Berita Nasional Terkini
Pengacara FPI: Masa Sekelas Komnas HAM Menyimpulkan Bentrok Laskar-Polisi Hanya dari Voice Note
Hariadi lantas menyayangkan pernyataaan ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyimpulkan hanya berdasar rekaman suara bukan fakta di lapangan
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Kesimpulan yang diambil Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM) atas peristiwa bentrokan antara polisi dan laskar FPI, membuat pengacara Front Pembela Islam ( FPI) Hariadi Nasution mengaku heran.
Dalam kesimpulannya, Komnas HAM menyebut suasana bentrok tidak mencekam. Kesimpulan itu jelas hanya didasarkan pada rekaman suara (voice note). Padahal, fakta yang terjadi sebenarnya, saat itu sangat mencekam.
“Itu kan kejadiannya pagi menjelang subuh ya, kalau posisi tegang, apalagi statusnya laskar, dia tetap santai, tetap enjoy, ya karena mereka juga tahu, dia di dalam posisi menjaga ulama,” kata Hariadi seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (18/1/2021).
“Kenapa dengan voice note saja dia bisa menyimpulkan suasana itu enggak tegang, enggak mencekam? Jadi enggak ada yang meninggal dong? Mencekam lah itu sudah pasti, berapa peluru ke dalam tubuh setiap mantan laskar itu coba,” ucap dia.
Hariadi lantas menyayangkan pernyataaan ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik yang menyimpulkan hanya berdasarkan rekaman suara bukan berdasarkan fakta di lapangan.

“Ya itu kan terjadinya para laskar yang mengalami, sementara ketua Komnas HAM itu kan dia enggak mengalami, dia hanya mendengar rekaman voice note dan menyimpulkan hal itu dari voice note,” kata Hariadi
“Itu sangat-sangat disayangkan sekali begitu, masa sekelas Komnas HAM menyimpulkan dari voice note itu laskar FPI ketawa-ketawa,” ucap dia.
Lebih lanjut Hariadi menilai, Komnas HAM terlalu cepat menyimpulkan apa yang menjadi temuannya tanpa melihat fakta bahwa yang meninggal ada 6 orang laskar. Ia juga menyayangkan aparat kepolisian yang pada akhirnya menembak anggota laskar FPI.
“Kalau melawan laskar kayak begitu, menurut saya, enggak perlu juga dibunuh sampai kayak begitu, kan lihat sendiri jenazahnya itu kan hasil otopsinya seperti apa,” kata Hariadi.
“Petugas harus sabar apalagi ngadepin anak-anak muda, cara-caranya SOP-nya kan juga harus ada, misalnya ditembak peringatan atau apa biar mereka tau ini polisi,” ucap dia.
Ada 2 Jenderal Aktif, SBY Ungkap 4 Nama Tokoh Ikut Dicatut di Isu Kudeta Demokrat, Satunya Kapolri |
![]() |
---|
Anak & Mantu Jokowi Dikawal Paspampres, Istana: Gibran & Bobby Tak Spesial, Semua Kepala Daerah Sama |
![]() |
---|
Akhirnya Ngabalin Tak Terima Moeldoko Terus Diseret SBY di Kudeta Demokrat, Tak Bermanfaat ke Rakyat |
![]() |
---|
Tetap Dukung AHY, 7 Organisasi Sayap Demokrat Tolak KLB, KMD akan Usung Ibas - Moeldoko di KLB |
![]() |
---|
Apa itu SKCK Online dan Bagaimana Cara Bikinnya? Dibutuhkan untuk Pendaftaran CPNS dan PPPK |
![]() |
---|