Kebakaran Pasar di Nunukan
Hilangkan Trauma Anak Korban Kebakaran Rumah di Nunukan, 2 Komunitas Bentuk Posko Healing
Sebanyak 23 anak korban kebakaran rumah yang terjadi 3 hari lalu di Inhutani Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Sebanyak 23 anak korban kebakaran rumah yang terjadi 3 hari lalu di Inhutani Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) mengikuti kegiatan Trauma Healing di posko evakuasi, belakang Pasar Malam Nunukan.
Diketahui, dua komunitas ini yakni Wahana Pendidikan Perbatasan (WPP) dan Komunitas Kumpul Untuk Beramal (KUMAL) menjadi inisiator kegiatan Trauma Healing tersebut.
Sejak pembukaan kemarin, 2 komunitas itu dibantu oleh personel TNI-Polri untuk menyiapkan sound system dan posko bermain.
Anggota KUMAL, Hasanuddin, mengatakan kegiatan Trauma Healing yang dilakukan oleh pihaknya semata untuk menghibur anak-anak yang menjadi korban kebakaran yang menghanguskan 62 bangunan rumah itu.
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Nunukan, Tambah 52 Pasien Covid-19, Sembuh 18 dan 35 Specimen Belum Diperiksa
Baca juga: Harga Gas 3 Kg di Nunukan per Tabung Rp 70 Ribu, Aliansi Masyarakat Beber tak Ada Kelangkaan Barang
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Nunukan Ungkap Harga Gas Elpiji 3 Kg Hingga Rp 70 Ribu Per Tabung
"Kegiatan Trauma Healing ini untuk pemulihan rasa trauma anak-anak korban kebakaran rumah. Anak seusia mereka kan tergolong masih labil, tingkat traumanya pasti berbeda dengan orang dewasa. Jadi atas dasar itu kami lakukan kegiatan ini," kata Hasanuddin kepada TribunKaltara.com, Rabu (13/01/2021), pukul 16.00 Wita.
Menurut Hasanuddin, posko Trauma Healing itu akan dibuka oleh pihaknya sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan.
Pasalnya, dia berharap melalui pelayanan Trauma Healing itu rasa trauma anak-anak korban kebakaran bisa segera pulih.
"Tidak ada batas waktu yang kami tentukan. Harapan kami sampai hilang rasa trauma anak-anak," ucapnya.
Sesuai data dari Kelurahan Nunukan Utara, ada sebanyak 84 anak yang menjadi korban kebakaran termasuk penganiayaan. Dari 84 anak, 46 diantaranya anak laki-laki, dan 38 anak perempuan.
Kendati begitu, hanya 23 anak saja yang mengikuti Trauma Healing tersebut.
Baca juga: Polsek Nunukan Masih Selidiki Motif Bakar Rumah dan Aniaya 4 Orang Dewasa dan 3 Anak
Baca juga: Bupati Asmin Laura Menilai Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan di Nunukan Terbilang Susah
Baca juga: BPBD Dirikan 4 Tenda Pengungsian Bagi Korban dari 57 Rumah yang Terbakar di Nunukan
"Banyak sebenarnya anak korban kebakaran rumah. Tapi banyak yang mengungsi di tempat keluarga. Sasaran Trauma Healing itu anak sekolah usia TK, PAUD, dan SD termasuk kemarin ada yang belum sekolah. Setiap hari kami stand by di posko.
Kami siapkan sejumlah permainan, buku-buku dongeng dan bacaan lainnya. Kalau komunitas WPP itu lebih kepada pendidikan, kalau KUMAL lebih kepada kegiatan games seperti badut. Ada badut Helo Kitty, Micky Mouse, Spiderman, dan Doraemon," ujarnya.
Kapolres Nunukan AKBP Saiful Anwar melalui AKP Eka Berlin, mengatakan penting bagi anak-anak untuk mendapat pelayanan pemulihan trauma agar mereka bisa kembali menjalani aktivitas seperti sebelum adanya peristiwa kebakaran itu.
Baca juga: 8 Januari 2021, Bupati Nunukan Asmin Laura Berlakukan Jam Malam, Orang Berkumpul tak Boleh
Baca juga: BREAKING NEWS Si Jago Merah Mengamuk di Pasar Inhutani Nunukan, Rumah Warga Ikut Terbakar
"Kita melihat banyak permasalahan yang muncul terutama mengenai hunian atau tempat tinggal, kemudian sandang pangan, sembako dan sebagainya, di sisi lain ada hal yang juga sangat penting dan menjadi kepedulian kami yaitu rasa trauma mereka. Maka itu, kami TNI-Polri bersama 2 komunitas ini membentuk posko Trauma Healing bagi anak-anak korban kebakaran. Semoga kehadiran kami bisa sedikit meringankan trauma mereka," tutur pria yang akrab disapa Berlin.
Baca juga: 57 Rumah di Nunukan Terbakar, Diduga Pelaku Pembakaran Alami Gangguan Jiwa
Baca juga: Bupati Nunukan Asmin Laura Beber Potensi Zakat Sangat Fantastis Capai Rp 300 Triliun per Tahun
Berlin menjelaskan, kegiatan Trauma Healing itu menggunakan metode play theraphy dan berdongeng.