Virus Corona
Ke Epidemiolog, Luhut Binsar Akui 2 Juta Data Covid-19 Belum Diinput, Jubir Menko Marves Klarifikasi
Ke Epidemiolog, Luhut Binsar Pandjaitan akui 2 juta data covid-19 belum diinput, Jubir Menko Marves klarifikasi
TRIBUNKALTIM.CO - Angka kasus baru Virus Corona di Indonesia terus meningkat.
Hingga kini, di Indonesia tercatat lebih dari 1 juta kasus infeksi Covid-19.
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pun mengungkapkan fakta baru, yakni ada 2 juta data Covid-19 yang belum diinput.
Hal ini diungkapkan Luhut Binsar Pandjaitan di hadapan para Epidemiolog.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) sudah memulai program Vaksinasi.
Indonesia menggunakan vaksin Sinovac asal China.
• Pemkot Samarinda Sebut Pasar Diupayakan Juga Tutup di Hari Sabtu - Minggu, Pedagang Buka Ditegur
• Video Tik Tok Pertama Yuni Shara Viral Lagi, Goyangan Gak Kalah Sama Anak SMA
Jokowi menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin.
Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Jodi Mahardi meluruskan pernyataan Menko Marves Luhut Pandjaitan soal 2 juta data Covid-19 yang belum masuk dalam rekap pemerintah.
Jodi mengatakan, 2 juta data tersebut bukan data kasus positif yang ditutupi, melainkan kasus-kasus negatif yang belum dilaporkan.
"Sebenarnya bukan 2 juta kasus positif yang belum masuk.
Tetapi, ada banyak hasil tes negatif yang tertunda untuk dilaporkan oleh laboratorium," kata Jodi dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/2/2021).
Jodi menyampaikan, hal itu terjadi karena selama ini banyak laboratorium yang cenderung lebih dahulu melaporkan kasus positif.
Sehingga data kasus negatif tertunda dilaporkan.
"Karena jumlah tes yang besar dan tenaga entry terbatas, laboratorium cenderung lebih dahulu melaporkan hasil positif agar bisa segera ditindaklanjuti,” ujar Jodi.
Jodi juga meluruskan pernyataan Luhut yang menyebut 2 juta data tersebut akan berpengaruh pada positivity rate atau perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.