Berita Nasional Terkini

Effendi Gazali Sorot Pidato Jokowi Minta Dikritik & Prabowo Minta Kader Gerindra tak Buat Gaduh

Effendi Gazali sorot pidato Jokowi minta dikritik & Prabowo Subianto justru minta kader Gerindra tak buat gaduh

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase Tribun Kaltim
Presiden Joko Widodo dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto 

TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Joko Widodo ( Jokowi) berpidato dalam waktu yang hampir berdekatan dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

Diketahui, Menteri Pertahanan berpidato di upacara HUT ke 13 Partai Gerindra.

Sedangkan Jokowi berpidato di Hari Pers Nasional dan soal hasil ombudsmen.

Pakar Komunikasi Politik Effendi Gazali pun menyorot dua pidato tokoh politik tersebut.

Jokowi meminta agar publik tak ragu memberi kritik kepada Pemerintah.

Sementara Prabowo Subianto meminta kader Gerindra tak membuat gaduh.

Akhirnya Hakim Akui King Maker di Kasus Djoko Tjandra Nyata, Pinangki Berbelit, KPK Mau Turun Tangan

Keluarga Beber Perlakuan Polisi ke Ustadz Maaher, Polri Ungkap Penyakit Soni Eranata Bisa Mencoreng

Pengamat Komunikasi Politik, Effendi Ghazali menyampaikan pandangannya terkait pidato dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Pidato Prabowo Subianto disampaikan secara virtual saat memberikan intruksi kepada kadernya yang bertepatan dengan hari ulang tahun ke-13 Partai Gerindra, Sabtu (6/2/2021).

Dilansir dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Selasa (9/2/2021), Effendi Ghazali lalu mengaitkan dengan pidato yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo ( Jokowi).

Seperti yang diketahui, Jokowi juga melakukan dua pidato setelah Prabowo Subianto.

Yakni pidato terkait hasil ombudsman serta peringatan Hari Pers Nasional, pada Selasa (9/2/2021).

Effendi Ghazali pertama membandingkan gaya pidato Prabowo Subianto saat ini dengan di HUT Gerindra tahun lalu.

Selain kondisinya yang dinilai berbeda akibat pandemi Covid-19, Effendi Ghazali menyoroti gestur tubuh dari Prabowo Subianto yang dinilai lebih tenang dan kalem, terlepas dari sifatnya yang lugas dan keras.

"Memang pada waktu itu belum ada pandemi Covid-19.

Saya rasa ini mungkin disesuaikan karena tidak semeriah pada waktu tahun lalu," ujar Effendi Ghazali.

"Dan ini saya rasa tidak ada beban khusus juga, kalau soal pegang-pegang mic, lebih banyak tahun lalu," ungkapnya.

Akhirnya Polri tak Tinggal Diam Dituduh Novel Baswedan Tahan Ustadz Maaher Sakit, Beri Penjelasan

Effendi Ghazali lantas menekankan pada poin saat Prabowo Subianto yang meminta kadernya untuk tidak membuat gaduh hingga menganggu kestabilan politik maupun negara.

Dirinya lalu mengaitkan dengan poin pidato dari Jokowi yang justru meminta masyarakat lebih banyak memberikan kritik.

"Justru ini menarik, setelah Pak Prabowo bicara, ketika ada peluncuran hasil-hasil ombudsman, Bapak Presiden justru bilang ayo masyarakat mari terus kritik, masukan dalam waktu itu konteksnya maladministrasi," kata Effendi Ghazali.

"Kemudian pada peringatan hari Pers Nasional, Bapak Presiden bilang pers itu adalah saranan buat diskusi dan kritik."

"Jadi menurut saya ini adalah penyesuaian pada suasana, tetapi mengandung arti tertentu," jelasnya.

Lebih lanjut, Effendi Ghazali juga menggarisbawahi saat Prabowo Subianto meminta Gerindra untuk kompak dan patuh terhadap pimpinan.

"Di tengah-tengah kan ada isu, jangan gaduh, lebih kompak dan patuh terhadap pimpinan."

"Kata pimpinan ini bisa bermakna dua, kepada pimpinan partai maupun pimpinan pemerintahan karena disinggung menyelesaikan masalah di tengah pandemi," terangnya.

"Entah kenapa ada keseimbangan dalam dua hari ini, justru Pak Presiden mengatakan masyarakat terus menerus melakukan kritik ditambah lagi ruang diskusi."

"Jadi kalau orang melakukan kritik dalam rangka diskusi, itu malah disambut oleh Presiden. Jadi ini bagus lah, balance," pungkasnya.

Tak Banjir Lagi, Anies Baswedan Bandingkan Kampung Melayu Zamannya & Era Ahok, Bongkar Tips Sukses

Prabowo Bertemu Anies Baswedan

Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pekan lalu.

Terkait hal itu, analis politik Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang Adib Miftahul menduga pertemuan keduanya tak jauh dari tarik ulur terkait Revisi Undang-Undang Pemilu yang sarat dengan kepastian Pilkada 2022 dan 2023 atau Pemilu Serentak di 2024.

"Saya kira pertemuan kedua tokoh tersebut tak jauh dari soal RUU Pemilu yang sedang tarik ulur di DPR dan para aktor politik.
Apalagi mereka adalah bagian dari tokoh sentral terutama di pemilu selanjutnya.

Apakah nanti Pilkada 2022, 2023 ataupun pemilu serentak 2024," ujar Adib, ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (6/2/2021).

Update Status Medsos, Kumpulan Ucapan Selamat Imlek 2021 Terbaik Lengkap 4 Bahasa, Kirim di WhatsApp

Menurut Adib, jadi tidaknya pelaksanaan pilkada 2022 dan 2023 atau pemilu serentak 2024 memiliki efek positif dan negatif bagi Prabowo dan Anies.

Untuk Anies yang tak memiliki partai politik, jika Pilkada DKI akhirnya dilaksanakan pada 2024 maka akan sangat tak menguntungkan baginya.

"Makanya dia (Anies) butuh dukungan dari partai, apalagi Gerindra suporting utama saat Pilkada DKI 2017 lalu.

Tak menutup kemungkinan pula, 2024 Gerindra bakal jadi perahu Anies diajak berduet dengan Prabowo.

Intinya (membahas) siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan soal 2022 dan 2023 atau 2024," jelasnya.

Di sisi lain, walaupun masih terkesan prematur Adib tak menutup kemungkinan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan tengah membuat roadmap menuju Pemilu 2024.

"Walaupun ini masih terlalu prematur, mereka berdua bisa saja membuat sebuah roadmap atau jalan rencana untuk suksesi besar di 2024 (saat bertemu).

Balik lagi, acuan tarik ulur soal pemilu 2022/2023 atau 2024, adalah grand design besar untuk suksesi setelah Jokowi lengser," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Pertahanan dan juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pada pekan lalu.

"Benar pekan lalu (melakukan pertemuan)," ujar Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak saat dihubungi, Jakarta, Jumat (5/2/2021).

Fakta Baru Asal Usul Virus Corona, Tim WHO tak Temukan Bukti di Wuhan, Bahas Kebocoran Laboratorium

Namun, Dahnil tidak menjelaskan topik pembicaraan yang dibahas oleh Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Ia meminta persoalan tersebut ditanyakan kepada Anies secara langsung.

Dihubungi terpisah, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan, pertemuan tersebut hanya silahturahmi antar kedua belah pihak, tanpa membicarakan isu Pilkada DKI Jakarta.

"Silahturahmi biasa, tidak ada hal yang khusus," ucap Dasco.

( TribunKaltim.co / Rafan Arif Dwinanto )

Artikel ini telah tayang dengan judul Kaitkan Pidato Prabowo dengan Jokowi, Effendi Ghazali: Jadi Ini Bagus, Balance, https://wow.tribunnews.com/2021/02/10/kaitkan-pidato-prabowo-dengan-jokowi-effendi-ghazali-jadi-ini-bagus-balance?page=all.

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved