Transformasi Digital untuk Pemulihan Ekonomi, E-commerce Punya Peran Penting
UMKM terbukti menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi. Meski nyatanya adopsi digital pada UMKM masih menjadi sebuah tantangan
Penulis: Heriani AM | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM terbukti menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi. Meski nyatanya adopsi digital pada UMKM masih menjadi sebuah tantangan.
Bila 100 persen perusahaan besar telah menjalankan digitalisasi, baru 13 persen UMKM yang beradaptasi dan mulai melakukan digitalisasi.
Transformasi digital kini menjadi sebuah proses yang pasti terjadi, termasuk transformasi ekonomi nasional dimana nilai ekonomi digital Indonesia pada 2025 diperkirakan mencapai USD124 miliar.
Sektor e-Commerce menjadi sektor penopang terbesar pertumbuhan ekonomi digital tersebut, dengan perkiraan nilai sebesar USD 83 miliar pada tahun 2025.
Baca juga: Ceruk Manis Bisnis Produk Lokal Kala Pandemi Covid-19, Transaksi Meningkat via E-Commerce
Baca juga: Perkembangan E-Commerce Menjanjikan, Transaksi Terus Meningkat Tiap Tahun
Baca juga: Kadin Indonesia Ajak UMKM Masuk Market Place E-Commerce dan Jaga Kualitas Barang yang DIjual
Secara umum, meningkatnya pemanfaatan beragam inovasi dan produk digital oleh masyarakat, baik untuk berbelanja, bekerja atau pun untuk belajar secara daring, merupakan faktor pendorong transformasi digital yang sangat kuat.
Dengan demikian, peran e-Commerce di era pandemi Covid-19 juga semakin penting, terutama dalam membantu pemulihan ekonomi nasional pada umumnya, dan mendukung kelangsungan usaha UMKM pada khususnya.
Perkembangan teknologi dan internet telah mendorong sektor bisnis melakukan digitalisasi, guna memperluas potensi pasar dan mengembangkan bisnis secara berkelanjutan.
Data studi Lazada menunjukkan adanya peningkatan kontribusi yang signifikan dan berkelanjutan dari perdagangan digital dalam lima tahun terakhir, meskipun proporsi antar sektor bisnis tidaklah sama.
Studi juga mengungkapkan adanya fondasi pertumbuhan (building blocks) yang berbeda antara perusahaan besar dan UMKM untuk bisa bertumbuh secara optimal di ekosistem ekonomi digital di Indonesia.
Salah satu prioritas dalam peta jalan “Making Indonesia 4.0” yang digagas Pemerintah Indonesia dan didukung diantaranya oleh Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian adalah transformasi digital.
Baca juga: Penggunaan E-Commerce Meningkat Pesat, UMKM Didorong Digitalisasi, Berikut Dampak dan Tantangannya
Baca juga: BI Dorong UMKM di Balikpapan Tetap Eksis, Bantu Hubungkan dengan E-Commerce
Baca juga: Selama Pandemi Covid-19 Penjualan Ponsel Turun, Medsos dan E-Commerce Jadi Pilihan
Lazada menyelenggarakan studi ini untuk mencari tahu lebih jauh tentang faktor-faktor yang dapat mempercepat transformasi digital untuk mendorong terbentuknya ekosistem ekonomi digital yang andal.
Studi dilakukan selama kurang lebih 2 bulan melalui pendekatan wawancara mendalam ( in-depth interview ) dan survey kuantitatif. Responden dalam studi ini meliputi perusahaan dan UMKM, asosiasi terkait, pejabat pemerintahan terkait serta pelaku industri e-Commerce lainnya.
Mira Tayyiba, selaku Staf Ahli Menteri Bidang Transformasi Digital, Kreativitas, dan Sumber Daya Manusia, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia secara daring menegaskan pentingnya transformasi digital ini bagi kemajuan Indonesia.
"Transformasi digital berperan penting dalam pemulihan ekonomi nasional untuk mencapai fondasi perekonomian yang kuat dan pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia," ujarnya, Senin (21/12/2020).
Menurutnya, salah satu prasyarat terpenting untuk mencapai transformasi digital selain infrastruktur adalah pola pikir yang terbuka terhadap kolaborasi. Diperlukan sinergi dari berbagai pemangku kepentingan untuk mengurangi digital gap dalam masyarakat, pelaku usaha, juga instansi pemerintah.
Baca juga: Sudah Bisa Dipesan di E-Commerce, Harga Rp 2,5 Jutaan, Ini Spesifikasi Ponsel OPPO A12
Baca juga: Laju Pertumbuhan Transaksi e-Commerce di Kaltim Meningkat, Produk Fashion Mendominasi
Baca juga: Pelaku E-Commerce Tingkatkan Pengiriman Kantor Pos Samarinda Hingga 17.422 Paket Barang Tahun Ini
Menanggapi pentingnya peran eCommerce dalam mempercepat digitalisasi baik bagi perusahaan maupun UMKM, Monika Rudijono, selaku CMO Lazada Indonesia menjelaskan, visi Lazada adalah untuk mempercepat kemajuan ekonomi di Asia Tenggara melalui commerce dan teknologi.
"Lewat studi ini kami ingin lebih memahami perjalanan dan building blocks dari perusahaan besar dan UMKM dalam transformasi menuju ekonomi digital, serta bagaimana kami sebagai platform eCommerce dapat mendukung kebutuhan tersebut," jelas Monika.
"Dengan dukungan teknologi canggih yang kami miliki, pemberdayaan data, serta solusi logistik yang holistik, Lazada siap jalankan misi dukung pemerintah Indonesia memberdayakan bisnis dan individu dalam menjalankan transformasi digital untuk bisa maju bersama dalam ekosistem ekonomi digital Indonesia," urainya.
Baca juga: Resmi, Perusahaan E-Commerce Ternama Ini Jadi Sponsor Utama Liga 1 2019
Baca juga: Aturan Pajak e-Commerce Ditarik Menteri Keuangan Sri Mulyani, Direktur CITA Menilai Sarat Tekanan
Baca juga: Menggiurkan! Begini Daftar Gaji Karyawan E-Commerce seperti Tokopedia, Bukalapak hingga Lazada
Selain itu, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Bima Laga melihat sudah terjadi banyak perubahan di aktivitas masyarakat sepanjang 2020.
Termasuk pertumbuhan penggunaan e-commerce beberapa tahun belakangan sebenarnya cukup menggembirakan, namun pandemi memang memberi dampak sangat besar.
Aktivitas belanja online langsung naik signifikan, belum lagi para pelaku usaha yang juga shifting ke digital. Dengan arah kebijakan dan pelaksanaan yang tepat, e-commerce memegang peranan penting dalam mendorong pelaku UMKM berkembang bersama e-commerce.
"Kami pikir, e-commerce dan pelaku UMKM merupakan satu kesatuan yang sulit dipisahkan jika bicara transformasi digital," tutupnya.
(Tribunkaltim.co/Heriani)