Sejumlah Saksi Kebakaran Pasar Loktuan Protes, Tim Polres Bontang Keliru Tentukan Titik Awal Api

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG-Dugaan awal mula munculnya api dari belakang pada  kebakaran Pasar Citra Mas Loktuan Bontang, dibantah sejumlah saksi mata yang berada di lokasi kejadian. 

Salah satunya, Ridwan pedagang sembako protes atas proses olah TKP yang dilakukan Tim Inafis Polres Bontang bersama Laboratorium Forensik dari Polda Jawa Timur.

Pasalnya, lokasi Olah TKP dari Tim Polres Bontang bukan dititik awal mula Api muncul.

Artinya ada ke keliruan menentukan awal titip api pertama.

Baca juga: Data Pasien Covid-19 tak Valid, Walikota Balikpapan Rizal: KTP Klandasan, Tinggal di Kampung Baru

Baca juga: Tingkat Kesembuhan Kaltim Lebih Tinggi daripada yang Terjangkit Covid-19, Gubernur: Tetap Waspada

"Kami bingung. Padahal titik awal muncul dari bagian tengah. Tapi yang diperiksa itu dibagian belakang karena alasannya api muncul dari sana," ungkapnya, Selasa (16/02/2021).

Harusnya, sambung Ridwan, jika penyelidikan dilakukan dari titik awal api, maka yang harus diperiksa adalah bagian tengah pasar dan jangan dibagian belakang.

"Yang belakang itu api kedua. Tapi bagian belakang ini memang ada ledakan besar saat kebakaran terjadi," bebernya.

Baca juga: BREAKING NEWS Bupati Paser Yusriansyah Syarkawi Meninggal Dunia, Hasil PCR Belum Keluar

Baca juga: Laka Tunggal Terjadi Lagi, Seorang Pengemudi di Balikpapan Tewas Sebelum Sempat Dilarikan ke RS

Senanda dengan Ridwain, Herdi yang merupakan pedagang sembako juga menyaksikan awal pertama kejadian terbakarnya Pasar Citra Mas Loktuan.

Ia menyebutkan, saat kejadian dirinya berada di lokasi.

"Saya di kios. Saya liat api ada di tengah bukan di belakang," sebutnya.

Ia juga mengaku bingung karena Tim Polres Bontang menentukan titik api awal di bagian belakang.

Baca juga: Sekda Kaltim Sebut jika Bupati dan Walikota Batal Dilantik, Sekda Tiap Daerah Ditunjuk Jadi Plh

"Iya enggak tau kenapa. Makanya kami tadi pertanyakan. Karena pemeriksaan diprioritaskan dari belakang," pungkasnya.

Penulis: Ismail Usman/Editor: Samir Paturusi