Berita Samarinda Terkini
Harga Sembako di Samarinda, Komoditi Cabai Pasar Segiri Mahal, Pengaruhi Jumlah Pembeli jadi Menurun
Awal tahun 2021 harga cabai di Pasar Segiri, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur meninggi, harganya meroket naik
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Budi Susilo
Dari yang mulanya perkarung hanya Rp. 360 ribu, hingga kini kenaikan harganya mencapai Rp 500 ribu.
Baca juga: Beginilah Prosedur Orang yang Pernah Terpapar Corona dalam Program Vaksinasi covid-19
Baca juga: Pandemi covid-19, Pelaku Usaha Tempe dan Tahu di Berau Alami Penurunan Produksi
Baca juga: Harga Sembako di Bontang, Kenaikan Pasokan Impor Kedelai Belum Berimbas, Tempe dan Tahu Masih Normal
Kenaikan harga tersebut tidak intans atau secara langsung, tetapi kenaikannya secara bertahap yang terhitung sekitar mulai Bulan November 2020.
"Kenaikan harga kedelai itu mulai sekitar bulan 11 tahun 2020. Dan itu terus - menerus hingga akhirnya sampai saat ini," ucapnya saat diwawancarai awak media Tribunkaltim.co di tempatnya, Selasa (5/1/2021) petang.
Dirinya biasa sekali membeli kedelai, 15 karung dengan total harga Rp. 3,6 juta, dalam satu minggu.
Setelah adanya kenaikan ia tetap mengambil dengan jumlah sekian namun harganya sekarang naik menjadi Rp. 7 juta.
Belum lagi ditambah dengan kenaikan harga bahan pokok lainnya seperti, kayu yang menjadi bahan bakar, minyak, plastik dan lainnnya.
Baca juga: Operasi Lilin 2020, Polres Penajam Paser Utara Bagi Sembako untuk Warga Terdampak covid-19
Baca juga: CATAT! 38,8 Juta Warga akan Terima Bansos Mulai Besok 4 Januari 2021, PKH, BST dan Program Sembako
Baca juga: Harga Sembako di Kutai Timur, Jelang Natal 2020, Komoditi Cabai Kutim Merangkak Naik
"15 karung itu habis satu minggu, itu aja sudah saya kurangi karena bahan mahal segalanya naik semua," ujarnya.
Mensiasati hal tersebut, ada pengurangan jumlah potongan tahu dan ada yang dinaikan harganya, seperti untuk yang mentah ia yang mulanya menjual Rp. 10 ribu per 40 potong, kini ia menjual hanya 30 potong saja.
Sedangkan yang sudah digoreng, biasanya menjual 100 potong dengan harga Rp. 30 ribu, dinaikan menjadi Rp. 35 ribu.
Kendati demikian, diceritakannya ada saja yang bertanya terhadap kenaikan harga tersebut.
"Tapi saya sampaikan, kalau mau ya segini, kalau tidak mau ya sampean coba cari di lain saja. Tapi sama saja semua yang lain juga naik," katanya.
Baca juga: Natal 2020 di Kukar, Polres Bersama Pokdar Kamtibmas Bagi-bagi Sembako di Gereja
Baca juga: Tiba di Gudang Samarinda, Vaksin covid-19 Dijaga Personel Gabungan Selama 24 Jam Penuh
Baca juga: NEWS VIDEO 25.520 Vaksin covid-19 untuk Kaltim Belum Bisa Digunakan, Tunggu Izin dari BPOM Keluar
Ia membeberkan pendapatan bersihnya ketika berhasil terjual, dalam seminggunya biasanya Rp. 500 ribu. Tetapi setelah adanya kenaikan seperti sekarang ini, ia mengaku dalam seminggu hanya Rp. 100 lebih.
"Kalau sekarang sudah tidak seperti 500 itu, paling lebihnya buat makan aja ya kira - kira Rp. 100 ribu lebih," imbuhnya.
Sementara itu, diungkapkan oleh Anwar Sanusi pengusaha pabrik tempe, bahwa ia mengurangi jumlah produksi.
Yang mulanya dalam sehari 50 Kilogram, kini seletah adanya kenaikan harga kedelai ia hanya memproduksi 30 sampai 40 Kilogram saja.