Virus Corona di Berau
Soal Penggunaan GeNose, Kadinkes Berau Tegaskan Tes Rapid Antigen Masih Efektif Deteksi Covid-19
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau Iswahyudi menegaskan pihaknya masih menggunakan tes rapid antigen sebagai screening awal untuk mengetahui apaka
Penulis: Ikbal Nurkarim |
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB- Kepala Dinas Kesehatan Berau Iswahyudi menegaskan pihaknya masih menggunakan tes rapid antigen sebagai screening awal untuk mengetahui apakah seseorang positif Covid-19 atau tidak.
Selain itu, lanjutnya, tes rapid antigen masih menjadi syarat jika harus keluar daerah terutama yang menggunakan transportasi udara meski telah mendapat sertifikat vaksin.
"Sebetulnya dengan proses yang ada sekarang, yakni tes rapid antigen sangat efektif, artinya orang yang positif antigen 80 sampai 90 persen itu positif Covid-19 saat dilakukan swab atau PCR, sehingga itu bisa kejaring lebih dulu," kata Iswahyudi ke TribunKaltim.co, Kamis (18/2/2021).
Baca juga: Kemenpolhukam Petakan Ancaman, 2 Objek Vital Nasional di Kaltim jadi Perhatian
Baca juga: Kasus Covid-19 Turun di Balikpapan, Walikota Rizal Effendi tak Berani Ambil Kesimpulan
"Apalagi tes rapid antigen ini hanya berlaku dua hari sehingga orang yang berangkat dengan membawa tes rapid antigen Insya Allah sudah aman di Berau. Makanya kasus dari pelaku perjalanan dapat kita tekan termasuk kasus perusahaan karena makin ketatnya aturan itu," ucapnya.
Iswahyudi menambahkan berbeda dengan tes antibodi tingkat keakuratan masih di bawah tes rapid antigen untuk mendeteksi apakah seseorang terpapar Covid-19 atau tidak.
Ditanya terkait GeNose untuk screening atau syarat untuk melakukan perjalanan, Iswahyudi mengatakan, pihaknya masih menunggu pihak terkait, yakni Dinas Perhubungan karena pengadaan alat GeNose ada di kementerian terkait.
Baca juga: BREAKING NEWS Dini Hari Jago Merah Beraksi di Balikpapan, Lahap Pertokoan Warga di Prapatan
Baca juga: Saksi Mata Pertama di Kebakaran Prapatan Balikpapan, Bangunkan Warga Pakai Palu, Dipukul ke Tiang
"Kita masih menggunakan secara nasional yakni antigen. Dan GeNose ini jumlahnya tidak banyak, yakni masih dibeli oleh jajaran Kementerian Perhubungan, namun bisa saja nanti kebijakannya Kementerian Perhubungan untuk menyediakan alat ini di tempat aktivitas, seperti bandara atau terminal," tuturnya.
Iswahyudi menambahkan pada dasarnya penggunaan GeNose sendiri hanya sebagai screening awal untuk mengetahui apakah seseorang terjangkit virus atau tidak, namun harus tetap dilakukan PCR atau swab untuk membuktikannya.
"Tetapi kalau untuk penumpang pesawat jika rapid antigen tidak berlaku, maka akan riskan karena begitu datang di daerah tujuan ternyata positif sehingga penggunaan tes rapid antigen ini masih sangat efektif," tuturnya.
Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Rahmad Taufiq