Virus Corona di Kaltim
Kasus Covid-19 di Kaltim Meningkat, Psikolog Unmul Sebut Masyarakat tak Taat Prokes
Bahkan data yang dikeluarkan Satgas covid-19 Sabtu (23/1/2021) kemarin terjadi peningkatan kasus sebanyak 609 kasus.
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Meningkatnya kasus terkonfirmasi positif covid-19 cukup memprihatinkan.
Bahkan data yang dikeluarkan Satgas covid-19 Sabtu (23/1/2021) kemarin terjadi peningkatan kasus sebanyak 609 kasus.
Dengan angka tersebut menjadi rekor tertinggi sementara penambahan kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kalimantan Timur.
Baca juga: Kasus Covid-19 tak Kunjung Turun, Walikota Balikpapan Sebut PPKM Kemungkinan Diperpanjang
Baca juga: Kebakaran Terjadi di Warung Makan Samarinda, Api Diduga Berasal dari Kompor yang Masih Menyala
Baca juga: SAH, Pasangan Fahmi-Masitah Jadi Bupati dan Wakil Bupati Paser Terpilih
Bahkan Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Padilah Mante Runa beberapa waktu lalu mengatakan, meningkatnya kasus terkonfirmasi positif covid-19 itu dikarenakan masyarakat lalai dalam mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan.
Protokol Kesehatan berupa 3M yaitu menjaga jarak, mencuci tangan dan mengenakan masker seringkali dilupakan masyarakat. Sehingga diyakini kasus positif covid-19 di Kaltim selalu ada setiap hari.
Ternyata lalainya Prokes atau protokol kesehatan ini juga mendapat pengamatan dari Psikolog Universitas Mulawarman (Unmul) Lisda Sofia, Minggu (24/1/2021).
Baca juga: Gubernur Lantik 236 Pejabat di Lingkup Pemprov Kaltim, Isran Noor: Bekerja Sesuai Amanah
Baca juga: Kisah IRT Edarkan Uang Palsu di Balikpapan, Sudah Belanjakan Rp 800 Ribu, Terancam Dibui 15 Tahun
Ia menilai beberapa faktor orang lalai terhadap prokes selama pandemi covid-19.
Menurutnya faktor lingkungan menjadi beberapa faktor kuatnya seseorang dalam mentaati prokes.
Misalnya, lingkungan tersebut kuat dan taat dalam mengikuti prokes otomatis individu tersebut mengikuti dan begitupula sebaliknya.
"Di psikologi,social cirlce itu akan menentukan keyakinan keyakinan terhadap prokes ini. Orang yang bergaul dengan lingkungan prokes yang ketat, dia akan ketat juga prokesnya," kata Lisda Sofia.
Selain faktor eksternal, ia menilai faktor pribadi individu juga mempengaruhi taat atau tidaknya mengikuti prokes.
Poin ini ia sebut bias optimisme atau optimisme yang salah.
Faktor ini dikarenakan seseorang yakin dan percaya diri kalau dia tidak terpapar covid-19.
Sementara itu ada juga seseorang yang kuat dan disiplin dalam mematuhi prokes.
Meskipun lingkungan mayoritas tidak mengikuti prokes, individu ini tetap taap mengikuti prokes yang dianjurkan pemerintah.
Baca juga: Satu Pasien Covid-19 di Kukar Meninggal Dunia, Sempat Dirawat 5 Hari di RSUD AM Parikesit
Baca juga: Cara Elegan Anies Baswedan Tepis Isu Cuci Tangan Hadapi Covid-19, Postingan Instagram Jadi Sorotan