Berita Kaltim Terkini
Musda MUI Kaltim Siap Digelar Malam Ini, KH Hamri Has tak Ingin Dicalonkan Lagi
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Timur, Hamri Has berharap, Musda ke-10 MUI Kalimantan Timur berlangsung lancar tertib dan damai.
Penulis: Nevrianto | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA-Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Timur, Hamri Has berharap, Musda ke-10 MUI Kalimantan Timur berlangsung lancar, tertib dan damai.
Hal ini disampaikan saat ditemui di ruang kerjanya di Kantor MUI Kaltim, Jalan Harmonika Kota Samarinda Kalimantan Timur, Selasa (23/2/2021)
Musda ke-10 MUI Kalimantan Timur merupakan agenda rutin karena dilaksanakan setiap 5 tahun dan untuk memilih pengurus baru.
Baca juga: Gubernur Kaltim Isran Noor Sebut Kukar, Kutim dan Mahulu Berpotensi Karhutla, Ini Alasannya
Baca juga: Ingin Memancing, Seorang Pemuda di Samarinda Tiba-tiba Lompat ke Sungai Mahakam, Sempat Minta Tolong
"Kalau untuk pencalonan yang jelas untuk saya sudah wanti-wanti dengan panitia, saya tidak mencalonkan lagi. Saat Musda formatur yang menentukan apalagi sudah 2 periode ditambah dengan pergantian antar waktu.
Jadi saya sudah memimpin MUI Kaltim lebih dari 10 tahun. Dan karena faktor umur saya sudah diatas lansia 82 tahun sering lupa.
Baca juga: Kebakaran Terjadi Lagi, Sebuah Mess Perusahaan di Balikpapan Dilalap Jago Merah
Baca juga: PDAM Balikpapan Tidak Mengalir, Pipa IPAM Damai Stop Produksi 45 Persen, Berikut Daerah Terdampak
Oleh karenanya, kalau tak ada yang mencatat saya suka lupa. Beberapa waktu lalu saya diundang di masjid Istiqlal jakarta mohon maaf saya inginkan ada pengganti," katanya.
Hamri Has berharap, karena selama ini MUI berjalan dan tidak ada pergesekan antar pengurus, karena MUI mengembang amanat umat
Baca juga: Di Balikpapan Tercatat 104 Kasus Positif Covid-19, Kamar Isolasi di Rumah Sakit Mulai Longgar
MUI menyampaikan dakwah pada umat karena dalam kepungurusan musyawarah.
"MUI tenda besar ormas seluruh Indonesia induknya dari MUI dan tidak berpolitik tapi jangan buta politik sebab kalau buta politik nanti dipolitikin orang," katanya.
Penulis Nevrianto Hardi Prasetyo/Editor: Samir Paturusi