Sriwijaya Air Hilang Kontak

Kebanyakan Sudah Tak Utuh, Terungkap Cara Petugas Identifikasi Jenazah Korban Sriwijaya Air SJ 182

Saat ini, tim Identifikasi Korban Bencana Nasional (DVI) sudah menerima 155 kantong jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air.

Editor: Doan Pardede
KOMPAS.COM
SRIWIJAYA AIR JATUH - Petugas gabungan membawa bagian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Temuan bagian pesawat selanjutnya akan diperiksa oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedangkan potongan tubuh korban diserahkan kepada DVI Polri untuk identifikasi lebih lanjut.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG) 

TRIBUNKALTIM.CO - Ada beberapa mayat korban kecelakaan pesawat udara Sriwijaya Air SJ 182 yang ditemukan tidak utuh.

Oleh karena itu proses mengidentifikasi tubuh korban Sriwijaya udara tidak utuh dengan mencocokkan DNA.

Saat ini, tim Identifikasi Korban Bencana Nasional (DVI) menerima 155 kantong mayat korban kecelakaan udara Sriwijaya.

Hal ini diungkapkan oleh Polri Divhumas Karopenmas, Brigadir Jenderal Rusdi Hartono, Jumat (15/1/2021) di Rumah Sakit Polisi Kramat Jati, Jakarta Timur.

Baca juga: Update Sriwijaya Air: Tim Gabungan Kumpulkan Jasad Korban di 239 Kantong, Begini Detailnya

Baca juga: Pilot Pesawat Sriwijaya Air Tak Punya Pilihan, Hanya Tersisa Dua Menit Sebelum Menghantam Pulau Laki

Hingga saat ini, kata Rusdi, pihaknya sudah mendapatkan kantong jenazah sebanyak 155 kantong jenazah dan masih melakukan sejumlah proses untuk dapatkan data-data dari temuan tersebut,

Hingga saat ini tim DVI telah memasuki tahap rekonsiliasi atau pencocokan.

Mayoritas proses menggunakan korban DNA yang cocok dan DNA keluarga biologis.

Diharapkan dengan lebih banyak DNA diharapkan akan dicocokkan, maka semakin banyak identitas korban ditemukan diajukan kepada keluarga.

Sementara itu, Kepala Kepala DVI Kepolisian Nasional DVI Pusdokkes, Komisaris Pemeriksaan DNA Ahmad Fauzi memang membutuhkan lebih banyak waktu daripada pemeriksaan melalui gigi dan sidik jari.

Tetapi dia memastikan bahwa gigi, sidik jari, atau DNA adalah data inspeksi primer sehingga semua dapat dinyatakan akurat.

Pemeriksaan melalui DNA harus dilakukan jika tim DVI tidak menemukan benda tubuh dalam bentuk rahang atau sidik jari.

"Jika tubuh tidak utuh, kita perlu DNA membutuhkan waktu lebih lama karena ada tahapan," jelas Fauzi.

Baca juga: Sempat Direkam Penumpang Sriwijaya Air, Video Suasana Kabin dan Cuaca Buruk Sesaat Sebelum Take Off

Baca juga: DVI Polri Terima 72 Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air, 4 Teridentifikasi, Ada Pramugara & Kopilot

Maka Fauzi berharap keluarga bersabar atas proses yang tengah berlangsung.

Sebab menurutnya proses DVI lebih baik lambat asal tepat dibanding pihak tim DVI terburu-buru sehingga salah identifikasi.

Menunggu Sampel DNA Keluarga Tiga Jenazah Korban Sriwijaya Air

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved