KABAR DUKA! Sempat Covid-19, Wabup Pamekasan Berpulang, Bupati: Meninggal Karena Penyakit Lain
Kabar duka menyelimuti warga Pamekasan di hari penghujung tahun 2020, Kamis (31/12/2020). Wakil Bupati Pamekasan, Rajae meninggal dunia.
Menurutnya, prinsip dalam mengajar bukan persoalan gaji, melainkan bagaimana turut serta dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara.
"Ketika mengajar lebih ditekankan pada transfer pengetahuan dan pengalaman agar bermanafaat kepada seluruh anak didik," sarannya.
Tidak hanya itu, Rajae juga masih mengenang momen yang tidak bisa ia lupakan saat menghadapi anak didiknya di dalam kelas dengan berbagai karakter.
Hal yang paling ia ingat, ketika sedang megajar saat mendapati anak didiknya tidur sewaktu proses pembelajaran berlangsung.
Ketika ingin membangunkan siswanya tersebut, dirinya harus mencari cara yang inovatif, agar anak didiknya bisa ikut dalam proses pembelajaran dan bisa memamahami pelajaran yang ia berikan dengan baik.
"Yang tak kalah mengesankan lagi ketika mengajar anak didik yang tingkat dasar, ketika harus membersihkan 'bilek (kotoran mata)', sebab waktu itu tidak seperti sekarang yang pakai seragam,” katanya sembari tersenyum.
Meski demikian, Rajae saat itu mengaku masih terus semangat dan bersabar menghadapi segala rintangan, tantangan dan hambatan.
Tujuannya saat itu hanya satu, yakni ingin mengukir sejarah dalam kehidupannya.
“Saya menjalani profesi itu dengan sabar, sampai tahun 2017 kemarin baru saya melepaskan diri menjadi kepala sekolah,” ungkapnya.
Lebih lanjut Rajae mengutarakan, ada dua kata yang menjadi pegangan dirinya kala itu supaya menjadi guru yang hebat.
Pertama, menjadi seorang guru, harus selalu 'Up to date' terhadap ilmu pengetahuan yang selalu berkembang.
Sehingga proses transfer ilm kepada murid pengetahuannya selalu terbarukan.
Kedua, harus menganggap profesi guru sebagai tugas yang paling mulia.
Sehingga, akan menerima dengan sepenuh hati atas segala konsekuensi yang akan diterima.
Selang beberapa tahun Rajae mengabdikan diri menjadi guru, dia mengaku merasa terpanggil untuk berkontribusi lebih kepada masyarakat di sekitarnya.
Sehingga memasuki tahun 2008, ia memantapkan diri mencalonkan sebagai kepala desa dan keinginannyapun terpenuhi, bahkan terpilih kembali dua periode menjadi kepada desa di daerahnya.
Selain ketertarikan dirinya menjadi kepala desa, waktu itu juga Rajae merupakan satu-satunya orang yang menyandang gelar Sarjana di desanya tersebut.
Sehingga hal itulah yang menjadi semangatnya dalam mendharmabaktikan dirinya kepada masyarakat.
“Atas dasar pendidikan yang dimiliki, saya merasa punya tanggung jawab, jadi waktu itu ada panggilan hati untuk memajukan desa," ujarnya.
Terlepas dari semua itu, pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Cabang Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ) Pamekasan tahun 2003 hingga 2004 itu mengaku kesuksesan dirinya juga berkat doa dari kedua orang tuanya yang selalu menjadikannya memiliki kesempatan terbaik dalam setiap langkah yang dinginkan.
Upaya kesuksesan itu dilakukan kedua orang tua Rajae dengan memondokkan dirinya di Pesantren Darul Ulum II Bujur Tengah mulai dari tahun 1992 hingga tahun 1998.
"Jadi di Pondok Pesantren itulah saya mendapatkan didikan yang sangat luar biasa.
Saat itu ada sosok guru yang menginspirasi bagi saya, beliau (Kiai Sholehuddin) yang selalu berpuasa setiap hari," ucapnya.
Tidak hanya itu, meski hidup di Pondok Pesantren Rajae mangaku waktu musim tani dia menyempatkan pulang untuk membantu kedua orang tuanya dan tetap bertani, karena dirinya lahir dari keluarga seorang petani.
“Selama nyawa tetap di badan, saya akan tetap berjuang, karena manusia itu harus menciptakan sejarah dalam hidupnya,” janjinya.
Rajae sampai saat ini juga masih mengingat pesan kedua orang tuanya kala itu yang sangat sederhana, yakni 'Ajher pateppak, makle tak padeh maso sengkok. Cong been monduk pabender ajher pabender makle been tak padeh so sengkok'
(Belajar yang benar, biar kamu tidak sama dengan saya. Nak, kamu mondok yang benar, belajar yang benar juga, biar nasibnya tidak sama dengan saya).
"Saya terjun di dunia politik ini ingin lebih bermanfaat secara luas kepada masyarakat.
Sehingga nantinya saya bisa melahirkan sejarah emas yang bisa menjadi rujukan di masa depan, baik bagi diri saya dan keluarga saya ataupun masyarakat sekitar, terlebih khusus masyarakat Pamekasan," harap Rajae. (*)
Baca juga: Buat Pasangan Meleleh! 50 Kumpulan Ucapan Selamat Tahun Baru 2021 Bahasa Inggris Lengkap Dengan Arti
Baca juga: Kisah Polisi Tembak Anak dan Istri, TERKUAK! Gelagat Aiptu Slamet Sebelum Ledakkan Kepala Sendiri
Baca juga: Jadi Tersangka Gisel Curhat, Minta Maaf ke Gempi, Tebak Reaksi Gading, Roy Marten Beber Kondisi Anak
Baca juga: Rumor Transfer Liga Italia, Arsenal Tawarkan Pelayan Ronaldo Secara Gratis, Juventus Menolak?
Artikel ini telah tayang di Tribunmadura.com dengan judul Rajae Meninggal Bukan karena Terinfeksi Covid-19, Ini Penjelasan Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, https://madura.tribunnews.com/2020/12/31/rajae-meninggal-bukan-karena-terinfeksi-covid-19-ini-penjelasan-bupati-pamekasan-baddrut-tamam?page=all