Penanganan Covid

Cegah Ledakan Kasus Covid pada Libur Akhir Tahun, Komisi IX DPR Ingatkan Disiplin Protokol Kesehatan

Liburan akhir tahun ini dikhawatirkan terjadi lonjakan kasus covid-19. Hal ini didasarkan atas pengalaman dari liburan sebelumnya yang selalu diikut

TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HP
KAMPANYE CEGAH CORONA - Berpenampilan layaknya pocong, seseorang peragakan bahaya covid-19 atau virus Corona, di Pasar Pagi Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Rabu (14/10/2020). TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO 

Pasalnya, mobilitas warga meningkat di masa liburan panjang sehingga berisiko terjadi penularan Virus Corona.

Sehingga Presiden Joko Widodo bakal mengurangi libur dan cuti panjang di akhir tahun 2020 ini untuk meminimalisir angka kasus positif covid-19 di Tanah Air. 

Sebagai upaya untuk mengantisipasi lonjakan kasus covid-19, Presiden Joko Widodo meminta jumlah hari libur panjang akhir tahun dikurangi.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy usai rapat terbatas dengan Presiden di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/11/2020).

"Masalah libur, cuti bersama akhir tahun termasuk libur pengganti cuti bersama hari raya Idul Fitri, Bapak Presiden memberikan arahan supaya ada pengurangan," kata Muhadjir Effendy.

Libur panjang akhir tahun dikhawatirkan meningkatkan mobilitas warga di tengah pandemi covid-19.

Apalagi libur hari raya Idul Fitri 2020 digeser ke akhir tahun karena adanya pandemi Virus Corona atau SARS-CoV-2.

Sehingga pada akhir tahun nanti selain hari raya Natal pada 24-25 Desember 2020 dan juga Tahun Baru pada 1 Januari 2021, akan ada libur hari raya Idul Fitri.

Presiden meminta masalah libur panjang tersebut dibahas secara teknis sesegera mungkin di tataran kementerian dan lembaga.

"Beliau memerintahkan supaya segera ada rapat koordinasi yang dilakukan oleh Kemenko PMK dengan kementerian/lembaga terkait. Terutama, berkaitan masalah libur akhir tahun dan pengganti libur cuti bersama Idul Fitri," katanya.

Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah lebih serius mempertimbangkan aspek kesehatan dalam menentukan libur panjang akhir tahun ini.

Wakil Ketua Umum IDI Moh Adib Khumaidi mengatakan, libur panjang telah terbukti meningkatkan kasus positif covid-19.

Seperti, pascalibur panjang akhir pekan Mei lalu yang meningkatkan fluktuasi kasus covid-19 sampai 20 persen, kemudian long weekend Agustus yang meningkatkan angka infeksi di atas dari 10 persen, dengan test rate lebih dari 20 persen.

Padahal selama pandemi covid-19 yang berlangsung 8 bulan ini, mayoritas karyawan bekerja dari rumah atau Work From Home.

"Apa memang harus ada libur panjang? Karena long weekend membuat terjadi fluktuasi kasus," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved