Nada Suara Gibran Meninggi Usai Disindir Lawan di Debat Pilkada Solo, Moderator Sampai Mengingatkan
Momen tersebut terekam setelah Gibran disindir oleh lawannya Bagyo Wahyono saat debat pilkada Solo
TRIBUNKALTIM.CO - Calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming sempat meninggikan nada suaranya ketika debat Pilkada Solo kedua Kamis (3/12/2020).
Momen tersebut terekam setelah Gibran disindir oleh lawannya Bagyo Wahyono saat debat pilkada Solo
Gibran bahkan balik menyindir lawannya saat debat berlangsung
Seminggu sebelum Pilkada Serentak 2020 digelar pada 9 Desember 2020, dua pasangan calon (paslon) Wali Kota Solo saling berhadapan dalam acara debat kedua, Kamis (3/12/2020).
Mereka adalah pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dan Bagyo Wahyono-FX Soepardjo (Bajo).
Dilansir TribunWow.com, terdapat beberapa fakta menarik dalam debat kedua antar paslon di Pilkada Solo 2020, mulai dari nada Gibran yang sempat meninggi, hingga adanya saling sindir.
Baca juga: Pendaftaran Gibran di KPU Disinggung FPI, Calon Walikota Solo Ini Siap Ditegur, Ganjar: Biar Belajar
Baca juga: Beda Jauh, Pakar Blak-blakan Sebut Debat Gibran-Teguh Lawan Bagyo-FX Suparjo seperti Bumi dan Langit
Baca juga: TERKUAK Peran Prabowo di Balik Sandiaga Jadi Jurkam Gibran-Teguh, Gerindra Bocorkan Teknik Kampanye
Berikut beberapa fakta menariknya:
1. Sindiran Bagyo untuk Gibran
Paslon nomor dua, Bagyo sempat memberikan sidiran kepada paslon nomor satu, khususnya kepada Gibran.
Bagyo menyinggung status Gibran yang masih muda dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Kota Solo.
Bagyo masih belum begitu yakin dengan kapasitas Gibran untuk persoalan tersebut,
"Njenengan (Anda) kan masih muda, budaya Kota Solo ini mau dibawa ke mana?," tanya Bagyo memulai pertanyaan.
"Sedangkan Njenengan kan tentang kultur budaya Solo belum tahu-tahu banget," imbuhnya.
Bagyo juga menyinggung soal kebijakan pemerintah Kota Solo, termasuk di dalamnya ada Teguh Prakosa sebagai anggota DPRD, dalam menyikapi warisan budaya tersebut.
Dirinya menyebut pemkot Solo tidak banyak berperan dalam melestarikan kebudayaan, bahkan cenderung melupakan.