan itu terjadi usai ia pulang dari salah satu tempat hiburan dan kafe yang ada di Kota Pekalongan.
Dalam perjalanan pulang, kendaraannya menyerempet mobil yang ditumpangi Letkol Dwison.
Kejadian itu terjadi pada 5 September sekitar pukul 23.00 WIB di jalan Raya Pantura Batang.
Intan juga menyebutkan, usai kejadian ia sempat menawarkan klaim asuransi, namun pihak Letkol Dwison tidak menghiraukan dan berkunjung adu mulut.
Intan menuliskan, ia sempat diminta untuk ikut ke Makodim 0736 Batang untuk menyelesaikan permasalahan namun menolak. Karena ia berfikir, harusnya ke Unit Laka Polres Batang.
Usai adu mulut ia mangalami penganiayaan, dan telpon genggamnya dirampas serta dituduh mabuk usai minum minuman beralkohol di tempat hiburan.
Dalam media sosialnya, ia mengaku sempat minum minuman beralkohol bermerk Soju, namun tak sampai mabuk.
Sementara itu, Intan yang melaporkan Letkol Dwison atas tindak penganiayaan, saat dikonfirmasi Tribunjateng.com melalui sambungan telepon menegaskan akan terus menempuh jalur hukum.
"Tidak bisa kalau kekeluargaan, karena martabat saya sudah diinjak-injak.
Bahkan saya dituduh sebagai wanita penghibur, ini kan pencemaran nama baik juga," ucapnya, Kamis (5/11/2020).
Intan mengaku tak ada pihak yang mendalangi laporan atas insiden yang dialaminya ke Kodam IV Diponegoro.
"Saya tegaskan tidak ada dalang dalam laporan saya.
Coba pikir siapa yang terima kalau dianiaya.
Untuk itu saya melapor ke Kodam IV Diponegoro," paparnya.
Dilanjutkannya, pihak Kodim 0736 Batang juga tidak pernah datang dan meminta maaf atas penganiayaan yang dialami ke dirinya.
"Kata siapa kasus ini selesai, sampai sekarang juga masih berlanjut.
Mereka juga tidak pernah meminta maaf ke saya," ucapnya.
Menurut Intan, jika pun dalam waktu dekat Kodim 0736 Batang atau Letkol Dwison datang untuk menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan, ia menegaskan tidak akan mau.
"Sudah terlambat kalau sekarang.
Kenapa tidak usai kejadian saja mengaku kalau salah," imbuhnya.
Ditambahkannya, terkait penyelesaian permasalahan ia akan mengikuti proses hukum yang berlaku.
"Sebentar lagi akan ada sidang, nanti saya beri tahu jadwalnya.
Terkait masalah ini, saya juga sudah komunikasi dengan link saya, baik Komnas HAM, Gubernur Jateng, bahkan jajaran petinggi Mabes TNI, semua menanggapinya dan mendukung saya," ujarnya.
Ia menerangkan, apa yang disampaikan di media sosialnya merupakan kebenaran dan dialaminya.
"Sudah saya jelaskan detail di Instagram saya," tegasnya.
Berikut biodata lengkap Letkol Dwison Evianto:
Nama : Dwison Evianto
Tempat/Tanggal Lahir : Batang, 15 Desember 1978
Agama : Islam
Status : Kawin
Istri : Zahra SZ
Anak : 1
Hobi : Olahraga
Riwayat pendidikan: SDN Kauman 7 Batang (lulus 1990), SMPN 3 Batang (1993), SMAN 1 Batang (1996), Akmil (2000), S1 Unkris (2017), S2 Unhan (2019)
Riwayat Jabatan:
1. Pama Kopassus
2. Danton 3/1/II Grup I Kopassus
3. Danton 2/1/II Grup I Kopassus
4. Danton 1/2/II Grup I Kopassus
5. Danton 3/2/II Grup I Kopassus
6. Dantim 1/2 Yonaksus
7. Dantim 1/1 Yonaksus Sat 81
8. Pa Ops Sat 81 Kopassus
9. Wadanden 1 Yonaksus
10. Gumil Utama Intel Tim Gumil Rindam II/SWJ
11. Kasi Rahlat Sebaglat Rindam II/SWJ
12. Pabanda Kompers Sepaban – 1/Ren Spersad
13. PS. Pabandya Binkar Spers Dam IV/MLW
14. Pabandya Binkar Spers Dam IV/MLW
15. Kasi Lembaga Kerma Multilateral Bit Kerma Internasional BNPT
16. Kasi Pers Denma Mabesad
17. Dandim 0736 Batang
Demikian biodata Letkol Dwison Evianto.
Artikel ini telah tayang di kompas.tv dengan judul Baru Menjabat 3 Bulan, Letkol Dwison Dicopot dari Dandim, Massa Tak Terima Geruduk Kodim Batang dan di Tribunjateng.com dengan judul Respons Danrem Kolonel Dwi Lagan Soal Pencopotan Letkol TNI Dwison Sebagai Dandim 0736 Batang dan Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Inilah Sosok Ayu Intan Diduga Jadi Penyebab Letkol TNI Dwison Dicopot Sebagai Dandim 0736 Batang