Sejarah Hari Ini

23 Februari 1923, Pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan Meninggal Dunia, Rekam Jejak Muhammad Darwis

Tanggal 23 Februari 1923, Pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlah meninggal dunia, berikut rekam jejak tokoh yang bernama asli Muhammad Darwis.

Editor: Amalia Husnul A
Suara Muhammadiyah
Pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan berdiri paling belakang. Tanggal 23 Februari 1923, Pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlah meninggal dunia, berikut rekam jejak tokoh yang bernama asli Muhammad Darwis. 

Baca juga: Lengkap, Jadwal Puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1442 H Muhammadiyah, Pemerintah?

Oleh karena itu, Ahmad Dahlan ingin mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Al Quran dan Hadis.

Perjalanannya belajar agama Islam mengantarkannya hingga ke Arab Saudi pada 1890.

Tak hanya pergi haji, di sana dia juga belajar kepada ilmu hadis kepada Kyai Mahfudh Termas dan Syekh Khayat; belajar ilmu qiraah kepada Syekh Amien dan Sayid Bakri Syatha; belajar ilmu falaq pada KH Dahlan Semarang; juga pernah belajar pada Syekh Hasan tentang mengatasi racun binatang; dan masih banyak lagi.

Sebelum menunaikan ibadah haji, Ahmad Dahlan lebih banyak mempelajari kitab-kitab, dari Ahlussunnah waljamaah dalam ilmu aqaid, dari madzab Syafii dalam ilmu Fiqh dari Imam Ghozali dan ilmu tasawuf.

Setelah bermukim di Mekah kurang lebih 8 bulan, cakrawala Muhammad Darwis terbuka.

Setelah itu pula namanya berganti menjadi Ahmad Dahlan.

Pengalaman Ahmad Dahlan mengajar agama Islam ke masyarakat dimulai setelah ia pulang dari menunaikan ibadah haji pertama.

Ahmad Dahlan mulai dengan membantu ayahnya mengajar para murid yang masih kanak-kanak dan remaja.

Dia merupakan pegawai kesultanan Keraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang.

Arah kiblat

Sebagai Khatib Amin, Ahmad Dahlan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan agama Islam yang dimiliki, pengalaman berinteraksi dengan berbagai kelompok dalam dunia Islam, serta pengalamannya memberi pelajaran agama Islam selama ini sehingga sering muncul ide dan aktivitas baru.

Berbeda dengan para khatib lain yang cenderung menghabiskan waktu begitu saja ketika sedang bertugas piket di serambi masjid besar Kauman, Ahmad Dahlan secara rutin memberikan pelajaran agama Islam kepada orang-orang yang datang ke masjid besar ketika ia sedang melakukan piket.

Salah satu sumbangsihnya yang menuai kontroversi adalah saat dia melihat arah kiblat masjid Gede Kauman Yogyakarta tidak tepat.

Padahal itu merupakan hal krusial bagi umat Islam.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved