Kisruh Partai Demokrat

Tegas, Eks Panglima TNI Gatot Nurmatyo Tolak Mentah-Mentah Tawaran Jadi Ketum Demokrat, Ingat SBY

Tegas, Eks Panglima TNI Gatot Nurmatyo tolak mentah-mentah tawaran jadi Ketum Partai Demokrat, ingat SBY

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Istimewa, Kompas.com
Eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo mencium tangan Susilo Bambang Yudhoyono 

TRIBUNKALTIM.CO - Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo membuat pengakuan mengejutkan mengenai konflik di Partai Demokrat.

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia ( KAMI) ini mengaku juga ditawari posisi Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY).

Diketahui, Kepala Kantor Staf Presiden yang juga mantan Panglima TNI, Moeldoko kini menjadi Ketum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa ( KLB) di Deli Serdang.

Meski mendapat tawaran, Gatot Nurmantyo mengaku langsung menolak karena mengingat jasa Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) terhadap karir militernya.

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia ( KAMI) Gatot Nurmantyo mengaku pernah didatangi seseorang untuk terlibat dalam upaya kudeta atau penggulingan inskonstitusional terhadap Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat.

Hal itu disampaikan Gatot Nurmantyo dalam sesi wawancara di kanal Youtube Bang Arief pada Jumat (5/3/2021).

Baca juga: AHY: Moeldoko Hanya Berambisi Tapi Tak Mencintai Demokrat, Bukti Setia pada AHY, Kader DKI Cap Darah

Baca juga: Bukan Moeldoko, Mahfud MD Sebut Pemerintahan Jokowi Akui AHY Sebagai Ketua Umum Partai Demokrat

Tepatnya sebelum pelaksanaan Kongres Luar Biasa ( KLB) kubu kontra-AHY yang menunjuk Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

"Ada juga yang datang sama saya.

Datang, 'Wuh, menarik juga'.

Saya bilang, gimana prosesnya?

'Begini Pak, nanti kita bikin KLB.

KLB terus gimana?

Ya nanti visi yang dilakukan adalah kita mengganti AHY dulu.
Mosi tidak percaya, AHY turun.

Setelah turun, baru pemilihan', 'Bapak nanti pasti deh begini, begini'.

Oh begitu ya, saya bilang begitu gitu," ujar Gatot dilansir dari video di akun Instagram miliknya, @nurmantyo_gatot, Minggu (7/3/2021).

Setelah mendengar tawaran tersebut, mantan Panglima TNI itu justru langsung mengingat sosok Presiden ke-6 sekaligus Ayahanda AHY, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY).

"Saya bilang menurunkan AHY, saya bilang gini lho, 'Saya ini bisa naik bintang satu, bintang dua, taruh lah itu biasalah.

Tapi kalau begitu saya naik bintang tiga itu Presiden pasti tahu kan gitu.

Kemudian jabatan Pangkostrad, pasti Presiden tahu.

Apalagi Presidennya tentara waktu itu Pak SBY ya kan.

Tidak sembarangan gitu," kata Gatot Nurmantyo.

"Bahkan saya Pangkostrad dipanggil oleh SBY ke Istana, 'Kamu akan saya jadikan Kepala Staf Angkatan Darat'.

Karena saya terima kasih atas penghargaan ini dan akan saya pertanggungjawabkan.

'Laksanakan tugas dengan profesional.

Cintai prajuritmu dan keluarga dengan segenap hati dan pikiranmu.

Itu saja, selamat'.

Beliau tidak titip apa-apa, tidak pesan lainnya lagi," sambung Gatot Nurmantyo.

Baca juga: KLB di Sibolangit, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Nunukan Gad Khaleb: Mereka Perlu Dibersihkan Jiwanya

Gatot Nurmantyo mengakui, bahwa SBY merupakan Presiden yang telah membantunya meraih prestasi di dunia kemiliteran.

Berkat jasa besar SBY itu lah yang membuat Gatot Nurmantyo tanpa berpikir dua kali langsung menolak tawaran kudeta terhadap AHY.

"Maksud saya begini, apakah iya saya dibesarkan oleh dua Presiden.

Satu Pak Susilo Bambang Yudhoyono, satu lagi Pak Joko Widodo, kan gitu.

Terus saya membalasnya dengan mencongkel (kudeta) anaknya," imbuh Gatot Nurmantyo.

Sebagaimana diketahui, Partai Demokrat belakangan ini tengah dilanda berbagai polemik.

Puncaknya adalah terselenggaranya KLB kubu kontra-AHY yang berlangsung di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).

Di mana KLB tersebut menunjuk Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

"Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres Luar Biasa Partai Demokrat menimbang dan memperhatikan bahwa putusan menetapkan pertama, dari dua calon, atas voting berdiri, maka Pak Moeldoko ditetapkan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2026," kata mantan kader Demokrat Jhoni Allen, di KLB, Jumat (5/3/2021).

Baca juga: AHY Dikudeta dari Partai Demokrat, Annisa Pohan Justru Sebut Ada Pembiaran dari yang Punya Kuasa

Pidato Moeldoko

Sebelum menyampaikan pidato, Moeldoko meneriakan jargon Partai Demokrat sebanyak tiga kali.

"Ini adalah pidato saya yang pertama, pidato politik di depan umum, dalam upaya menjaga dan membangun demokrasi di Indonesia," kata Mantan Panglima TNI tersebut.

Moeldoko mengapresiasi para pengurus Partai Demokrat yang memilihnya sebagai Ketua Umum dalam KLB yang dianggap kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ilegal dan inkonstitusional tersebut.

Menurut Moeldoko para kader demokrat yang memilihnya tersebut sangatlah pemberani.

"Saya sungguh sangat mengapresiasi saudara-saudara sekalian dari berbagai daerah, DPD, DPC dan organ sayap, para pendiri para senior yang telah berani memperjuangkan cita-cita, yaitu sebuah Partai Demokrat yang demokratis, terbuka dan modern," kata Moeldoko.

Sebelumnya Kepala Staf Presiden Moeldoko menerima penetapan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang Sumatera Utara, Jumat, (5/3/2021).

Moeldoko menerima penetapan melalui sambungan telepon kepada peserta rapat.

"Baik, dengan demikian. Saya menghargai dan menghormati keputusan saudara. Oke kita terima menjadi ketua umum," kata Moeldoko.

Sebelum menerima penetapan, Mantan Panglima TNI tersebut terlebih dahulu menanyakan kepada peserta KLB Demokrat.

Pertanyaan tersebut untuk memastikan keseriusan para peserta KLB Demokrat memilihnya sebagai Ketum.

"Walaupun secara aklamasi rekan-rekan telah memberikan kepercayaan kepada saya, saya ingin memastikan keseriusan teman teman atas amanat ini," kata Moeldoko.

Diantaranya mengenai apakah penyelenggaraan KLB telah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai (AD/ART).

Baca juga: Manuver Moeldoko di KLB Partai Demokrat Disebut Bukan Sikap Negarawan, Pengamat: Jokowi harus Respon

Mendengar pertanyaan Moeldoko tersebut para peserta KLB secara serempak menjawab sesuai

"Kedua, saya ingin tahu keseriusan kalian memilih saya sebagai ketum demokrat, serius atau tidak?" tanya Moeldoko yang dijawab dengan kata 'serius' oleh peserta KLB.

Moeldoko juga menanyakan keseriusan para anggota Demokrat untuk menempatkan kepentingan merah putih di atas kepentingan golongan, yang kemudian dijawab siap secara serentak.

Sebelumnya sejumlah kader menggelar kongres luar biasa alias KLB di Hotel Hill, Deli Serdang, Jumat, (5/3/2021).

KLB tersebut menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum Partai.

(*)

Sebagian artikel ini telah tayang dengan judul "Cerita Gatot Nurmantyo Diajak Gulingkan AHY dari Ketua Umum Demokrat", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2021/03/07/10334831/cerita-gatot-nurmantyo-diajak-gulingkan-ahy-dari-ketua-umum-demokrat.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved