Penanganan Covid
Cegah Ledakan Kasus Covid pada Libur Akhir Tahun, Komisi IX DPR Ingatkan Disiplin Protokol Kesehatan
Liburan akhir tahun ini dikhawatirkan terjadi lonjakan kasus covid-19. Hal ini didasarkan atas pengalaman dari liburan sebelumnya yang selalu diikut
Menurutnya, lonjakan kasus dua hari berturut-turut lalu, diprediksi dampak mobilitas masyarakat usai libur panjang 28 Oktober hingga 1 November 2020.
Untuk itu jika tetap ingin menetapkan libur panjang pada akhir tahun ini, Adib berharap semua yang berhubungan dengan aktivitas liburan mulai dari transportasi, hotel, hingga tempat wisata haruslah mengedepankan protokol kesehatan yang ketat.
Misalnya membatasi usia pengunjung yakni dilarang untuk usia di atas 60 tahun serta pengunjung wajib mengenakan masker termasuk anak-anak.
"Jadi apakah harus ada long weekend? Namun kalau memang harus ada long weekend, maka harus ada yang diatur, mulai dari transportasi, aturan yang tegas tempat wisata di mana mereka berkumpul, hingga aturan di hotel," ujarnya.
Pihaknya menilai, semua pihak termasuk pemerintah pusat dan daerah perlu tegas dalam penerapan aturan protokol kesehatan, bahkan jika diperlukan denda dan sanksi harus diberlakukan.
Lantaran, kerumunan menjadi tempat berisiko dalam penularan covid-19.
Lebih jauh, Adib menuturkan angka kematian dokter dan tenaga kesehatan terus bertambah, di mana hingga kemarin ada lebih 160-an dokter gugur karena covid-19.
"Perubahan perilaku itu benar-benar harus dilakukan. Kalau perubahan perilaku bisa butuh 10 tahun, tetapi dengan kondisi saat ini harus ada pemaksaan, regulasi, punishment, dan denda," kata Adib.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, bahwa terjadi lonjakan kasus Covid-19 pasca libur panjang Oktober lalu.
Namun lonjakan yang terjadi masih dapat dikendalikan.
"Harus diakui bahwa terjadi peningkatan kasus selama libur panjang yang lalu. Namun, kalau dilihat angkanya masih bisa kita kendalikan. Artinya tidak lebih tinggi dibandingkan pada libur panjang bulan Agustus sebelumnya," kata Doni Monardo.
Sejumlah peristiwa menurut Jenderal bintang tiga tersebut berkontribusi pada lonjakan Covid-19 pasca libur panjang Oktober lalu.
Peristiwa itu terkait dengan aktivitas Imam Besar FPI Rizieq Shihab.
"Kegiatan-kegiatan kerumunan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Terutama di wilayah Bandara Soetta, di wilayah Kelurahan Petamburan, dan juga wilayah Slipi. Kemudian juga Tebet Timur, serta Megamendung," katanya.
Peristiwa-peristiwa tersebut membuat penambahan kasus di Jakarta relatif tinggi dibandingkan waktu-waktu sebelumnya.