Nada Suara Gibran Meninggi Usai Disindir Lawan di Debat Pilkada Solo, Moderator Sampai Mengingatkan
Momen tersebut terekam setelah Gibran disindir oleh lawannya Bagyo Wahyono saat debat pilkada Solo
Bagyo mengeluhkan soal hilangnya kebudayaan, khususnya di Kota Solo, mulai dari tontonan wayang kulit hingga ketoprak.
Namun keluhan dari Bagyo masih disanggah oleh Gibran yang harusnya sudah tidak ada segmen untuk kembali menanggapi.
"Pak kalau Ketoprak bisa dilihat di Balekambang (ada), pak," ujarnya.
Hal itu membuat Gibran diperingatkan oleh kedua moderator debat dan meminta untuk menghentikannya.
4. Gibran Persoalkan Program Sungai Bawah Tanah Pasangan Bajo
Gibran juga mempertanyakan kepada Bagyo Wahyono terkait program pembangunan sungai bawah tanah di Solo yang ditawarkannya.
Dilansir TribunWow.com, paslon nomor urut dua, Bagyo Wahyono dan FX Supardjo (Bajo) sebelumnya menawarkan akan membangun sungai bawah tanah untuk mengantisipasi terjadinya banjir.
Hal itu membuat Gibran merasa penasaran, terkait cara pembangunan hingga anggaran yang akan dikeluarkan.
Gibran juga mengingatkan kontur tanah di Solo yang merupakan tanah rawa.
Gibran menilai kondisi tanah tersebut tidak cocok untuk dibuat sungai bawah tanah.
"Pembangunan sungai bawah tanah tadi anggarannya dari mana, lalu apakah Bapak sudah berkoordinasi dengan balai besar wilayah sungai Bengawan Solo," tanya Gibran.
"Dan perlu saya tekankan lagi untuk pembangunan sungai bawah tanah ini kan perlu kita lihat struktur tanah di Solo Pak," jelasnya.
"Kalau pengen membangun sungai bawah tanah itu seperti Tokyo, itu kan struktur tanahnya harus didominasi bebatuan, padahal di Solo ini struktur tanahnya dari rawa, bagamana nanti kira-kira," imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Bagyo tetap optimis bahwa programnya tersebut bisa dikerjakan.
Terkait anggaran, Bagyo mengatakan akan memanfaatkan sebagian dari APBD dan ditambah dengan bekerja sama dengan para pengusaha di Kota Solo.