Berita Paser Terkini

Harga Tetap, Pengusaha Tahu dan Tempe di Paser Kurangi Ukuran

Akhir-akhir ini konsumen mengeluhkan ukuran tahu dan tempe kian menipis yang ada di pasaran.

Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM
Salah seorang pembuat tahu tempe yang ada di Kabupaten Paser .TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM 

TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Akhir-akhir ini konsumen mengeluhkan ukuran tahu dan tempe kian menipis yang ada dipasaran.

Na'imatussadia misalnya, salah satu warga yang mengeluhkan adanya pengurangan ukuran tahu tempe yang ada di pasaran.

"Makin hari ini makin menipis ukuran tempe yang ada dipasaran," keluh Na'ima, Rabu (06/01/2021)

Baca juga: Gubernur Kaltim Ditanya Jatah Vaksin, Isran Noor: Aku Ini Masih Muda, Umur 36 Tahun jadi Tidak Perlu

Baca juga: Pemberlakuan Rapid Test Antigen, Tengok Reaksi Penumpang di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan

Baca juga: Walikota Balikpapan Rizal Effendi Beber Alasan Rapid Antigen Belum Berlaku di Jalur Laut

Ponirin yang berprofesi sebagai pengrajin tahu tempe yang ada di Senaken, Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur  membenarkan kabar tersebut.

Menurutnya, sudah sebulan terakhir ini pihaknya merasakan kenaikan harga kedelai sehingga berimbas kepada produksinya.

Baca juga: Harga Sembako di Samarinda, Kedelai Naik Tajam Tahu Meroket, Produsen Tempe Kurangi Komposisi

Baca juga: Harga Kedelai Meroket, Produsen Tahu dan Tempe di Bontang Pasrah, Terima Nasib Pendapatannya Turun

Baca juga: Pandemi Covid-19, Pelaku Usaha Tempe dan Tahu di Berau Alami Penurunan Produksi

"Dalam sebulan terakhir ini kedelai yang dipasok pengepul dari Balikpapan ke Kabupaten Paser ini mengalami kenaikan harga, jadi hal itu berimbas juga kepada produksi kami," ungkapnya.

Produksi setiap minggunya untuk tahu dan tempe sebanyak satu ton kedelai yang diperlukan dengan harga Rp 8 juta/ton sedangkan sekarang ini naik menjadi Rp 10 juta/ton.

Lanjutnya, untuk produksi satu ton itu, habis dalam 1 minggu saja dan hanya dipasarkan di Kecamatan Tanah Grogot dan tidak menjangkau untuk kecamatan lainnya.

Ponirin menjelaskan agar usahanya tetap bisa berjalan dan tidak merugi d itengah kenaikan harga kedelai.

Ia mengakali dengan mengurangi ukuran produksi tahu tempe.

Baca juga: Harga Sembako di Bontang, Kenaikan Pasokan Impor Kedelai Belum Berimbas, Tempe dan Tahu Masih Normal

Baca juga: NEWS VIDEO Hasil Liga Italia - Menang Identik, Nerazzurri Tempel AC Milan di Puncak

Baca juga: LENGKAP Klasemen dan Jadwal Liga Italia Pekan ke-11, Peluang Juventus & Inter Milan Tempel AC Milan

"Harga jual tahu tempe masih tetap, tapi ukurannya yang kita kecilkan, itu pun kita ngomong sebelumnya kepada pelanggan atau konsumen supaya tidak kaget," jelasnya.

Ponirin yang sudah menggeluti profesinya sejak tahun 1988 ini mengaku, kenaikan harga kedelai saat ini juga pernah dialami beberapa puluh tahun yang lalu.

Untuk itu, ia berharap agar harga bahan baku tahu tempe itu segera normal kembali, apalagi di tengah pandemi covid-19 saat ini yang entah kapan berakhirnya.

"Di zaman Sueharto pernah juga harga naik seperti ini, ya saya hanya bisa berharap agar harganya segera stabil kembali," ucapnya.

Dikatakan, jika harga kedai terus melambung, bapak empat anak ini mengaku akan tetap berjuang mempertahankan usahanya agar tidak kehilangan mata pencaharian demi menghidupi keluarga.

Baca juga: Jambret di 8 TKP Dalam 4 Bulan Terakhir, Pelaku Pakai Uang Hasil Kejahatan Buat Beli Sabu

Baca juga: Vaksin Sinovac Tiba di Samarinda, Jatahnya 6.565, Diutamakan untuk Tenaga Kesehatan dan Tokoh Publik

"Mau gemana lagi tetap kita pertahankan, cuma belum tau bagaimana caranya nanti, tapi kalau bisa jangan lagi naik harganya, karena sekarang ini sudah terasa dampak dari kenaikan harga itu," terangnya.

Ponirin menjelaskan, tentunya imbas dari pengurangan ukuran ini tentunya berdampak pada konsumen dan penurunan daya beli masyarakat. 

(TribunKaltim.Co/Syaifullah Ibrahim)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved