Berita Nasional Terkini

Kisah di Balik Ajakan Presiden Jokowi Benci Produk Luar Negeri, Ada Kaitannya dengan China

Pernyataan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) mengenai benci produk luar negeri menjadi sorotan, bahkan berujung polemik

Instagram.com/sekretariat.kabinet/
Kisah di Balik Ajakan Presiden Jokowi Benci Produk Luar Negeri, Ada Kaitannya dengan China 

"Jadi ketika kita buka platform e-commerce global tersebut, benar saja, ternyata hijab yang dijual perusahaan itu harganya hanya Rp 1.900 per satu pcs," ungkap Lutfi.

Kondisi tersebut tentunya mematikan UMKM lantaran harga yang dipatok hijab asal China itu jauh lebih rendah dari hijab produksi dalam negeri.

Padahal, kata Lutfi, nilai bea masuk yang dibayarkan perusahaan tersebut dari impor hijab yang dilakukan hanya sebesar US$ 44.000.

"Mereka membayar bea masuk US$ 44.000 tapi menghancurkan industri UMKM tersebut, yang membayar biaya gajinya US$ 650.000 untuk 3.400 orang," ucap dia.

Lutfi bilang, praktik curang tersebutlah yang dibenci oleh Jokowi sehingga memicu pernyataan Benci Produk Luar Negeri.

Sebab imbasnya sangat besar kepada pelaku UMKM lokal.

"Inilah yang menyebabkan kebencian produk asing yang diutarakan Presiden karena kejadian perdagangan yang tidak adil, tidak menguntungkan dan tidak bermanfaat," ujarnya.

Meski demikian, dia menegaskan, bukan berarti Indonesia melakukan proteksionisme.

Upaya mendorong kecintaan produk dalam negeri utamanya untuk melindungi UMKM dan membasmi praktik predatory pricing yang mematikan usaha rakyat.

Baca juga: Sapaan Mesra Bobby Nasution pada Kahiyang Ayu Disorot, Menantu Jokowi Lebih Romantis dari Aldebaran

Baca juga: Pembangunan Lapangan Terbang Binuang di Nunukan, Bupati Asmin Laura: Ini Komitmen Presiden Jokowi

Ia bilang, Indonesia tidak memiliki sejarah melakukan proteksionisme dan tetap terbuka dengan perdagangan global.

Hal itu dibuktikan dengan 25 perjanjian dagang internasional yang dimiliki Indonesia hingga saat ini.

"Artinya kita ini memang bukan bangsa yang proteksionisme karena kita sadar proteksionisme itu tidak memberikan nilai tambah pada kesejahteraan Indonesia," terang Lutfi.

Jokowi Blunder?

Pernyataan Presiden Joko Widodo yang menggaungkan benci produk dari luar negeri riskan disalahpahami oleh masyatakat.

Menurut Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute, Gun Gun Heryanto, seharusnya komunikasi persuasif yang ditonjolkan Jokowi untuk merangsang masyarakat memiliki kecintaan pada produk dalam negeri.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved