Anak Tenggelam di SKM

Bibi Korban Sempat Minta Tolong Warga Sekitar, Sebut Sungai Karang Mumus Samarinda Angker

Aldifin Syahreza (13), bocah yang terseret arus sebelum akhirnya menghilang dan tenggelam sekitar 30 meter dari titik awal bermain bersama

TRIBUNKALTIM.CO/ MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Lokasi Aldifin Syahreza (13) terseret arus lalu hilang tenggelam di Sungai Karang Mumus, pada Minggu (10/1/2021) siang hari ini. TRIBUNKALTIM.CO/ MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Aldifin Syahreza (13), bocah yang terseret arus sebelum akhirnya menghilang dan tenggelam sekitar 30 meter dari titik awal bermain bersama dengan empat orang lainnya. 

Saksi mata sekaligus bibi korban bernama Evi Purnama Sari (16), bercerita bahwa ibu korban, yang saat ini tak bisa diminta keterangan lantaran masih bersedih mengingat anaknya, mengatakan sempat ditegur jangan bermain di sekitar jamban.

Aliran Sungai Karang Mumus Samarinda yang hulunya bermuara ke Sungai Mahakam ini, sedang pasang dan berarus deras.

Baca juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, Grafik Kasus Mulai Meroket, 6 Balita Ikut Terpapar Covid-19

Baca juga: Jalan Km 11 Balikpapan-Samarinda Kaltim Sudah Selesai, Masuk Rencana Beautifikasi

Baca juga: Pelaku Pembacokan Pria Paruh Baya Idap Skizofrenia, Merasa Dikucilkan Hingga Picu Aksi Brutal

Korban Difin, sapaan akrabnya, ditegur berulang kali ketika sang adik, dua sepupunya dan dan satu temannya hanya bermain, tidak ada yang berenang di sekitar jamban.

"Namun mereka tetap tidak mau beranjak dari situ (jamban), tetap saja bermain, padahal sudah tau arus deras, air juga pasang," kata Evi, saat diminta keterangan, Minggu (10/1/2021).

Evi yang saat itu berada didalam rumah, juga sudah berkali-kali menegur.

Hubungannya dengan korban yang sangat erat seperti mendapat firasat, ketika semalaman dia juga mengaku tidak bisa tidur dan melihat korban saat tidur.

Baca juga: Harga Sembako di Balikpapan, Komoditi Cabai Rawit Naik, Tembus Rp 100 Ribu per Kilogram

Baca juga: Syarat Antigen Berlaku 2 Hari, Fasilitas Tes Rapid Antigen Diharapkan Ada Juga di Pelabuhan

"Ceritanya tidur sini, saya nggak bisa tidur semalaman. Memang dibawa kesini, malam minggu tidur disini (akhir pekan)," sebutnya.

Korban dan orang tuanya diketahui juga bertempat tinggal di Kawasan Sambutan.

Tempat korban terbawa arus lalu menghilang ialah kediaman adik sepupu ibu korban.

Dikatakan Evi korban dan empat orang lain bermain disekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) terakhir korban sebelum terbawa arus sejak pagi hari, hingga siang harinya usai bada dzuhur insiden menimpa korban terjadi. 

Baca juga: Bocah 10 Tahun di Samarinda Tenggelam Saat Berenang di Arus Deras Bendungan Benanga, Begini Nasibnya

Baca juga: NEWS VIDEO Bocah 10 Tahun Tenggelam, Jasad Berhasil Ditemukan 50 Meter dari tempat Menghilang 

Baca juga: Kisah Motoris Tenggelam di Sungai Mahakam Samarinda, Baru Menikah, Kini Istrinya Sedang Hamil

"Tepatnya pukul 13.00 Wita kejadiannya, ponakan saya (korban) turun di jamban ada kayu kan cuman nggak kelihatan. Arus deras membawa tubuhnya, setelah ada terdengar suara seperti jatuh ke air, ibunya Difin lalu melihat terbawa arus. Saya berteriak tolong, dam panggil warga untuk terjuni sungai kejar dia. Saat tetangga mau terjun sudah nggak ada (korban menghilang)," jelas Evi.

Persisnya, ibu korban mendengar bunyi ada sesuatu yang jatuh ke air. Evi sempat melihat korban timbul tenggelam.

"Ada yang jatuh (ke air), makanya saya cari orang untuk berenang, karena semuanya yang bermain di jamban tidak bisa berenang, hanya teriak larut. Kepalanya masih nimbul sekitar 30 meter dari sini (sambil menunjuk jamban), disebelah kanan kan itu ada rumah warna pink, masih kelihatan disana sebelum hilang (tenggelam)," ungkap Evi.

Diakui Evi, arus pada pagi hari hingga siang sebelum peristiwa duka ini terjadi, sangatlah deras dibanding setelah keponakannya dinyatakan mengjolang terseret arus.

"Tadi pagi deras banget arusnya, tidak seperti sekarang," ujarnya.

Sedari kecil, Evi mengaku dekat dengan korban. Ibunya ialah adik sepupu dari ibu korban, kedekatan terjalin dari ia kecil hingga tumbuh bersama, jarak usia 3 tahun membuatnya sudsh seperti adik kakak, padahal Evi ialah bibi korban.

Baca juga: BREAKING NEWS Seorang Anak Hilang Terbawa Arus di Sungai Karang Mumus Samarinda Saat Bermain

Baca juga: Ibunya Jatuh ke Kolam Renang dan Nyaris Tenggelam, Sule Beri Peringatan, Reaksi Nathalie Holscher

Evi sangat berduka dengan peristiwa yang menimpa keponakannya.

Ia juga bercerita bahwa di kawasan tempat ia tinggal, beberapa tahun memang sering memakan korban, bahkan terbilang angker.

Sungai karang mumus yang mengalir ke hulu, seperti meminta tumbal.

"Dua tahun lalu di daerah Pulau Indah (masih kawasan jalan kesehatan dalam) juga pernah ada orang tenggelam, cowok 16 tahun jadi korban. Saat saya kecil 15 tahunan yang lalu juga pernah orang tua (pria) juga jadi korban. Mau pergantian tahun ini ada saja makan korban, meminta tumbal sungainya," pungkas Evi.

(TribunKaltim.Co/ Mohammad Fairoussaniy)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved